Langsung ke konten utama

Bukan Perampok

KAWERUH BASA: Peribahasa lan Saloka Jawa #12

Nang basa Jawa ana huruf Dh senajan wis ana huruf D.

1. Dhadhakan nglayoni (ib). Omongan sing wis mateng,  ijig - ijig ana masalah sing anyar lan ngrusak perjanjian atawa kesepakatan awal.

2. Dhadhap katuwuhan cangkring (ib). Rembugan sing wis ana kesepakatan gagal kerna ana fitnah.

3. Dhalang karubuhan panggung (ib). Omongan sing mandeg (terhenti).

4. Dandhang diunèkaké kontul (ib). Wong jahat disebut maen/apik.

5. Dandhang tumrap ing kayon. 1 hakim menggagahi perkara. 2 wong sing teka meng umahé wong lia go nuduh - nuduh sing ora pasti.

6. Dhayung oleh kedhung (ib). Wong sing nduwéni usaha ulih dalan sing gampang.

7. Dhedhak merangé (ib). Isi umah atawa desa. Contoh kalimat "Omah utawa desa iki dak-prcayakaké ing koe sadhedak merangé."

8. Dhindang karuban wang (ib). Hakim sing dilimpahi ruba.

9. Dhoyong - dhoyong aja rubuh (ib). Wong sing sering mbanget kerepotan ngalaksanakna kewajiban kerja tapi nek ulih sarana bisa ngerjakna kaya liané.

10. Dudha basong (ib). Duda miskin akeh anak.

11. Dudha kembang (ib). Duda urung nduwéni anak.

12. Dhukut kruwut (ib). Isi perumahan atawa desa mang rupa wit - witan buah-buahan.

8.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Istilah-istilah Anak dalam Keluarga Jawa

1. Ontang-anting: anak laki-laki/perempuan tanpa saudara (semata wayang). 2. Uger-uger lawang: dua bersaudara anak laki-laki. 3. Kembang sepasang: dua bersaudara anak perempuan. 4. Kendhana-kendhini: dua anak bersaudara, laki-laki yang tua, perempuan yang muda. 5. Kendhini-kandana: dua anak bersaudara, perempuan yang tua, laki-laki yang muda. 6. Pandhawa: Kelima anak berjenis kelamin laki-laki semua. 7. Ngayoni: Kelima anak berjenis kelamin perempuan semua. 8. Madangka: Lima anak bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. 9. Apil-apil: lima bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. Sumber Serat Centhini II - UGM Press.  

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok . Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia , Gunung Agung , lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit ( Kepo Buku ) dengan pembawa acara Bang Rame , Steven dan Mas Toto . Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumn...