Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Pangandaran Kite Festival 2019

Meriahnya Helatan Akbar Layang-layang Pangandaran 2019 Pangandaran adalah salah satu Kabupaten termuda di Jawa Barat dengan segudang tempat wisata yang menarik. Mulai dari pantai, kampung wisata, sungai, dan budayanya semua tersedia dalam daftar menu wisata di kabupaten ini. Pesona Pangandaran memang sudah terbangun di mata percinta plesiran sejak dahulu kala, bahkan sejak zaman kolonial.  Menurut sejarah Pangandaran sudah menjadi cagar alam, berikut kutipan dari Wikipedia Indonesia " Pada tahun 1922 penjajahan  Belanda  oleh Y. Everen  ( Residen Priangan ) Pananjung dijadikan  taman baru, pada saat melepaskan seekor  banteng   jantan , tiga ekor  sapi betina  dan beberapa ekor  rusa.  Karena memiliki keanekaragaman  satwa dan  jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung  dijadikan suaka Alam dan suaka margasatwa  dengan luas 530 Ha. Pa...

Review Sepatu Gunung SNTA

Sepatu SNTA Jika dirunut waktu kira-kira sudah menginjak usia tiga tahun sepatu gunung merek SNTA yang ku beli dari teman satu perusahaan sewaktu masih menjadi kuli di Jakarta Raya. Saya membeli sepatu SNTA bukanlah sebuah pilihan dari hati ataupun penalaran akal, melainkan sebuah pilihan terpaksa dari sebuah ketidaktahuan yang mendalam pada peralatan out door . Bisa dikatakan aku hanya manut saran dari temanku yang sekaligus menjadi penjual dari sepatu yang ku beli.  Berawal dari niat mendaki gunung Semeru pada tahun 2016 lalu, semua tuntutan peralatan out door harus dilunasi oleh sejumlah lembaran merah biru dari dalam dompet. Sepatu gunung, jaket gunung, tongkat, sarung tangan, keril dan sejumlah aksesorir terbayar lunas tanpa berpikir merek, warna, jenis barang. Yang tergambar dalam otakku hanyalah sebuah kepemilikan saja dan berangkat mendaki.  Tidak salah pilihan dari temanku ini membawa manfaat andalan dari merek sepatu SNTA yang saya rasakan dari awal ...

Bisunya Raja Pati

Bisunya Raja Pati Panyol tak pernah tahu apa pikiran masyarakat desanya, terlalu berlebihan jika memikirkan mereka satu persatu. Tekadnya hanya menguburkan jenazah yang masih ditutup jarik batik motif parang. “ Yu, mayit mau dikuburna nang endi?” Suaranya lirih kepada wanita duduk di depan mayit. Lama tak ada jawaban, hening tanpa satu vokal huruf pun yang keluar dari mulut wanita itu. Panyol terdiam kembali tanpa memberikan kata-kata, dia takut melukai hatinya. Awan berjalan cepat ke arah barat daya hingga bertumpuk-tumpuk menjadi sebuah gumpalan hitam, suasana kampung semakin bisu bagai hutan tanpa kera. Aura mistik selalu muncul saat anak manusia meninggalkan jasadnya, hingga burung koak mencuri tahu siapa yang meninggal. Suara parau koak adalah misteri tersendiri bagi masyarakat kampung Kubangpari, bukan hanya suaranya arah terbangnya pun menjadi tanda. Ya sebuah tanda kematian. Kematian Dan Tangisan Kampung masih membisu dan enggan menggerakan apapun, hanya Pan...

Perjalanan Ke Timur

Tulisan ini pernah dibacakan penuh di bulan puasa hingga setelah lebaran tahun 2019 di Radio Taiwan International seksi bahasa Indonesia. Perkenalan kembali saya Indra Sukmana pendengar lama yang telah lama tidak mendengarkan RTISI sejak 2010 sampai awal 2019. Semoga pintu RTISI selalu terbuka untuk semua pendengarnya. Saya tertarik sekali untuk berbagi cerita di acara kak Maria, saya juga sempat iri dengan pendengar lainnya seperti Liana Safitri, Waluyo Ibn Dischman dan Rudi Hartono yang sering kirim ulasan buku. Mereka membuatku tergugah untuk menulis apa saja. Berbeda dengan yang lainnya, di sini saya ingin berbagi pengalaman saya saat merasa “hampa” dalam kehidupan. Kehampaan itu saya isi dengan perjalanan ke timur Indonesia dengan jalur darat. Cerita pengalaman ini saya akan bagikan dalam beberapa subjudul berdasarkan pulau yang disinggahi. Singkat cerita saya adalah seorang karyawan swasta di perusahaan besar di Jakarta. Dengan gaji lumayan dan kehidupan yang mudah di J...