Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Buku Dan Film Max Havelaar

Menjadi penggemar narasi kolonial adalah bagian dari percikan-percikan sel otakku, entah siapa yang menjejalinya. Mungkin juga si Ranesi, alias Radio Nederland Seksi Indonesia, oh mungkin juga bahan bacaan yang selalu dibaca. Itulah nyatanya aku terlalu jauh untuk mencintai narasi usang kolonial. Dua tiga buku telah dibaca seakan merasuk dan kesurupan nuansa kolonial, tapi aku masih candu untuk lagi dan lagi. Hingga akhirnya menemukan Max Havelaar di tahun 2015. Buku Max Havelaar Aku bertemu Max Havelaar tidak jauh-jauh dari tempat tinggal, hanya di Gramedia Kalibata sekali jumpa langsung bawa. Saat ini di Pamarican aku kembali membaca narasi novel kolonial yang konon menggeparkan saat itu, dan ini kali kedua membaca. Semakin penasaran, semakin asik meneroka bagai Jaka Tarub mengintip bidadari. Amboi banyak sekali hal yang tak terduga ditemukan. Oh berarti selama membaca kala itu aku masih buta, masih bodoh, masih awam. Ya sudah lah itu memang sebuah jalannya harus bolak-ba

Sang Juragan Teh: Rudolf Eduard Kerkhoven

Sang Juragan Teh Karya Hella S Haasse Berawal dari obrolan tentang teh di Facebook dengan kak Maria tempo lalu, saya datang kembali di acara ini untuk sedikit membedah tentang sejarah perkebunan teh di Indonesia. Berbicara tentang sejarah sekaligus dihidangi makanan yang lezat adalah hal yang menarik dan mengulur waktu yang sangat panjang hingga terhenti karena kejenuhan.  Buku yang akan saya bawa bukanlah sebuah buku sejarah yang kaku seperti dokumenter dari sejarawan ataupun buku pelajaran sejarah di sekolah-sekolah yang penuh kepentingan dari pemerintah. Buku ini berjenis roman bukan fiksi, jadi merupakan sumber sejarah yang didapatkan dari surat-surat dan dokumentasi keluarga besar perkebunan teh sehingga terbentuk sebuah novel dengan sedikit tambahan drama. Heren Van De Thee judul aslinya dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Sang Juragan Teh. Buku milik Hella S Haasse pertama terbit di Indonesia pada tahun 2015 lalu, Saya sendiri membelinya pad

Gebing - Lauk Sakral Khas Budaya Jawa

Kali ini saya ingin berbagi kuliner khas dan bisa disebut sebagai kekayaan budaya jawa. Budaya jawa memang syarat akan suatu ritual-ritual yang ditunjukan kepada Tuhan, tak lupa setiap ritual mempunyai sajian khas-nya masing-masing. Tompon nama yang selalu ada setiap upacara kematian pada masyarakat jawa. Tompon sendiri mempunyai arti nasi slametan dari meninggalnya seseorang. Tujuan dari tompon tidak lain tidak bukan sebagai permohonan keselamatan pada jiwa atau roh orang yang meninggal agar moksa atau bersatu dengan Tuhan. Tompon dibagikan kepada  tetangga setelah upacara penguburan jenazah selesai, satu keluarga mendapatkan satu tompon yang dibungkus dengan daun pisang. Isi dari tompon ada satu kepal besar nasi dan jangan (lodeh), lodeh ini dinamai “Gebing”. Gebing ini penuh dengan perlambang kehidupan manusia, Tak lupa lodeh ini cukup unik karena jarang sekali lodeh menggunakan bahan daging buah kelapa yang sudah tua. Selain itu lodeh ini hanya dimasak saat upacara slametan setel

Mahardika

Cerpen ini telah dibacakan pada tanggal 20 Maret 2019 di acara Baca Buku, Radio Taiwan Internasional (RTISI). Mahardika nama yang disematkan ibunya pada si bajang bayi, sejak hari ketujuh setelah kelahiran. Nama Mahardika dipilih Kusmiyati sebagai harapan pada dirinya dan anak yang dilahirkannya. Kusmiyati memilih nama itu bukan semata ingin bebas merdeka dari jeratan hukum yang dijatuhkan hakim tujuh bulan lalu. Mahardika dipilih atas pesan kakeknya yang selalu bercerita untuk menjadi orang mahardika atau merdeka saat ia masih kecil. Harapan menjadi orang merdeka seutuhnya tertunda dalam kurungan besi. Kini ia hanya bertabah diri untuk menunggu kemahardikaan sejati. Matanya berkaca-kaca ketika melihat Mahardika, dengan pandangan kosong dan melayang pada sebuah pengalaman pahit yang menyebabkan dirinya terjebak hukum. Kusmiyati terlahir pada sebuah keluarga sederhana di kampung Sidomulya, hidup dalam serba kecukupan membuat orang tuanya tak mengantarkan dirinya sampai pada sebuah

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Tambahan

Budayarda - Serakah. Gedhana gedhini - Dua saudara laki-laki satu perempuan. Kuwangon nora nguwangi - Orang memondok/ngontrak. Melik gendhongane lali - Karena besarnya keinginannya sehingga hatinya lupa berbuat baik. Nulung menthung - Kelihatannya menolong seseorang tapi sesungguhnya membuat menderita seseorang. Ngundang singanting andaka - Menantang orang yang sedang marah. Oleh kepyak ora nglontor - Mendapatkan kehormatan namun hidupnya kekurangan. Opor adhem endhas pandhe - Pekerjaan pandai besi. Wayuh kendil (temah nista) - Orang tidak berada/kekurangan tetapi mempunyai istri dua. Wirang waragad - Malu mengeluarkan uang untuk menebus barang yang disita. Wong adhukung lumpang kentheng - Orang berpenghasilan sedikit mempunyai istri bangsawan. Sumber: Mardiwarsito, L.1992.Peribahasa Dan Saloka Jawa.Jakarta:BalaiPustaka

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Y

Yatna yuwana lena kena - Berwaspada untuk selamat, lengah tewas. Yiyidan munggwing rampadan - 1 Pelacur menjadi orang baik-baik/Penjahat menjadi orang baik. 2 Orang rendah/hina bekerja di tempat priyayi. Yoga angangga yogi - Sahabat berlaku guru. Yumana mati lena - Orang yang baik hatinya mendapatkan kecelakaan karena kurang hati-hati. Yuyu rampung ambarong ronge - Orang yang sudah lemah dan malang namun rumah tangganya masih kuat dan bahagia. Yuyutan kajali tangan - Perundingan yang sudah matang tidak segera dilaksanakan akhirnya terbengkalai. Sumber: Mardiwarsito, L.1992.Peribahasa Dan Saloka Jawa.Jakarta: BalaiPustaka

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : W

Wadhuk beruk - Orang yang suka makan, tidak ada kenyangnya. Walat tambang - Orang menambat ternak orang lain, didakwa ternaknya melanggar anak kecil/makan tanaman. Wastra bedhah kayu pokah - Orang luka dan patah tulangnya. Wastra lungsed ing sampiran - Orang pandai tidak terpakai dalam pekerjaan. Wangsa gereh - Mengerjakan pekerjaan secara bergantian. Wangsa amindha mintaya - Orang yang melakukan pembunuhan di tanahnya sendiri. Watang angodhe - Orang menggugat, lalu mengusulkan gugatan lagi. Watang bubuken - 1 Terhentinya gugatan karena si penggugat sakit. 2 Tidak jadi menggugat karena sakit. Watang putung - Gugatan terhenti lantaran si penggugat pergi. Watang temper - Gugatan terhenti lantaran si penggugat meninggal. Watang tuna - Gugatan yang tidak benar. Wawalan banda - Bermusuhan dengan orang dhaif/lemah. Wedang lelaku tumper cinawedan - Orang panas, dihindari oleh temannya sendiri. Wedi ing wayangane dhewe - Orang yang berbua

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : U

Ubaya saksi - Orang berjanji akan memberikan hadiah kepada saksi. Ubut saksi - Orang berperkara tanpa tampik saksi. Ujare wong papasaran - Berita yang tidak karuan asalnya, hanya seperti ucapan orang banyak di pasar. Ula marani gathik / gebug - Orang yang sengaja mencari kesusahan. Ulangan cumbon - Orang yang suka minggat, pulang sebentar, minggat lagi. Ulat madhep ati karep ( arep ) - Orang yang memang ingin, lalu diberi. Ula-ula dawa - Segala sesuatu yang melantur berkepanjangan. Undhaking pawarta sudaning kiriman - Sebuah kabar atau berita yang kurang atau lebih dari kenyataanya. Undhaking pawarta sundaning titipan - Sebuah kabar atau berita yang kurang atau lebih dari kenyataanya. Ungak-ungak (ngungak-ungak) - Menjajaki kepandaian atau kekayaan seseorang. Upaya prebeda - Orang yang tidak memenuhi janjinya. Upaya saksi - Bersaksikan sanak-saudara atau saksi buatan. Usung-usung lumbung - Orang bersama-sama bergotong-

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : TH

Thak-thakan kaya klothak - Orang yang banyak tingkah dan suara. Thak-thuk kaya ki drepa - 1 Orang yang mengaku barang bukan miliknya sebagai barang miliknya. 2 Mengerjakan sesuatu pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya. Thang-theng kaya tawon boni - Orang yang selalu mondar-mandir. Tha-thir kaya manuk ngunjal - Orang yang mengangkut atau membawa barang sedikit demi sedikit. Thathit ngima untit - Orang bangsawan memperlihatkan keluhan bangsawannya. Theruk-theruk keklumpuk - Orang yang hanya duduk di rumah tidak bekerja mendapatkan keuntungan. Thika ume - Orang yang mempunyai kepandaian diajarkan ke luar negri. Thing-thing - thing-thing kerik - Orang mengerjakan barang sesuatu sedikit demi sedikit karena kekurangan biaya. Sumber: Mardiwarsito, L.1992.Peribahasa Dan Saloka Jawa.Jakarta:BalaiPustaka

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : T

Talebak - talebik - Tidak merata. Tamba kangen - Segala tinggalan orang yang akan berpergian. Tamba kesel - Berbagi makanan untuk orang/tamu yang datang dari jauh. Tambal butuh - Barang sesuatu sebagai pengganti barang lain yang diperlukan. Tambang parantian - Tidak karuan tempat tinggal dan rumahnya. Tambung laku - Perbuatan samar/mata-mata; pura-pura. Tantan ( tahan-tahan ) tuman - Tahan terhadap sesuatu hal karena telah biasa. Tan wrin baya - Orang menghunus senjata tajam di jalan sehingga mengenai orang lewat. Taruh niteh cute - Orang yang mendapat malu. Tatarapan raja pepati - Orang tertuduh membunuh tidak terbukti. Tebah tembung - Orang yang mempunyai permintaan memberitahu dahulu. Tebu sauyun - Kesatuan dengan saudaranya. Tebu wuluh socane - Orang yang memegang kekuasaan pengadilan. Tekek mati ing ulone - Orang yang mendapat kesusahan karena ucapannya sendiri. Tembang rawat-rawat - Berita yang belum jelas. Tengu m

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Se - Su

Sekul urup - Salah paham. Sembrana parikena - Bercanda dengan penuh maksud. Sembur-sembur adas - Banyak orang yang memuji/harapan, barang kali ada yang terkabul. Semut marani gula - 1 Orang yang berusaha mendapatkan barang sesuatu untuk dimiliki. 2 Orang yang berusaha mendekati orang kaya. Semut gadu gajah - Orang kecil mengadudomba orang kaya. Sendhang kaapit ing pancuran - Tiga saudara, dua lelaki satu perempuan. Sendhen kayu aking - Orang yang digugat bersandar pada orang mati. Sepi abawa rena - Orang menggugat tanpa saksi dan bukti. Sepi abaya tara - Melaporkan perkara ke perdata tanpa surat. Setan anggawa eting - Suka mengadudomba. Setan katon - Suka mengadudomba. Setan nunggang gajah - Orang yang hanya mencari enak sendiri. Sidhakep / sedhakep (a) ngawe-ngawe - Orang yang berniat menghentikan kebiasaan buruk tapi ragu-ragu. Sidhem kababar - Pencuri tertangkap basah. Sidhem kanginan - Menyembunyikan penyakit. Si

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Sa - Se

Sabandhoyot - Sekerabat, sekeluarga, sekaum. Saban seban - Tempat yang sering didatangi. Sabda amerta - Orang yang sabar banyak maklum/pengertian. Sabda candhala - Perempuan bertengkar sesama perempuan, saling mencaci. Sabda laksana - Orang yang melaksanakan ucapan sendiri. Sabda minangka panggeh - Keputusan perdata tidak boleh berubah. Sabda pandhita - Orang yang memenuhi atau menepati kata-katanya sendiri. Sabda pandhita ratu - Kata-kata yang diucapkan tidak bisa ditarik kembali. Sabda parosa - Orang lelaki bertengkar sesama lelaki saling mencaci. Sabda tan yukti - Ucapan seorang penjahat. Sabujakah - Orang makan bersama dengan penjahat. Sada tan ana wadu jana - Mengibaratkan orang yang tidak mengingkari atau merubah janjinya. Sadawanane lurung isih dawa gurung (cangkem) - Perbuatan orang baik atau buruk, dirahasiakan bagaimana pun akan tersiarkan. Sadulur sinoroh wadi - Sahabat serahasia/akrab. Saeka saksi - Bersaksi dengan

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : R

Raga tanpa mule - Orang yang sudah tidak disegani) dihormati. Rai dingklik - Orang yang tidak tahu malu. Raja wisuna - Orang mengadu domba sesama orang besar. 2 Orang yang menghubungi mata-mata. Rai ghedeg - Orang yang tidak tahu malu. Ramban-ramban tanggung - Orang membambit orang lain tanpa tahu siapa yang dituju. Rampek-rampek kethek - Orang yang memuji orang yang berbuat tidak baik. Randa gabug - Janda tidak mempunyai anak. Randha kisi - Janda mempunyai anak lelaki. Rawi ratya grahana cute - Orang yang mendapatkan malu di depan umum. Rebut cukup - Orang yang melakukan pekerjaan yang perlu-perlu saja. Rebut dhucung - Orang berebut dulu dalam pekerjaan, perlombaan dsb. Rebut kuripan - Orang yang mengungsi/Orang yang mencari penghidupan. Rebut seneng - Memilih salah satu yang disukai. Rebut tangguh - Orang berlomba meramal. Rebut tuwuh - Orang mengungsi/Orang yang mencari penghidupan. Regem-regem kemarung - Orang ya

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : P

Padu (madu) balung tanpa isi - Pertengkaran yang tidak ada manfaatnya. Padu jiwa dikanthongi - Orang pandai membantah/berdebat. Padune kaya welut dilengani - Orang yang tidak dapat dipegang ucapannya. Padune ngeri - Perkataanya menyakitkan hati. Padhang atapa - Orang jujur berbuat apa adanya. Pager klaras - Pelayan yang tidak dapat dipercaya. Pait getir - Segala kesulitan dan rintangan. Paksi angkara asmana - Orang yang celaka karena keserakahannya. Palang mangan tandur - Orang yang dipercaya menjaga barang akhirnya mrngambilnya. Pambabar tutur - Biaya laporan pembunuhan diambil dari sumbangan masyarakat sekitar rumah duka. Pamedhot kenteng - Biaya orang yang saling gugat di luar batas. Pampang-pumpung - Orang yang mau mengambil paksa barang orang lain. Pancuran kaapit sendhang - Tiga bersaudara; satu lelaki dua perempuan. Pandengan lan srengenge - Orang kecil bermusuhan dengan orang besar. Pandhan isi pendhonga - Wanita ban

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : O

Obah ngarep kobet (ing) buri - Orang yang menjadi pemimpin. Olehe njethik arep dijempol - Orang yang baru mendapatkan sesuatu dari kawanya. Omah sandhuwuring jaran - Orang yang memberontak pemerintah. Opor-opor bebek mentas awake dhewek - Orang beruntung atas pekerjaannya sendiri. Ora ana banyu mili mandhuwur - Kebanyakan anak baik jadi baik, anak jahat jadi jahat. Ora ana geni tanpa kukus - Tidak ada sesuatu perbuatan / tingkah laku baik buruk tanpa sebab. Ora ana kukus tanpa geni - Tidak ada kabar/kenyataanya ada. Ora ana teken wedi ing jeblongan - Laki-laki yang bersenggama dengan pelacur. Ora ana angon kosok - Orang yang tidak menginggat suasana waktu. Ora bisa maca kulhu - Orang tidak tahu baca tulis bahasa Arab. Ora bisa ndulit mangsi - Orang tidak bisa menulis. Ora dublong - Orang tidak berdaya. Ora endah katawel - Orang biasa tidak mempunyai kelebihan. Ora ganja ora unus - Orang yang jelek kalau berbicara tidak sopan.

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : NY

Nyalak alu - Orang yang dianggap diandalkan kebenarannya ucapkan dan tindakan, namun ternyata salah. Nyakot kelud - Orang yang tidak kebagian barang yang dikumpulkannya. Nyalulu nerwelu - Orang datang tanpa diundang. Nyambung watang putung - Orang yang merukunkan orang yang sedang retak hubungannya. Nyangga bokong - Orang yang menjaga kedudukan suami, sanak-saudara, teman dll agar lestari/selamat. Nyangga krama -  Berbicara sopan untuk menyenangkan orang, sebenarnya dusta. Nyangoni kawula minggat - Berbuat kebaikan kepada orang bejat. Nyaruk wongwa - Orang yang mengambil hati musuh. Nyaru wuwus - Orang yang nimbrung percakapan orang lain. Nyathak anjalu watu - Menghadap orang tanpa diundang. Nyawat balang wohe - Orang bermaksud sesuatu dengan perantara. Nyawati akarya desi - Orang yang mengingkari ucapannya. Nyawuk kempul - Orang yang nimbrung percakapan. Nyempal sambi amancal - Pelayanan minggat dengan membawa harta maji

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Ngl - Ngu

Nglelemu satru - Memberikan kebaikan kepada orang yang pernah berbuat jahat. Ngliler duloni - Sama saja. Misal Jual mobil Rp 150.000.000.000 dan beli kembali Rp 150.000.000.000 Nglicipi eri - Membangkit-bangkitkan kemarahan orang yang sedang geram. Nglincipi singating andaka - Orang yang mengadu kepada pembesar agar dia marah. Nglindung pura - 1 Orang bertengkar bersandaran pada tuannya. 2 Berganti-ganti pengantara perkara. Nglingga pada - Orang yang mengingkari barang bukti. Nglingga pandaya - Orang yang mempunyai perkara membuat saksi. Nglingga pralaya - Orang menggugat orang mati tanpa saksi. Ngliyang ( ngleyang ) miber - Orang yang tidak mempunyai rumah/glandangan. Ngloro pangingal - 1 Mendua. 2 Bekerja pada dua majikan. Nglugas raga - Orang menyamar dengan pakaian yang sesuai. Nglukika basa - Tertuduh, mengakui kemudian mungkir. Nglumah ( ake ) ngurebake - Berbesan dua kali, pertama sebagai besan dari mempelai lelaki da

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : Nga - Ngl

Ngabang bironi - Orang yang sedang sangat bingung. Ngaben singating andaka - Mengadu domba orang besar sesama orang besar. Ngadon - adoni - 1 Orang Orang yang mengadudomba. 2 Menghasut seseorang supaya marah. Ngadu bata - Barang pekerjaan yang dapat memulihkan biaya pengeluaran. Ngadu singating andaka - Mengadudomba orang besar. Ngadhang kekucah - Orang yang mengharapkan pemberian hadiah dari orang tuanya. Ngadhang tarka - Orang kehilangan barang atau uang di jalan, menuduh-nuduh orang lewat. Ngadhep kebo gupak - Mendekati orang bertengkar/marah, bisa-bisa terlibat. Ngadhep celeng boloten - Orang yang dekat pada pekerjaan yang buruk. Ngaji mampang mumpung / Ngaji mumpung - Selagi ada kesempatan, sebaliknya dimanfaatkan. Ngalap dho - Bermadukan guru (majikan, suami istri). Ngalasake nagara - Orang yang menurut kehendak sendiri, mengabaikan hukum. Ngalem legining gula - Memuji-muji orang kaya atau kepandaian orang ahli.

Peribahasa Dan Seloka Bahasa Jawa : N

Nabok nyilih tangan - Orang berbuat jahat menyuruh orang lain. Naga mamangsa tanpa tyala - Orang menuduh bukan ke satu orang saja melainkan banyak orang dan selalu berganti-ganti. Nagara mawa tata, desa mawa cara - Orang berbuat sesuatu menurut peraturan negara dan adat istiadat setempat.  Nambong laku - Orang berlaku pura-pura tidak tahu akan hal sesuatu. Nambung laku - Orang yang menyamar ke tempat musuh. Nampek /nampel puluk - Orang yang membuat kecewa orang lain yang telah mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Namur tilas - Orang yang menghilangkan bekas/jejak, tetap digolongkan sebagai pencuri/orang jahat. Nandur pari ijo - Berbuat kebaikan kepada orang yang tidak bisa membalas. Nandur wiji keli - Orang yang merawat keturunan orang baik-baik/bangsawan yang hidupnya terlantar. Nantang weya - Orang yang berjalan di malam hari tidak membawa obor atau senter sehingga ditangkap bak maling. Nanggung gempaling warangka bedhahing bebe