Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Gebing - Lauk Sakral Khas Budaya Jawa

Kali ini saya ingin berbagi kuliner khas dan bisa disebut sebagai kekayaan budaya jawa. Budaya jawa memang syarat akan suatu ritual-ritual yang ditunjukan kepada Tuhan, tak lupa setiap ritual mempunyai sajian khas-nya masing-masing.

Tompon nama yang selalu ada setiap upacara kematian pada masyarakat jawa. Tompon sendiri mempunyai arti nasi slametan dari meninggalnya seseorang. Tujuan dari tompon tidak lain tidak bukan sebagai permohonan keselamatan pada jiwa atau roh orang yang meninggal agar moksa atau bersatu dengan Tuhan. Tompon dibagikan kepada  tetangga setelah upacara penguburan jenazah selesai, satu keluarga mendapatkan satu tompon yang dibungkus dengan daun pisang.

Isi dari tompon ada satu kepal besar nasi dan jangan (lodeh), lodeh ini dinamai “Gebing”. Gebing ini penuh dengan perlambang kehidupan manusia, Tak lupa lodeh ini cukup unik karena jarang sekali lodeh menggunakan bahan daging buah kelapa yang sudah tua. Selain itu lodeh ini hanya dimasak saat upacara slametan setelah upacara penguburan saja.

Adapun perlambang dari Gebing: Ikan asin sebagai tubuh manusia, potongan daging buah kelapa tua sebagai gigi. Singkatnya manusia yang hidup dan akan meninggal dunia/kembali kepada Tuhan, sementara tubuh hanyalah jasad yang lebur dengan tanah. Sakral sekali memang hidangan ini, saking sakralnya tidak ada orang yang membuat hidangan gebing sebagai makanan sehari-hari. Tapi lain budaya lain lagi kepercayaannya, bagi Anda yang bukan orang jawa syah-syah saja membuat gebing tanpa memasukan makna atau hal yang berhubungan dengan gebing. Anggap saja gebing sebagi makanan biasa. Berikut resep dari gebing:

Ikan asin

Cabe hijau besar

Minyak goreng

Tempe

Lengkuas

Daging kelapa agak tua

Kecap manis

Garam

Bawang merah

Bawang putih

Gula merah

Cara membuat:

Tempe iris bentuk dadu atau persegi panjang kecil; Iris tipis (geprek) lengkuas; Cabe hijau besar iris serong; Daging kelapa tua iris kecil-kecil serupa dengan bentuk gigi.


Buat bumbu halus: uleg garam, bawang merah, bawang putih, gula merah.


Panaskan wajan dan tuangkan minyak goreng hingga panas, setelah panas masukan bumbu halus dan lengkuas hingga keluar aroma rempahnya.


Masukkan potongan tempe, ikan asin, potongan cabe hijau besar, potongan daging buah kelapa yang agak tua, orak-arik hingga bumbu rata. Jangan lupa masukan kecap manis. Orak-arik sampai tempe matang.


Demikian dari saya. Selamat mencoba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...