Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Review Mie Gaga 100 Extra Pedas Kuah Jalapeno Level Lima

Tampilan Bungkus Mie instan Gaga 100 Ekstra Pedas Kuah Jalapeno Level Lima Soal makanan jangan tanya, mulut dan lidahku memang terlalu beresiko untuk tidak mencicipi setiap jenis makanan. Untungnya lidah dan bibir tidak sebahaya organ yang di pertigaan antara dua paha, kan kalau sering ganti-ganti jadi sangat beresiko! Duh terlalu jauh dan gak nyambung ya. Mie instan di Indonesia boleh dibilang bernasib sama dengan durian, ada yang membenci dan ada yang sangat menyukai. Alasan membenci dan menyukai antara durian dan mie instan tentunya berbeda, mie instan umumnya membenci karena dianggap tidak sehat. Terlepas dari stigma itu, saya tetap menyukai mie instan namun tidak intens dalam mengkonsumsinya. Dalam rumus dunia memang segala sesuatu harus seimbang, jadi sesekali boleh lah makan mie instan dan sesekali tidak makan mie instan. Beberapa hari yang lalu sepulang dari takziah, saya menyempatkan mampir ke toko modern dengan warna khas merah! Siapa lagi kalau bukan AlfaBeta

Rajaban Di Miftahul Jannah

Lomba Pada Sore Hari Penyerahan Hadiah Ciki Kepada Pemenang Lomba Kemeriahan Penonton Saat Nadoman Para Penyanyi Nadoman

Ulasan Buku: Semua Untuk Hindia

Sesungguhnya aku terlambat untuk mengulas buku Semua Untuk Hindia, buku ini terlahir pada tahun 2014 dari rahim pikiran Iksaka Banu. Semua Untuk Hindia merupakan sebuah buku kumpulan dari berbagai macam judul cerita pendek (cerpen), jumlah keseluruhan terdapat 13 buah judul cerpen. Bukan lain isi cerita mengenai kehidupan pada masa Hindia Belanda atau Hindia Timur. Iksaka Banu, jelas orang Indonesia asli. Tapi dalam cerpen dia memilih untuk menjadi seorang Belanda dan berpikir secara Belanda. Suatu keistimewaan tersendiri, jarang sekali penulis Indonesia yang menempatkan diri pada tokoh dan pemikiran seorang Belanda. Berikut ke-13 cerpen yang berlatar masa kolonial: Selamat Tinggal Hindia Tokoh aku adalah seorang wartawan, dia menemui tokoh perempuan bernama Geertje. Ada hal menarik pada cerpen ini dimana sesama inlander saling mengecam, saling membenci dan saling curiga.Tokoh wartawan mengajak Geertje untuk kembali ke Belanda, namun menolak karena dia tidak tahu Belanda sep

Mati Lampu

Cerita pendek ini telah dibacakan pada program radio Baca Buku di Radio Taiwan Internasional Seksi Bahasa Indonesia pada tanggal 27 Februari 2019 dan 6 Maret 2019. Ibuku terlalu sibuk dengan segala urusannya, mulai dari bisnis online, acara arisan, perkumpulan ibu-ibu PKK. Semua terasa sempit waktu yang dimilikinya selama 24 jam, habis tak tersisa sedikit untukku. Ayah sama saja, dia tak mau kalah dengan kesibukan mencari segenggam rupiah. Ayah tak mau terlalu rendah levelnya untuk urusan ini, katanya martabat lelaki yang menjadi kepala keluarga harus di atas perempuan. Itulah waktu yang mereka miliki tanpa sedikitpun tersisa untukku. Aku adalah seorang kesepian, dimana memiliki jumlah waktu yang sama dengan orang tuaku. Dua puluh empat jam terasa sepi, kosong dan hampa. Entahlah bagaimana menggambarkan kondisiku dalam rumus fisika ataupun kimia. Hampa. Kumpulan awan hitam mengepung segala penjuru arah mata angin dari ujung utara kota hingga batas selatan kota, hampir penuh ses

Mandi Dengan Daun Sirih

Tumbukan Halus Daun Sirih Seminggu ini saya sudah kehabisan sabun mandi, rasanya males beli. Penginnya beli sabun alami yang diproduksi dari Bali, tapi mana ada untuk kota sekelas Pamarican yang statusnya masih kecamatan. Bisa jadi di Banjarsari atau Banjar sabun alami produksi Bali tidak tersedia. Jalan satu-satunya adalah beli online, hanya harus dipikir ulang biaya kirim begitu mahal. Ya wes lah ra tuku sabun! Dari dulu saya senang menggunakan hal yang bersifat alami baik untuk masalah personal hygiene maupun produk lainnya. Karena kecintaan pada hal alami, saya mencoba untuk menggunakan daun sirih sebagai sabun harian.  Pada umumnya penggunaan daun sirih untuk jamu tradisional, antiseptik alami, obat keputihan dan berbagai kegunaan daun sirih. Dari manfaatnya saya menginisiasi untuk menggunakanya sebagi sabun harian. Berhubung pohon sirih yang bergelantungan di sumur (kamar mandi ala desa) tidak dimanfaatkan maksimal, saya menggunakanya sebagai sabun mandi. 

Kepastian

Waktu tidak terdefinisikan dengan baik Aku tak pernah menghitung berapa waktuku Ia hanya menjalani dalam ruangku Kadang aku gugup Kadang aku membiarkan Dan bila aku terbangun Akankah ada yang merindukan? Aku tak mau bermimpi terlalu dalam Aku takut salah dalam bermimpi Dan kapan aku terbangun? Haruskah dibangunkan Tapi itu bukan urusanku Dan jika dibangunkan Aku tidak pasti untuk itu Namun sebuah kepastian Pamarican Sandhekala, 5 Maret 2019

Senandung Hikayat Para Nabi

Solu ala Muhammad.... Solu allaih .... Sebagai pembatas antar bait hikayat yang disenandungkan. Bait-bait itu dalam bahasa Arab, saya sendiri tidak pernah tahu ataupun membaca arti dari bait itu sendiri. Sejak kecil selalu setiap malam tertentu semua jemaah langgar (surau) berlatih bernyanyi kidung hikayat nabi, umumnya disebut sebagai barzanji. Dalam lidah masyarakat Jawa Banyumasan disebut perjanjen .  Syeh  Al Barzanji, Sumber Foto  Perjanjen menjadi suatu tradisi unik dikalangan masyarakat islam jawa. Umumnya mereka menjadikan perjanjen sebuah budaya yang sakral sarat akan keagamaan. Perjanjen sendiri sering digunakan pada upacara-upacara keagamaan tertentu misalnya saat slametan pemberian nama, acara peringatan kelahiran nabi Muhammad (maulid nabi), khitanan dan pernikahan. Tak jarang pula digunakan pada acara-acara tertentu. Menurut buku sejarah kasusastran Arab syair perjanjen ini diciptakan oleh Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim yang

Malam Perjanjen

Getaran suara merambat begitu halus Sunyi senen pon terasa syahdu Bagai uro-uro kehidupan Aku tegelam dalam Hikayat manusia suci Jangkrik pekarangan seakan ikut bernyanyi Mendendangkan lagu-lagu hikayat Sebagai pujian sang pengikut Dalam kerinduan ilahi

Kirim-kirim Surat

Kapan terakhir kirim surat? Kalimat tanya yang bisa dijawab dengan panjang atau sependek-pendeknya, tergantung pada pengalaman orang yang akan menjawabnya. Pertanyaan ini juga bisa menghangatkan suasana terlebih bagi orang yang pernah mengalami zaman dimana komunikasi masih mengandalkan surat. Pastinya akan lebih seru lagi jawaban dari pertanyaan di atas, jawaban berbanding terbalik disaat bertanya pada seorang yang lahir di awal munculnya SMS ( Short Message Service ). Bisa jadi mereka hanya menjawab surat sakit, surat izin atau jangan-jangan surat hutang. Sejumlah Surat Yang Diterima Perkembangan zaman, umumnya menjadi sebuah kemutlakan di mana manusia selalu berinovasi untuk mempermudah segala urusannya. Perkembangan zaman bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri baik pada kehidupan, teknologi, layanan jasa dan sebagainya. Tak terkecuali layanan surat!  Surat jika didefinisikan mempunyai makna yang banyak sekali, terlebih jika dijabarkan dari jenis-jenis suratnya

Uthik-uthik Kumil: Permainan Jorok Tapi Menyenangkan

Ilustrasi Permainan Aku tumbuh dengan segala permainan yang melibatkan motorik dan sensorik, segala permainan lapangan yang kadang butuh kondisi kotor, berkeringat dan menyenangkan. Betapa beruntungnya! Ada banyak sekali permainan tradisional yang pernah dimainkan pada masa kecil mulai dari tatarucingan, ucing beureum , ucing setrum, congklak, dam-daman , dumblengan dan banyak lagi. Mungkin saja Anda tidak tahu permainan itu dari namanya tapi jika diceritakan tatacara permainannya pasti Anda kenal. Maklum saja setiap daerah mempunyai nama yang berbeda.  Salah satu permainan yang sangat saya ingat adalah Tik-utik Kumil . Suatu permainan tradisional yang terjorok dan sundal yang menjadi tradisi permainan di kampungku. Permianan ini dilakukan oleh bocah lanang atau cah wadhon , semua bisa bermain bersama, tidak ada bias gender. Anda pasti penasaran kenapa disebut paling jorok!?  Permainan Tik-utik Kumil adalah permainan sederhana yang dimainkan oleh dua atau lebih bocah

Pikir Dua Kali Sebelum Membeli Lemari Kayu

Jamur Pada Lemari Baju-baju dan segala properti pecah belah sudah penuh di lemari, sedikit kebingunggan untuk mencari ruang untuk segala properti pecah belah yang baru dan koleksi-koleksi sandang lainnya. Terpikirlah untuk membeli sebuah lemari tambahan ukuran sedang. Aku sempat berpikir untuk membeli sebuah lemari pakaian dari bahan plastik, tapi rasanya kurang sreg. Terlebih lagi gambar pada lemari sangat feminine, karena saya hidup di tempat budaya patriaki tentunya selalu menghindari segala yang feminine.  Beberapa toko furniture disambangi untuk mencari kecocokan. Pada umumnya barang yang dijual cukup mahal dengan model yang terbatas. Maklum saja toko furniture sekelas kota kecamatan sangat terbatas. Jatah uang hanya Rp 800.000 jadi sebisa mungkin mencari lemari yang cocok. Lemari Dari Bahan Medium Destiny Board Awal, aku memilih plastik hanya saja alasan di atas cukup mengangguku. Pilihan kedua jatuh pada lemari kayu solid (kayu asli yang dipotong langsung b