Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Perawan Remaja Dalam Cengkraman Militer

Termasuk orang paling beruntung, saya mempunyai teman Liana Safitri dari Yogyakarta. Seorang penulis dan juga pendengar Radio Taiwan International seksi bahasa Indonesia. Sejak adanya acara Baca Buku, kami yang gemar membaca buku tentunya sangat girang. Buku yang saya baca sekarang ini merupakan efek dari acara Baca Buku dari RTI Bahasa Indonesia. Dari acara tersebut saya bisa kenal dengan Liana Safitri, beliau lah yang memberi buku ini kepada saya sebagai hadiah. Memang saya sendiri pernah berbicara kepada beliau tentang kecintaan saya terhadap karya Pramoedya.  Bukan sebuah review buku yang resmi tapi merupakan sebuah luahan akan karya milik Pramoedya Ananta Toer. Bagi saya karya ini sangat luar biasa, dimana bung Pram membuka luka dalam kepada masyarakat Indonesia sebelum dia berangkat ke Jepang untuk memperoleh penghargaan sebagai penulis. Pembukaan luka dalam ini bukan sebuah kepedihan yang selalu ditangisi tapi untuk dibela dan dihargai sebagai korban ataupun perempuan

Cara Membuat Keripik Umbi Uwi

Umbi Uwi Mentah Umbi Uwi dikenal sebagai bahan makanan pengganti maupun bahan makanan pokok untuk masyarakat Asia Tenggara maupun kawasan Pasifik lainnya. Umbi Uwi mengandung karbohidrat tinggi jadi sangat cocok untuk pengganti nasi maupun bahan pokok karbohidrat lainnya.  Berbagai olahan umbi uwi tercipta di Nusantara baik itu keripik, kukusan uwi, es krim uwi maupun donut uwi. Kali ini saya mengenalkan kepada Anda cara membuat keripik umbi uwi yang baik. Jangan salah kaprah membuatnya karena akan menjadi makanan yang tidak enak seperti yang saya lakukan sebelumnya sebagai uji coba. Perhatikan Langkahnya 1. Umbi Uwi jangan diperlakukan seperti umbi racun gadung dalam pengolahannya, dalam hal ini jangan dijemur setelah dikupas dan dipotong tipis. 2. Setelah dikupas dan diiris tipis, tiriskan tapi jangan sampai kering sekali. Meniriskan irisan uwi akan mengurangi getah (lendir) yang ada. Lendir ini akan menguras minyak goreng saat pengorengan. 3. Goreng umbi uwi s

Stel Velg Sepeda

" Jumlah total tagihannya Rp 40.000 " Kalimat penting yang dilontarkan oleh tukang bengkel sepeda dekat rumah. Tagihan sebesar itu cukup mahal tapi apa daya jasa memang harus dihargai. Sedikit panas juga ketika kakak ipar mengatakan harga yang dibayar terlalu mahal untuk dua velg sepeda yang peot. Tak usah dibesarkan soal biaya yang sudah terbayarkan! Hargai jasanya. Ban Depan Dipreteli Sekitar sebulan yang lalu ditabrak motor yang dikendarai oleh ibu-ibu di kawasan Mangunjaya. Bersyukur tidak ada luka ringan maupun luka berat, hanya saja ban depan tampak oleg saat dijalankan perlahan. Awalnya mengira rusak salah satu engsel sehingga ban berjalan oleg. Lama diperhatikan ternyata velg yang peot. Ah bersyukurlah karena aspek keselamatan masih terjaga, hanya menanggung malu saja karena estetika ban yang berjalan tidak simetris. Beberapa kali "main sepeda" dengan sedikit malu karena ban sepeda berjalan tidak simetris baik ban depan maupun belakang. S

Mengenal Umbi Uwi

Discorea Alata, Umbi Uwi Dioscorea alata nama ilmiah dari umbi uwi, umbi yang mempunyai batang yang menjalar layaknya pohon markisa maupun kacang panjang. Tumbuhan ini memang tidak dikenal luas di masyarakat, hanya masyarakat desa saja yang mengenalnya. Mungkin juga masyarakat muda di desa sudah tidak kenal tumbuhan ini, seiring dengan perkembangan pangan sehingga umbi-umbian kelas bawah tidak dikenal kembali. Umbi kelas bawah yang naik kelas adalah umbi beracun, umbi gadung ( D. Hispida ) Keunikannya membuat umbi beracun ini tetap eksis dalam kuliner Nusantara, betapa tidak unik dari beracun hingga menjadi sebuah keripik yang mampu dimakan bebas dari racun. Tumbuhan uwi bisa tumbuh hingga 10 meter lebih menjalar dan melilit pohon di sekitarnya. Dalam setahun hanya bisa dipanen sekali saja pada musim kemarau saja, kadang-kadang kala uwi yang tidak dipanen hingga beberapa tahun menjadi uwi raksasa. Bentuk umbi uwi ini bisa bulat, lonjong, dan bentuk tidak beraturan lain

Pangan Ke-egoisan

BULAN puasa agaknya memberi kelonggaran dalam perjalanan kehidupan saya dan ibu tercinta, sulung telah memisahkan dirinya dari kehidupan kami. Dia sudah mempunyai gedung yang mentereng dengan harga yang fantastis. Saya dan ibu tentunya bersyukur atas pencampaiannya. Perpindahan berlangsungnya bertahap dengan malu-malunya demi menjaga "perasaan" saya dan Ibu karena kondisi yang papa. Bagiku kondisi inilah awal kemerdekaan dari semuanya.  Beberapa barang masih tertinggal di rumah tua kami tentunya untuk tujuan tertentu pikir buruk ku. Tak apalah semua taktik yang ada terjadi, saya memaklumi karena kami mempunyai ibu dengan campuran darah yang sama. Kebengisanku muncul taat kala ketimpangan pangan terjadi. Pendeknya jika mereka punya pangan dimakan sendiri, sementara saya dan Ibu punya pangan menjadi milik bersama. Tentu saja, saya sangat kecewa tentang pangan ini. TIMPANG dan EGOIS.  Munculnya sebutan "pelit" sering diucap saat saya dan ibu menyimpan

Puji-pujian Khas Bulan Ramadan

Komunitas Jawa di kampungku mempunyai segudang tradisi yang unik dan selalu lestari baik itu tradisi agama kebudayaan maupun tradisi lainnya. Tradisi agama kebudayaan yang masih lekat adalah puji-pujian atau melantunkan syair sebelum ikomah (berlangsungnya solat). Memang setiap hari selalu ada puji-pujian ini baik subuh hari maupun siang hari saat masuk sembahyang duhur.  Tembang syair ilahiah bukan hanya berbahasa Arab saja melainkan Bahasa Jawa, Sunda maupun Bahasa Indonesia. Pada subuh hari biasanya selalu syair berbahasa Jawa yang sangat mendayu, terlebih lagi dilantunkan oleh para jemaat orang tua. Entah kenapa subuh hari selalu saja syair berbahasa Jawa yang dilantunkan oleh para jemaat orang tua, jika didengarkan rasanya syahdu sekali. Suasana Tarawih Di Mushola Haji Nurhasim Ramadan, bulan istimewa diantara bulan-bulan lainnya di kalender Hijriyah, pada bulan inilah umat Islam getol-getolnya dalam beribadat. Tentu saja syair ilahiah selalu dikumandangkan sebelum

Malam Ramadan Di Puncak Gegerbentang

Kebersamaan; Arah Jarum Jam: Imam, Rylo, Solih, Cenggi; Depan Saya Dan Bayu. Kegagalan muncak ke gunung Slamet dan Papandayan menjadi cikal bakal balas dendam untuk muncak maupun kemping di gunung. Selepas solat jumat pertama di bulan Ramadan tahun 2018, otak saya bergumul untuk mencari "sensasi" berbeda saat bulan puasa. Itmam yang bernama asli Imam Muafa, salah satu tetangga dan adik sahabat kecilku, setuju dengan usulanku. Berbagai tawaran muncak dan kemping ke seluruh teman-teman sudah saya lakukan, beberapa menolak dan ada juga menerima dengan semangat.  Rencana tersebut memang sedikit mendadak dan mengejutkan yang lainnya. Solih termasuk salah-satunya. Aku paham jika rencana diusukan jauh-jauh hari maka kenyataan akan bisa mengecewakan, mungkin karena perubahan jadwal mendadak yang ada di setiap orang. Berbeda dengan rencana dadakan yang saat itu juga orang mempunyai kesiapan dan mempunyai waktu luang yang sama. Sabtu sore, kesiapan dari para pesert

Sekali Peristiwa Di Banten Selatan

Puasa kali boleh dikata sangat spesial sekali karena saya menerima hadiah buku dari teman saya, Liana Safitri asal Sleman, Yogyakarta. Dua buku ini sangat istimewa sekali karena penulisnya merupakan penulis favorite dan juga penulis Indonesia kandidat medali Nobel di bidang sastra, Pramoedya Ananta Toer.  Novel yang kali ini saya baca berjudul sama dengan judul artikel ini "Suatu Peristiwa Di Banten Selatan". Alur cerita yang sederhana dan sangat mudah dipahami merupakan resep rahasia dari sang penulis terlebih diksi indah dalam novel. Tidak ada ulasan untuk kritik novel di sini, saya hanya membawa hikmah atau pesan moral yang dibawakan Bung Pram di novelnya.  Sampul Terbaru 2015 Saya tidak bisa menilai novel yang saya baca sekarang kurang dari 5-4,5 bintang (dari 5 bintang). Entahlah alasan logis maupun alasan subjektif saya enggan memberikan nilai di bawah itu. Percayalah novel ini sangat menarik.  Konflik ternyata dihidangkan begitu awal dan klimaks suat

Pasta Gigiku

Aku merasa kesal karena setiap minggu pasti ada sariawan bahkan kadang habis sembuh sariawan lain tumbuh lagi. Beberapa faktor mempengaruhi juga misalnya setiap habis makan kerupuk, keripik ataupun makanan yang asin dan sangat asin membran mukosa mulut pasti lecet dan timbulah sariawan. Mukosaku memang sangat sensitif.  Sariawan sudah tidak datang kembali hanya sebulan sekali. Berbagai dokter sudah saya tanyakan tapi hanya menyarankan untuk asupan nutrisi yang bagus dan menjaga kesehatan mulut dengan gosok gigi malam, padahal kedua hal tersebut rutin dilakukan mulai dari SMA hingga lulus kuliah. Betapa sengsaranya!. Pasta Gigi Yang Sudah Menemani Dari 2013 Beruntung sekali saya bertemu dokter gigi yang baik yakni teman kerja saya sendiri di RS Siloam Hospital Lippo Cikarang, saat kosultasi gratis nan santai saya hanya disarankan untuk mengganti pasta gigi saja dengan pasta gigi khusus. Pasta gigi Enzim katanya, ya pasta gigi khusus yang mengandung banyak enzim dan tidak

Munggahan Kemarin

Sepulang Munggahan Foto Bersama Memanjat Batu Besar Lokasi Munggahan

Munggahan Puasa Ramadan 2018

Keceriaan Munggahan Ahad lalu (14/5/18) dua hari menjelang masuknya bulan Ramadan dalam kalender Hijriyah. Tradisi munggahan selalu dilakukan oleh orang-orang yang sempat menjalankan tradisi itu baik pemuda maupun orang tua. Sebelumnya saya jelaskan bahwa Munggahan adalah tradisi makan-makan bersama teman, saudara maupun yang lainnya menjelang masuknya bulan Ramadan, biasanya dirayakan tiga atau sehari sebelum puasa ramadan.  Berbagai tradisi munggahan ini bukan hanya sekedar makan-makan belaka tapi juga di-isi dengan berbagai kegiatan seperti traveling atau berkunjung ke tempat sahabat atau saudara yang bersedia menjadi tempat makan-makan. Ada juga tradisi munggahan yang sangat sakral seperti menggelar acara budaya keagamaan mandi di sungai, masak bersama untuk sebuah kenduri dan lainnya. Acara Makan-makan Ahad lalu, Kami ber-duabelas mengadakan munggahan dengan tuan rumah Zaenal Mustofa di Ciparakan. Sang tuan rumah seperti ingin berbagi rezeki dengan memba

Rumah Tusuk Sate Di Amsterdam Selatan

Buku berkulit hitam putih ini bergambar dua orang Belanda yang sedang mencetak sebuah surat kabar ataupun buku, bertuliskan RUMAH TUSUK SATE DI AMSTERDAM SELATAN, tentunya dengan huruf kapital semua. Buku terbitan Oak yang ditulis oleh Joss Wibisono. Setahu saya, Bung Joss adalah seorang mantan penyiar dan reporter RNW (Radio Netherlands Wereldomroep) seksi Bahasa Indonesia. Beliau sendiri sudah mempunyai beberapa judul buku yang sudah dipasarkan di toko buku Indonesia, buku-buku karanganya memang tidak jauh dari Belanda, Indonesia dan Musik Klasik yang beliau suka.  Awalnya percapakan menarik di aplikasi Facebook Messenger yang cukup panjang dengan Bung Joss, sedikit saja beliau juga menceritakan isi bukunya. Merasa tertarik dan cocok dengan buku beliau, saya meminta beliau menuliskan kontak Penerbit Oak untuk membeli dengan cara online, maklum saja di kota kecilku tidak ada toko buku besar yang menjual berbagai jenis buku. Survey mengenai harga juga saya lakukan, demi hemat. A

Kembali Di Pangandaran

Mercusuar Di Parigi Pesona Batuhiu Pantai Timur Pangandaran Birunya Langit Laut

Jelajah Pangandaran Bersama Yudha

Saya Bersama Keluarga Yudha Rencana mulia Yudha memang benar-benar terjadi waktu itu (6/5/18), saya sempat kewalahan karena belum ada persiapan untuk memenuhi janji saya memberi oleh-oleh khas dan juga menjadi "teman main" saat plesiran ke Pangandaran. Pagi itu pesan WhatsApp masuk ke dalam gawaiku, ternyata dari Yudha yang mengirimkan screenshot peta lokasinya yang berada di Pantai Barat Pangandaran. Awalnya agak ragu untuk bergabung karena banyaknya keluarga Yudha yang dibawa tapi saya ingat hutang janji! Terlebih Yudha yang selalu baik pada saya, jadi tidak pantas jika saya tidak hadir dan membalas kebaikanya. Persiapan sederhana saya lakukan untuk menemui Yudha. Mengisi batrei kamera, telpon genggam pintar, dan memanaskan mesin sepeda motor. Satu setengah jam sudah persiapan selesai. Yudha Berpose Di Pantai Timur Pangandaran Xride meluncur ke arah timur dan ke selatan mengikuti alur jalan raya, terkadang mengarah ke barat dan balik lagi ke timur. Cai

Nostalgia Sandiwara Radio Ua Kepoh "Serakah"

Ua Kepoh? Siapa dia? Apa dia seorang yang suka mencari informasi? Bisa jadi pertanyaan tersebut keluar dari seseorang yang lahir setelah kejayaan radio sebelum tahun 2000, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat. Kepoh dan Kepo adalah sesuatu yang berbeda, Ua Kepoh sendiri seorang "dalang" populer dalam sebuah sandiwara radio yang mempunyai berbagai jenis suara khas, sementara Kepo adalah satu kata populer pada zaman now yang berarti ingin tahu, selalu ingin tahu terhadap sesuatu hal terutama tentang berita maupun gosip dll. Sandiwara radio adalah hiburan sangat populer waktu itu sebelum banyaknya televisi, berbagai judul sandiwara radio telah sukses didengarkan oleh semua kalangan masyarakat dan beberapa judul sandiwara radio sempat dibuat drama kolosal di televisi. Sandiwara radio tentunya tidak lepas dari fungsi utama radio yakni hiburan. Radio saat itu bisa dimiliki oleh semua kalangan masyarakat karena harga yang cukup murah untuk membelinya dan juga karena rad

Kenangan Jalur Kereta Api Tasikmalaya - Singaparna

Peta Lama Jalur Kereta Api Tasikmalaya-Singaparna Salin tempel kali ini saya dapatkan dari harian Pikiran Rakyat yang diterbitkan pada Sabtu, 17 Februari 2018. Saya menuliskan kembali artikel ini karena saya sangat suka akan dunia perkereta-apian terlebih lagi dengan sejarah kereta api di wilayah Priangan. Artikel ini ditulis oleh Kodar Solihat. Mari kita simak!. Anyaman Singaparna Pernah Bergengsi Daerah Tasikmalaya termasuk pernah terdapat jalur kereta api percabangan buntu, yaitu Tasikmalaya - Singaparna yang kini sudah nyaris terlupakan zaman. Keberadaan jejak-jejak bekas lintasan kereta api Tasikmalaya - Singaparna kalah populer dengan jalur-jalur buntu lainnya yang juga pernah ada, seperti Bandung-Ciwidey, Banjar-Cijulang, Rancaekek-Tanjungsari, Cibatu-Cikajang,  Kadipaten-Cirebon, atau Karawang-Cimalaya-Rengasdengklok. Bekas-bekas jalur kereta api Tasikmalaya-Singaparna sudah sulit dikenali, apalagi sangat banyak sudah tertutup bangunan baru perkantoran, rumah

Ceceran Catatan Stasiun Tasikmalaya di Masa Perang

Harian Pikiran Rakyat Edisi 17 Februari 2018 Seperti posting sebelumnya saya mencutat atau lebih tepatnya salon tempel dari artikel yang dibuat oleh Kodar Solihat yang diterbitkan oleh harian Pikiran Rakyat, Jawa Barat pada tanggal 17 Februari 2018. Ayo kita Simak!. Kesan tenang, rapi lengang, dan menyenangkan sering menjadi  keseharian suasana Stasiun Kereta Api Tasikmalaya di masa kini. Namun, di masa lalu, sosok Stasiun Tasikmalaya juga menyimpan sejumlah catatan sejarah semasa zaman perang tahun 1942-1949 lalu. Berdasarkan informasi National Library Of Australia, Stasiun Tasikmalaya juga menjadi salah satu lintasan yang banyak membawa tawanan perang pasukan Inggris dan Belanda semasa Perang Dunia II tahun 1942 ataupun interniran paska  Kemerdekaan Indonesia 17 Augustus 1945, serta Nationaal Archief Belanda di mana Februari 1948 pada pemberangkatan hijrah pasukan Tentara Nasional Indonesia setelah perjanjian Renville, 17 Januari 1948. Namun, ada pula ceceran kisah