Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Corat-coret Di Toilet adalah kumpulan cerpen dari penulis Indonesia, Eka Kurniawan. Kumpulan cerpen ini terdiri dari 12 judul cerpen.

Corat Coret Di Toilet, sebuah realitas masyarakat di mana toilet umum selalu ada tulisan, baik nomor telepon jablai, nama gang, namanya sendiri ataupun segala sesuatu yang bisa dibaca. Pada cerita ini Eka menceritakan tentang sebuah chit-chat pada dinding toilet kampus. Dari perempuan hingga lelaki pendukung PKI. Saya terhibur dengan cerita ini, terbit tawa dan juga teringat zaman dulu yang suka baca segala tulisan di WC umum. 

Cerpen kedua yang aku suka yakni Kandang Babi, diceritakan mahasiswa tolol yang berat untuk lulus, karena ketololoannya dia mampu menjadi mahasiswa abadi di fakultas tersebut. Dia yang tinggal di sebuah gudang menamai gudang tersebut sebagai kandang babi, suatu hari kandang babi ditutup untuk dijadikan kantin. Malang sekali Edi Ediot terusir dan menemukan tempat terbuka yang disebut sebagai Kandang Monyet. Sebuah gedung tanpa dinding menjadikannya seperti kandang monyet yang hanya beratap saja. Ada kata-kata yang membuat ngakak.

"Oh Tuhan, terima kasih. Betapa mengerikan jika anjing sialan itu menyodomiku"

Judul: Corat-coret Di Toilet
Pengarang: Eka Kurniawan 
Dimensi: 125 halaman 
Cetakan: Pertama, April 2014
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-0368-4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Tarawih di Masjid LDII

Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.  Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.  Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.  Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, ...