Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Lelaki Harimau Novel Eka Kurniawan

Eka Kurniawan seorang sastrawan IndonĂ©sia yang sanggup meluluhkan selera sastraku. Bahasa dan kata yang digunakan sungguh menggugah selera! Tak biasa ekstra ordinari! Awal membaca karyanya "Cantik Itu Luka" sungguh membuat cinta kepalang. Melayang sampai menyamakan dengan legenda sastrawan Indonesia lainnya seperti Achdiat Karta Mihardja si penulis Atheis. Latar belakang UGM Fakultas Filsafat membuatnya lebih vulgar, memutar logika dan membuat bumbu cerita lebih nikmat. Sungguh. 

Lelaki Harimau adalah karya kedua dari Eka Kurniawan yang saya baca. Di awal cerita sungguh membuat kita terbengong dengan jalan ceritanya. Alurnya maju di awal, selanjutnya mundur sebagai pengungkapan dari sebab akibat. 

Tokoh utama dari Lelaki Harimau adalah Margio, seorang pemuda produk dari kekerasan ayahnya dan terpukul oleh berbagai kenyataan hidup seperti adik tirinya (hasil hubungan gelap) mati selepas tujuh hari menghirup udara bumi, berlanjut pada tontonan live perkelaminan antara ibunya dan lelaki lain. Sungguh sangat mempermainkan emosi.
Dengan gayanya Eka Kurniawan membawa pembaca pada sebuah kelugasan cerita, mencerahkan segala ketabuan pada kehidupan sastra yang kadang dianggap tabu. Bumbu seksi nan menggoda hadir dengan bahasa yang sungguh liar dan penuh maknawi. Jika melempar pada pelajaran bahasa Indonesia saban novel selalu harus dirangkum pesan moral dari sebuah cerita, pada Lelaki Harimau inilah banyak hikmah yang perlu diambil.

Bermula kabar kematian Anwar Sadat, seorang lelaki flamboyan berbakat seni tinggi di kampungnya, pesisir selatan samudra Hindia. Anwar Sadat mati dengan gumpalan darah dan seonggok daging, tanpa senjata tajam yang mengiris leher ataupun kulit tipisnya. Geger seluruh. Tersebutlah Margio sebagai pembunuhnya. Pengungkapan siapa dan kenapa terjadi pembunuhan terhadap Anwar Sadat berada pada alur mundur kehidupan keluarga dari Margio. 

Novel ini mengusung tema surealis terutama pada titik indang harimau putih yang menyatu pada kakek Margio hingga akhirnya diturunkan padanya. Harimau putih ini entah indang, entah siratan sebagai emosi yang besar seperti harimau, namun putih suci seperti angsa. Entahlah itu hanya penulis yang tahu maksudnya. 

Awal cerita ada perkataan yang sungguh baru saya temukan dan ini memang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa sebenci atau sebenyebalkan seseorang akan tampak dimaafkan jika orang tersebut menjadi berguna. Paragraf tersebut tersedia di halaman 15.

"Di tengah waktu luangnya yang melimpah-limpah, sebab sesungguhnya ia tak punya pekerjaan sejak berhenti menjual lukisan, ia merupakan teman bermam catur Mayor Sadrah, sponsor klub sepak bola kota, dan berburu perempuan. Kelakuannya yang terakhir, dilakukan lebih bergairah daripada melukis, menemukan gadis-gadis dan meniduri mereka, kadang-kadang janda dan istri orang jika mau. Ini juga bukan rahasia, sebab tak banyak rahasia tersimpan di telinga penduduk kota. Meski begitu, kesan tanpa moral dalam dirinya tak menyembunyikan rasa hormat orang padanya, dan di setiap pertemuan mereka akan melimpahinya kesempatan berpidato, dan ia selalu tampak sebagai tukang bicara yang cerdas. la pandai bergaul, dan dengan cara inilah orang memaafkannya, ditambah kenyataan kebanyakan sahabatnya juga tidak menjalani hidup dengan baik".

Sebenarnya banyak sekali kata-kata penuh maknawi yang biasanya dalam kehidupan sehari-hari seperti tidak terpikir. Dengan cerdasnya Eka Kurniawan menyajikan dengan apik. Sungguh ada pergulatan batin yang amat ruwet pada seorang Margio, terlahir pada keluarga miskin dengan ayah yang bersikap kasar pada ibunya, Nuraini. Percintaan hanyalah sebuah pemerkosaan penyatuan antar kelamin yang entah apa rasanya, begitulah Nuraini bernasib. Berbeda perasaan saat Anwar Sadar memasikan sebatang dagingnya ke dalam lobang daging milik Nuraini, dia merasakan getaran cinta yng hangat nan agung. Sungguh surga dan jahanam perbedaannya. 

Margio juga terpukul oleh keadaan dimana Marian, adik tiri hasil perselingkuhan Nuraini dengan Anwar Sadat mati setelah tujuh hari menghirup udara bumi. Peristiwa ini membawa sebuah fakta hidup dimana ibunya sangat mencintai dan sangat bahagia dengan hasil perselingkuhan penuh cinta. Berbeda dengan kematian ayahnya, Komar bin Syueb yang tidak diterima oleh bumi. Saat kematiannya hanya Mameh lah yang waras, sementara semuanya dalam keadaan sinting. Antara tangis dan kebebasan untuk meraih kebahagiaan dan cinta. 

Margio masih saja menerima dengan keadaan, Harimau putihnya tak lagi menunjukkan taring. Hanya emosi yang membucah. Ada terselip rasa bahagia juga melihat ibunya berbahagia dengan perselingkuhan. Hingga pada suatu masa Margio mengungkapkan maksudnya pada Anwar Sadat agar segera menikahi ibunya guna kebahagiaan berkekalan. Bak diinjak gajah, hati Margio terasa sempit dan membucah keluar harimau putih. 

"Di depannya, tanpa membuang tempo sebab dirinya sadar waktu bisa melenyapkan seluruh nyali, ia berkata kepada lelaki iru, "Aku tahu kau meniduri ibuku dan Marian anak kalian," katanya. Kalimat itu mengapung di antara mereka, Anwar Sadar pasi menatap wajahnya. Margio melanjurkan, "Kawinlah dengan ibuku, ia akan bahagia,". Tergagap Anwar Sadat menggeleng, dan dengan kata terpatah ia bergamam. "Tidak mungkin, kau lihat aku ada istri dan anak." Tatapan ini jelas mencela gagasan konyol Margio. Dan kalimar selanjutnya memberi penjelasan melimpah, "Lagi pula aku tak mencintai ibumu."

Judul: Lelaki Harimau
Penulis: Eka Kurniawan
Layout: Noviprasetya
Cetakan: Pertama, Agustus 2014
ISBN: 978-602-03-0749-7
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...