Langsung ke konten utama

Bukan Perampok

Kembali 'Atheis' di Tahun 2025

"Kenapa Saudara bilang bahwa seorang atheis tidak boleh berperasaan takut?"


Seorang pernah menjadi atheis, dan tidak cocok menjadi atheis karena ada rasa tidak nyaman dalam jiwanya. Begitulah kondisi Hasan yang terdidik sebagai anak yang alim, terlahir dan besar dengan agama Islam. Kehidupan Hasan berubah setelah bertemu dengan kawan lama, Rusli. Jiwa keagamaan dan dan pandangan hidupnya geser terlalu jauh saat propaganda keatheisan, sosialis dan komunis digaungkan oleh Rusli. Terlebih kedatangan Kartini sebagai katalisator Hasan terjerambab pada kondisi yang tidak sesuai dengan yang diidamkan sejak kecil. Pertentangan batin selalu muncul saat perubahan-perubahan terjadi dalam dirinya. 

Jiwa keislaman luntur berangsur sampai Hasan menikah dengan Kartini, gadis bebas dan modern. Detik yang terkumpul hingga berbuah pada jam dan menggunung menjadi sebuah tahun berlalu seiring masa perkawinan Hasan dan Kartini, pada tahun ke-4 badai datang nan pedih. Api cemburu Hasan terhadap Anwar meluap membakar semuanya, hingga pada titik perceraian. 

Pergulatan batin dahsyat Hasan dirasakan saat ayahnya sakit keras, ibunya mengirim telegram agar Hasan pulang kampung. Menjelang kematian ayahanda Hasan mendekat, namun ditolak karena sang ayah tidak mau dipengaruhi keatheisan anaknya. 

"Jangan lah engkau dekat-dekat kepadaku.... Jangan lah kau ganggu aku dalam imanku, agar mudah kutempuh perjalanankun ke hadirat-Nya..."

Kalimat tersebutlah yang membuat dirinya merasa bersalah seumur hidup, dan kembali lagi pada keyakinan agamanya. Sungguh pergulatan batin yang dahsyat. Tarik ulur cerita yang menyuguhkan konflik batin pada saat masa-masa terakhir Hasan sebelum tertembak mati oleh keibodan. 

Roman Atheis Cetakan Ke-39 Tahun 2025

Novel Atheis ditulis oleh Achdiat Karta Mihardja, seorang sastrawan kelahiran Cibatu, Garut. Karya roman Atheis dinobatakan sebagai karya sastra terpenting Indonésia setelah Perang Dunia II. Roman ini sangat terkenal dan dicetak sampai ke 39 kali, pada saat pemerintahan Soeharto Balai Pustaka mencetak roman tersebut untuk dibagikan ke seluruh sekolah di Indonesia. Saya sendiri membaca roman Atheis saat SMA (2006), dan kini tahun 2025 kembali membaca lagi. Suatu hal yang menarik ingatan saya ketika pertama menemukan sastra Indonesia yang membuat ketagihan. 

Zaman Soeharto juga beberapa nukilan novel masuk ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia, termasuk roman ini. Seingat saya nukilan Atheis berada di buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP dengan sampul buku berwarna hijau telor asin. Pada buku pelajaran tersebut nukilan Atheis diambil pada adegan Hasan masuk ke gorong-gorong saat ada operasi udara dari tentara pendudukan Jepang. Drama itu teringat sampai sekarang dimana isi cerita menyajikan ibu-ibu yang komat-kamit membaca Falakbinas dan Alfatihah. 

Terbitan kali ini sangat menarik terlebih dari sampul, saat zaman Soeharto Balai Pustaka mencetak roman Atheis dalam baluran jilid bergambar seperti cipratan darah yang merah. Jilid tersebut nampak 'memprovokasi' mata yang memandang, namun pada terbitan tahun 2025 cukup mengundang perhatian. Bergambar tangan seperti dukun yang sedang menjampi di atas asap kemenyan. Uniknya di bawah tangan tersebut gambar masjid, nah gambar masjid tersebut sepertinya Masjid Agung Manonjaya

Kali ini Balai Pustaka juga memberikan pembatas buku yang bergambar sama persis model gambar masjid yang ada di sampul buku roman ini. Saya sendiri mendapatkan buku ini dengan harga khusus, yakni Rp 82.000 samantara harga aslinya Rp 130.000. 

Judul: Atheis 
Pengarang: Achdiat Karta Mihardja 
Penyelaras: Tim Editor Balai Pustaka 
Dimensi: xiv + 298 hlm; 14,8 x 21 cm
Cetakan: ke-39, 2025
Penerbit: Balai Pustaka 
ISBN: 978-602-260-119-7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Istilah-istilah Anak dalam Keluarga Jawa

1. Ontang-anting: anak laki-laki/perempuan tanpa saudara (semata wayang). 2. Uger-uger lawang: dua bersaudara anak laki-laki. 3. Kembang sepasang: dua bersaudara anak perempuan. 4. Kendhana-kendhini: dua anak bersaudara, laki-laki yang tua, perempuan yang muda. 5. Kendhini-kandana: dua anak bersaudara, perempuan yang tua, laki-laki yang muda. 6. Pandhawa: Kelima anak berjenis kelamin laki-laki semua. 7. Ngayoni: Kelima anak berjenis kelamin perempuan semua. 8. Madangka: Lima anak bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. 9. Apil-apil: lima bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. Sumber Serat Centhini II - UGM Press.  

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok . Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia , Gunung Agung , lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit ( Kepo Buku ) dengan pembawa acara Bang Rame , Steven dan Mas Toto . Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumn...