Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Rasa Sejati: Misteri Seks Dunia Kejawen - Suwardi Endraswara

Literasi tentang budaya Jawa kini menjadi titik utama dalam pencarianku, rasanya haus sekali akan budaya sendiri. Seakan-akan kerinduan terhadap jati diri yang telah lama kosong dan hilang. Beberapa judul tentang jawa telah terkumpul, termasuk ajaran seks. Bukan tidak sengaja, saya tertarik sekali akan ajaran seks di dunia Jawa sehingga beberapa buku dibeli untuk dipelajari. Setelah scrolling ratusan kali di Tokopedia, akhirnya saya mendapatkan beberapa buku tentang Jawa dan seks dengan harga murah. Buku yang saya dapatkan original alias asli, namun sudah 'ternodai' oleh pembeli awal. Padat kata saya membeli 'buku janda' alias buku bekas. Buku bekas tersebut dikirim langsung dari Ambon, Maluku. Jauh sekali ya. Saya hanya menambah 5000 rupiah untuk tambahan ongkos kirim.

Rasa Sejati - Misteri Seks Dunia Kejawen yang ditulis kleh Suwardi Endraswara diterbitkan pada Maret 2006, buku ini termasuk lawas untuk dunia literasi. Pada umumnya untuk menjadi buku sumber paling tidak cetakan lima tahun terakhir, maka buku ini dikatagorikan sebagai buku lawas. Diterbitkan oleh Penerbit Narasi dari Yogyakarta, penerbit inilah yang banyak mengeluarkan buku-buku luar biasa. Buku yang memang mbedoni dari penerbit lainnya di negri ini. Dengan jumlah 331 halaman membuat otak dan hati kita kenyang dengan pengetahuan tentang seks di alam kejawèn.

Seks memang hal tabu dalam kehidupan 'depan layar' kehidupan sehingga tampak menarik bagi sesiapun yang sudah jembutan, sebaliknya pada kehidupan 'belakang layar' seks menjadi aktivitas liar yang mesti dinikmati. Kini Suwardi Endraswara menyajikan bagaimana seks menyebar dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Jawa. Beliau menyajikan tema seks dengan santai seperti obrolan sehari-hari dengan pria dewasa, namun penuh makna mendalam.  'Obrolan' seks yang menyeluruh dari hakekat hingga pada hal dasar kehidupan seks dibahas di sini, tapi jangan sekali kali anda menginginkan pembahasan tentang tatacara berhubungan seksual menurut Asmaragama atau Kamasutra Jawa. 

Lima belas bab kesemuanya membahas seks dengan falsafah dan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari orang Jawa, begitu pula perkembangan seks dari masa ke masa. Semisal saat dulu masyarakat Jawa mengagungkan seks pada arca candi, dan mocopat, sementara pada zaman sekarang pada sebuah blue film, lirik lagu campursari dan jogetan. Bagiku apa yang dibahas beliau memang terjadi dalam kehidupan saya sebagai orang Jawa, contoh kasus dalam nyanyian anak-anak yang mempunyai lirik yang vulgar. Bahasa atau istilah vulgar dalam bagunan rumah jawa oun masih berlaku, contohnya kontolan (bagian yang menonjol) dan memekan (bagian yang dalam/ceruk) sebagai tempat mengunci seperti pada permainan puzzle. 

Utak atik gathuk terlalu mencolok di berbagai halaman, seakan-akan buku ini hanya sebuah karangan yang murahan. Ada juga penelitian tentang edukasi seks yang hanya mengambil 26 audiens, bagiku ini hal yang kurang sekali sehingga audien hanya 26 orang dan bertempat di kabupaten dan provinsi yang sama. Sementara kebudayaan Jawa ada di beberapa provinsi di Indonesia. Walaupun sama-sama Jawa, seharusnya penulis mengadakan survei kembali pada beberapa sub kebudayaan Jawa seperti pada orang Banyumasan, Surabaya, Cirebon, Semarang, Lampung dan kalau bisa Jawa Suriname dan Kaledonia Baru. 

Secara keseluruhan buku ini sangat membuka pengetahuan tentang dunia seks pada kehidupan masyarakat Jawa. Bahasa yang mudah membuat pembaca lebih cepat memahami apa yang diuraikan oleh penulis. Mungkin ada beberapa kendala bagi pembaca non Jawa ataupun orang Jawa dari dialèk Cirebon dan Jawa Banten. Buku ini layak dibeli sesuai koleksi, namun untuk dicetak ulang harus ada pembaruan kembali karena perubahan zaman yang sangat drastis terlebih pulau Jawa menjadi pusat peradaban Indonésia.

Judul: Rasa Sejati - Misteri Seks Dunia Kejawen
Penulis: Suwardi Endraswara
Cetakan: Pertama, Maret 2006
Dimensi: xii + 330 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN: 979-7564-77-0
Penerbit: Penerbit Narasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Tarawih di Masjid LDII

Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.  Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.  Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.  Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, ...