Inilah saatnya meletakan pada tempatnya, bukan kesalahan. Tapi sebuah rotasi yang membuat saya mundur.
Hari itu dibalas dengan ujung jarum tajam, suatu jawaban yang membuat saya malu dan sadar bahwa ini terlalu jauh. Perbuatan tolol yang tak berlogika, ya ini aku yang melakukan. Kebodohan yang berulang pada sebuah nuansa cinta dan nafsu membuat semua tolol pada jalan yang aburd.
Kemarin aku terlalu, hari ini aku mundur untuk membawa logika yang sebenar. Bukan pada ketololan. Jika aku tersihir kembali, aku pun menjadi tolol karena hawa cinta yang dalam dari awal Galunggung berpasir hitam.
Aku tidak mau menghitung dari satu sampai sejuta, terlalu menjijikan untuk itu. Pun enggan menghitung jejak kaki pada setiap langkah bersama cerita pada hari-hari sebelum logika ada. Aku hanya ingin menyadari ketololan ini, nah aku juga paham pada sebuah kelakuan aburd.
Rela dan sadar, dua kata yang menjadi simpulan. Hari baru datang kembali, bukan untuk sebuah ketololan.
Pamarican, 13-15 Agustus 2020 awal kerinduan ada pada 13 dan kehilangan ketololan pada 13.
Komentar