Langsung ke konten utama

Bukan Perampok

Menjajal Mie Instan Taiwan

Menjajal Mie Instan Daging Sapi Taiwan


Dari mulai bayi sampai sekarang lidah akan selalu mengkoleksi segala rasa dari makanan yang dimakan melalui mulut. Walaupun sejatinya rasa hanya ada manis, asam, pahit, dan asin. Namun berkat kuliner segala rasa selalu muncul dengan mengejutkan si pemilik lidah. Menjajal makanan dari luar negeri atau dari luar budaya kita bagaikan tambahan ensiklopedia rasa di perpustakaan lidah. Sulit sekali menjelaskan sebuah rasa kepada seseorang yang belum pernah merasakan rasa tersebut, walaupun dijelaskan secara detail pun tidak akan nyampai dan sesuai. Sebagai contoh menceritakan buah durian pada seseorang yang belum pernah memakan buah durian, sulit sekali dibayangkan. 


Mendengar edisi JK minggu lalu tentang mie instan daging sapi Taiwan, saya ingin sekali nimbrung soal mie instan tersebut. Beruntung sekali saya bisa merasakan kenikmatan mie instan tersebut beberapa bulan lalu, saya mendapatkan mie tersebut dari konco kenthel di Taipei. Menurutnya mie instan tersebut merupakan mie andalan rakyat Taiwan, sama seperti Indomie yang membanggakan rakyat Indonesia.


Mie instan daging sapi dari Taiwan ini mempunyai bungkus yang besar, di dalamnya terdapat satu mie instan, satu sachet saus cabe, satu sachet bumbu, dan satu sachet besar daging sapi. Mie instan yang tersedia tampak besar, namun saat dimasak mie mengempis menjadi satu porsi yang mengenyangkan. Hampir semua tulisan di bungkus mie instan tersebut ditulis dalam aksara Mandarin.


Cara memasaknya cukup mudah dan tidak jauh beda dengan yang ada di Indonesia. Masaklah mie instan tersebut ke dalam air mendidih dalam waktu 3-4 menit, setelah masak mie bisa di masukkan ke dalam mangkok. Perlu diingat mie instan ini tidak memerlukan kuah yang banyak, sisakan kuah sedikit saja seperti membuat mie nyemek. Masukkan semua bumbu, saus dan aduk rata. Setelah diaduk rata masukkan daging sapi sachet ke hidangan mie instan tersebut. Untuk menambah selera bisa tambahkan kerupuk, irisan daun bawang, bawang merah ataupun bahan tambahan makanan yang enak.


Mudah bukan?! Jika masih tampak susah untuk membuat mie instan tersebut bisa lihat tutorial cara memasak mie instan di kanal-kanal YouTube kesukaan anda.


Kini giliran saya mengungkapkan rasa mie instan daging sapi Taiwan, bagi yang susah membayangkan, anda sekalian bisa membeli mie instan tersebut di market place kesayangan. Saya mulai dari tekstur mie, bisa dibilang lembut sekali melebihi mie instan yang pernah makan sebelumnya baik yang dari dalam negeri ataupun dari luar negeri lainnya. Hampir menyerupai mie buatan tangan langsung, kelembutannya belum pernah saya rasakan selama menjelajahi dunia mie instan Indonesia dan negara tetangga. Selain lembut mie ini, lumayan kenyal saat dikunyah. Mie yang panjang nan lembut sangat cocok dimakan dengan menggunakan sumpit, disruput sampai habis. Kenikmatan bertambah saat cara makannya diseruput, wangi dan cita rasa mie masuk dan menempel di dinding lidah.


Bumbu bagi saya kurang nendang berhubung lidah saya terbiasa makanan Nusantara yang kaya rempah-rempah. Berkat saran konco kenthel untuk menambahkan daun selèdri dan irisan bawang merah rasa semakin kuat dan terasa nikmat. Tambahan bahan lainnya disesuaikan dengan selera dan yang tersedia di rumah akan menambah kenikmatan, saat itu saya menambahkan keripik tempe, irisan tahu goreng juga ceplok telor. 



Wangi bumbu dari daging sapi terasa menyegarkan, daging sapi terdiri 3-4 iris. Daging sapi terasa lembut, bumbu terasa sampai serat-serat daging. Untuk shacet daging usahakan ditaruh paling terakhir, istilah keminggrisnya "toping" ya walaupun nanti sesuai selera masing-masing mau diaduk atau tidak diaduk. Kira-kira pendengar sekalian suka makan mie dengan cara diaduk atau tidak diaduk, kira-kira nikmat yang mana ya?


Keseluruhan dari mie instan daging sapi Taiwan saya beri nilai 4.5 dari 5. Pendengar sekalian bisa mencobanya langsung dengan mudah tinggal ketik di kolom pencarian, klik sesuai pilihan, dan bayar. Dengan kemudahan berbelanja daring anda bisa mendapatkan produk tersebut dengan mudah. Terima kasih kak Maria atas kesempatannya dan terimakasih untuk konco kenthel yang memberikan saya kesempatan untuk mencicipi mie instan Taiwan.


Salam,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Istilah-istilah Anak dalam Keluarga Jawa

1. Ontang-anting: anak laki-laki/perempuan tanpa saudara (semata wayang). 2. Uger-uger lawang: dua bersaudara anak laki-laki. 3. Kembang sepasang: dua bersaudara anak perempuan. 4. Kendhana-kendhini: dua anak bersaudara, laki-laki yang tua, perempuan yang muda. 5. Kendhini-kandana: dua anak bersaudara, perempuan yang tua, laki-laki yang muda. 6. Pandhawa: Kelima anak berjenis kelamin laki-laki semua. 7. Ngayoni: Kelima anak berjenis kelamin perempuan semua. 8. Madangka: Lima anak bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. 9. Apil-apil: lima bersaudara, empat orang lelaki dan satu perempuan. Sumber Serat Centhini II - UGM Press.  

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok . Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia , Gunung Agung , lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit ( Kepo Buku ) dengan pembawa acara Bang Rame , Steven dan Mas Toto . Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumn...