Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Senyum Karyamin - Ahmad Tohari

Ahmad Tohari memang terkenal oleh Dukuh Paruknya, namun janganlah melupakan karya-karya lainnya termasuk cerpen-cerpen yang pernah terbit di media cetak. Melalui Gramedia Pustaka karya-karya beliau diangkat kembali terutama untuk cerpen yang pernah terbit di media massa tempo dulu. 

Ciri khas dari Ahmad Tohari tak lekang oleh zaman ataupun pengaruh lainnya, bahasanya yang lugas, sederhana dan gampang dimengerti selalu hadir pada setiap karyanya. Bukan hanya ciri khas itu saja, beliau juga tak luput memasukkan cerita dari kalangan papa ataupun masyarakat desa sehari-hari. Bagiku cerita-cerita dari beliau sangat mengena di hati, mungkin karena terasa di kehidupan sehari-hari saata yang tumbuh besar di desa dan mempunyai kebudayaan yang sama.

Senyum Karyamin
Sebuah ironi kehidupan kelas bawah yang dihimpit oleh kebutuhan ekonomi, namun tetap ditagih oleh pak pamong untuk patungan sumbangan kemanusiaan bagi masyarakat Afrika yang kelaparan. Sementara kenyataannya Karyamin sendiri adalah seorang papa miskin dengan perut yang selalu lapar.  
Tinggal Matanya Berkedip
Cerpen ini soal mahkluk yang membantu manusia untuk mendapatkan rezekinya, bagi saya cerpen ini sangat menyayat hati. Terlebih bagi saya yang menyayangi binatang, rasanya tidak tega untuk membaca dengan pelan. Permainan rasa seperti deburan ombak bagi pembaca yang menyayangi hewan, namun bisa menjadi terbalik bagi orang yang biasa saja pada seekor hewan. Cerpen ini tentang seorang pemilik kerbau pembajak dan pawang kerbau yang ingin menjinakkan kerbau yang susah diajak bekerja. Kerbau tersebut bernama Si Cepon. Malang sekali nasib Si Cepon yang bernasib buruk hingga tinggal matanya berkedip. 

Selain masalah pada rasa, ada juga makna lain yakni dimana seseorang yang sudah dipercaya untuk hal tertentu, namun gagal dalam bidangnya akan menjadi hal sia-sia di hadapan orang lain. Ringkasnya harga diri akan lenyap jika perkejaan yang diembannya gagal total.

Blokeng
Adalah seorang perawan yang melahirkan seonggok bayi tanpa ayah. Blokeng sendiri seorang anak sampah yang tidak bisa disamakan oleh masyarakat pada umumnya. Ada hal jenaka dari cerita ini terutama pada pongahnya masyarakat yang selalu ikut arus, disaat ada tuduhan tertentu semua masyarakat mengikuti apa yang bukan tuduhan Blokeng. Citra masyarakat masuk dalam cerita ini begitu nyata, dimana masyarakat selalu mengekor, pongah dan selalu berkiblat ke titik satu dan yang lainnya mengikuti.

Pada kumpulan cerpen ini sebenarnya ada tiga belas cerpen diantaranya judul yang telah dibahas di atas. Semoga para pembaca lainnya bisa menikmati semua rangkaian cerpen dari Ahmad Tohari di perpustakaan atau membeli langsung.

Judul: Senyum Karyamin
Penulis: Ahmad Tohari
Cetakan: ke-9 Juli 2013
Dimensi: 88 hlm, 21 cm
Penerbit: Gramedia Pustaka
ISBN: 978-979-22-9736-2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...