Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Seorang Jawa Wajib ke Museum Sonobudoyo

Takdir dan anugerah dua hal yang tak pernah diharapkan oleh manusia, sementara hanya Tuhanlah yang mempunyai haknya untuk dua hal tersebut. Termasuk jika seseorang menjadi seorang Jawa, Sunda, Madura ataupun Tionghoa. Kesemuanya itu adalah hal takdir dan anugerah yang tak ternilai oleh sesuatu apapun selain bersyukur kepada yang Kuasa. 

Menjadi Jawa tidaklah harus tinggal di daerah yang berbahasa dan berbudaya Jawa, banyak manusia Jawa yang tinggal di daerah selain Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Contohnya saja seperti saya lahir dan besar di Jawa Barat, berbagai contoh lagi seperti masyarakat Jawa di Belanda, Kaledonia Baru dan Suriname mereka adalah migran Jawa yang sudah menetap di sana. Dunia modern ini juga banyak membawa manusia Jawa berpindah ke suatu wilayah ataupun negara, biasanya perpindahan tersebut karena suatu pekerjaan ataupun sebuah ikatan suci pernikahan. 

Bahasa, budaya ataupun lelaku Jawa memang tetap abadi jika seorang Jawa masih mengamalkannya. Dunia modern ini manusia Jawa ada yang menjalankan dan ada yang tidak, walaupun tidak menjalankan pastinya manusia Jawa masih membawa ruh-ruh kebudayaan Jawa. 

Terkait seorang Jawa dan marwah kebudayaannya ada suatu tempat yang tepat untuk nguri-uri kabudayan Jawi yakni di museum Sonobudoyo Yogyakarta. Museum ini sangat spesial karena menyajikan tentang hal yang njawani, memang sebagian besar tentang Jawa, baik Sunda dan Madura. Selain ketiga budaya tersebut juga dilibatkan budaya Bali berhubung  Jawa dan Bali masih erat kebudayaannya seperti kakak beradik. 

Tak jauh dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, museum ini terletak antara Malioboro dan Keraton. Lokasinya sangat strategis antara lokasi kebudayaan klasik dan pop culture. Tepat di Jalan Trikora No.6 Kota Yogyakarta, museum ini berada di ujung utara alun-alun lor (utara). Untuk masuk ke museum ini hanya membutuhkan uang Rp 3000 saja dan sudah termasuk parkir. Namun sejak tanggal 9 November 2022 harga tiket menjadi Rp 10.000 sehubungan adanya gedung baru yang memuat koleksi lainnya. Jelas kenaikan harga tersebut ada sebab akibatnya yakni gedung baru yang membutuhkan biaya perawatan.

Saat memasuki area museum anda akan disajikan berbagai benda kesenian Jawa termasuk live music gamelan yang dimainkan oleh satu orang saja. Suara musik tradisional tersebut membawa nuansa Jawa yang begitu kental dan terasa menenangkan, terlebih saat kita berkeliling menikmati berbagai benda-benda bersejarah dari kebudayaan Jawa.

Ada beberapa bagian ruangan di museum ini, pembagian ini berdasarkan zaman, peralatan dan lain sebagainya. Sebagai contoh ruangan awal menyajikan perkembangan manusia purba di pulau Jawa saat itu, selanjutnya memasuki zaman Jawa klasik. Ruangan wayang tepat berada di tengah-tengah gedung. Museum Sonobudoyo sendiri bukankah tempat yang sangat kolot, berdebu dan membosankan. Teknologi yang tersedia di sini membuat para pengunjung tidak bosan menikmati benda-benda bersejarah. Contohnya saja ada layar kaca interaktif dengan efek suara dan gambar yang super keren. Ketika seseorang memegang kaca yang ada kerisnya keluarlah audio visual yang menjelaskan keris tersebut.

Gedung baru dibuka pada hari Senin yang lalu, tepat sehari sebelum saya berkunjung. Gedung tersebut berisikan aneka wayang, alat musik tradisional, berbagi jenis batik, alat transportasi tradisional dan juga topeng. Teringat hal yang aku cari yakni wayang thithi atau wang Cina Jawa, wayang tersebut saya cari karena pernah menulis artikel tentang wayang thithi untuk Radio Taiwan Internasional Seksi bahasa Indonesia.

Sonobudoyo Yogyakarta bukan saja soal museum, ada kafe yang aesthetic, bioskop, perpustakaan dan juga pagelaran wayang orang, wang kulit dan wayang panji. Selain gedung I, Sonobudoyo juga mempunyai gedung II yakni tempat penyimpanan naskah-naskah klasik. Jika anda mempunyai penelitian soal budaya Jawa bisa menilisik ke gedung tersebut dan harus membawa surat pengantar. 

Untuk menikmati bioskop hanya membutuhkan uang Rp 10.000 sekali nonton film dengan durasi sejam ataupun lebih. Untuk menonton wayang hanya 20.000 rupiah untuk penonton Indonesia, sementara untuk penonton warga negara asing diharuskan membayar 50.000 rupiah. Tiket bisa didapat melalui kontak WhatsApp: 0877-6584-9000 juga bisa membeli langsung di tempat pada jam 19:00 WIB. Tiap hari dalam seminggu pagelaran ini mempunyai jadwal tersendiri. Untuk hari Senin museum dan pagelaran Libur. Hari selasa pagelaran wayang kulit, Rabu & Kamis wayang orang dari cerita Mahabarata dan untuk Jumat, Sabtu & Minggu pagelaran wayang topeng (Wayang Panji) kesemuanya dimulai pada jam 19:00 WIB. 

Suatu keberuntungan bagi saya, saat itu Sonobudoyo Yogyakarta sedang mengadakan pameran museum tahunan. Pameran ini disebut AMEX Annual Museum Exhibition yang selalu muncul kepada publik saat Museum Sonobudoyo Yogyakarta ulang tahun. Kapan kira-kira ulang tahunnya? Ulang tahun museum ini ialah 6 November. Jadi dalam sebulan penuh banyak kegiatan seperti AMEX, kuliah umum dari kurator, dan banyak lagi. Aku juga termasuk orang yang hadir di acara temu kurator ini, eng ing eng aku mendapatkan buku dan mug cantik dari Sonobudoyo.

AMEX tahun ini bertajuk Star & Moon: Apa yang dibawa dan disatukan oleh lautan. Tema ini lebih ke keislaman yang berada di Jawa. Apa yang dipamerkan saat AMEX 2022? Ada banyak sekali barang bersejarah dipamerkan pada AMEX kali ini seperti naskah kuno soal keislaman, wayang, lukisan, kaligrafi, batu nisan dan yang lainnya.
Banyak sekali pengetahuan yang bisa diambil secara gratis di acara AMEX, bagi masyarakat yang haus akan ilmu pengetahuan busa langsung ke museum Sonobudoyo Yogyakarta, langsung masuk saja. Lokasinya tak jauh dari Malioboro atau titik nol kilometer, lebih tepat lagi dekat BNI ataupun Kantor Pos Yogyakarta. Tidak ada tiket, semuanya gratis termasuk kencing ataupun ngising gratis! AMEX akan berakhir pada tanggal 30 Desember 2022, nah untuk waktunya cukup panjang loh 12 jam. Mulai dari jam 09:00 sampai dengan 21:00 WIB. Jadi kamu sekalian bisa menikmati aneka peninggalan Islam di Jawa juga ada tulis menulis soal kesan, menulis kaligrafi ataupun kesenian khas Islam yakni rekabentuk geometri. 

Ayo ke museum! Museum di hatiku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...