Malam ini Panda telah berpulang menuju rahmat yang maha Pencipta, dari sanalah berasal. Panda tercipta memang untukku hanya untuk kebahagiaan keluargaku. Kucing manis bernama Panda, kucing satu-satunya yang bertahan hidup hingga menjelang birahi. Tiga saudaranya Kucing Lorèng dan Sapi telah meninggal tak jauh hitungan harinya. Mereka meninggal akibat diare parah, sementara Panda meninggal karena diare juga. Sebelumnya Panda berjuang dua bulan penuh dengan segala penyakit yang diderita, mulai dari kejang hingga diare parah. Sempat ada harapan karena sudah enak makan. Namun setelah dua hari Panda ambruk tidak mau makan lagi.
Langkah Panda
Terlahir dari rahim Kucing Sukam, Panda terlahir bersama dua saudara lainnya yakni Kucing Loreng dan Sapi. Kucing loreng adalah satu-satunya kucing berwarna oranye dan putih, mirip seperti ibunya. Sementara Panda dan Sapi mempunyai corak dan warna yang sama yakni hitam dan putih. Naas Sapi dan Loreng meninggal terlebih dahulu karena diare parah. Mereka meninggal tidak terlalu lama jarak waktunya, mungkin beda satu mingguan. Persis seperti Panda dan Kucing Swew-swew-swew hanya terpaut enam hari saja.
Panda, nama yang tersemat karena pola warna yang sama dnegan hewan bernama panda. Kucing Panda mempunyai keistimewaan tersendiri yakni pola bentuk jantung atau love di atas tubuhnya. Penanaman ini saya ambil dari nama hewan yang mirip, seperti Sapi dan Loreng. Panda sendiri mempunyai beberapa nama sebutan Kucing Mondol, Cah Mondol, Mondo, Suron, dan Surondol.
Kucing Panda termasuk penurut, namun lebih cerewet ketimbang kakaknya Sukom. Ketika dipanggil nama Panda pasti akan datang, agak berbeda dengan Kucing Swew-swew-swew dan Kucing Trikitrit. Saat kecil Panda sangat lucu sekali dan suka bermain-main dengan kakaknya, kemanapun kakaknya pergi pasti ikut.
Sakit dan mati
Sebelum puasa tahun ini (2022) Panda selalu tidur, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, Panda seperti kucing yang hendak hamil. Terkaan awal ihwal kehamilan Panda memang patut dicurigai, bahkan aku mengutuknya karena kehamilannya. Selama satu minggu susah makan, hanya minum saja aku mulai curiga. Biasanya kucing hamil masih bisa makan, sementara Panda malas untuk makan.
Semakin hari kondisi kesehatan Panda menurun, tubuhnya mulai mengecil. Beberapa obat saya masukan atas saran dari dokter. Obat ternyata tidak menyembuhkan Panda malah membuat kejang-kejang terus, satu hari bisa kejang sampai empat kali bahkan lebih. Hal yang paling menyakitkan. Kejang ini lebih dari dua minggu hingga akhirnya sembuh sendiri, kini tubuh Panda semakin kurus. Jalanpun susah.
Kejang telah usai, nafsu makan Panda meningkat. Daging pun mau, makanan kering juga. Setelah dua hari makan enak, Panda ambruk kembali dengan penyakit barunya yakni diare. Oralit sudah dimasukkan ke mulutnya, namun tidak membantu banyak. Panda bertahan tiga hari saja dari diare.
Kematian Panda dimulai sejak jam 7 malam, tubuh ringkihnya bergerak dan bergetar karena penyakit yang berat. Merintih, tak kuasa tangannku membelai bulunya dan menyebut namanya: "Panda... Panda...Panda..." Dia masih merespon dengan erangan, dan begitu hingga akhirnya sekitar jam 9 malam Panda berpulang untuk bermain kembali dengan Loreng, Kucing Swew-swew-swew dan Sapi.
Panda dimakamkan di bawah pohon jeruk dekat kandang kambing, sementara kucing Swew-swew-swew, Loreng, dan Sapi di bawah pohon melinjo. Panda dikubur dengan kain sarung yang selalu menemaninya saat tidur dekatku. Semoga sarung itu menjadi penghangat tidurmu Panda.
Komentar