Minggu pagi terlalu dingin bagi kulit saya yang terlalu lembut untuk seorang lelaki desa. Dinginnya udara pagi ini memang dipengaruhi oleh perubahan iklim yang terlalu ekstrim. Suhu turun beberapa derajat jika disamakan dinginnya sama seperti dinginnya di pegunungan Pangalengan, dinginnya pun lebih menusuk ke tulang berulang. Boleh disebut ini dingin khas kemarau.
|
Pemandangan Di Parkiran |
Tidak berhasil membangunkan aangé. Susah memang membangkitkan orang untuk hidup sehat. Empat kali dimiskol dan kirim WA tidak dibaca karena sepertinya dimatikan jaringan internetnya. Sengaja banget. Tidak berhasil membangunkan membuat saya sedikit malas untuk bangun dan bergerak. Ya molor setengah jam untuk olahraga.
|
Sedikit Pose |
Tujuan olahraga kali ini sedikit membuat saya bingung karena banyaknya pilihan. Lari pagi di track jalan sawah, main sepeda ke track tapal kuda Banjar atau ke Banjarsari yang tracknya membosankan karena satu jalur. Rencana sebelumnya saya dan temen - temen orang Banjarsari Raihan dan Rifyal ke Karangkamulyan tapi ternyata batal karena Rifyal harus mengikuti pelantikan di kegiatan pramuka sekolahnya sementara Raihan mengalami cedera dan sepedanya rusak. Oh rasanya pengen merobek hari ini.
Spontan saja saya putuskan untuk pergi ke Banjarsari dengan jarak yang tidak terlalu jauh hanya 17 Km sekali jalan. Lumayan lah walaupun tracknya membosankan dengan jalan yang relatif datar dan lurus, hanya beberapa terdapat tikungan tajam, tanjakan yang tidak terlalu ekstrim. Alasannya lainnya sih foto - foto gedung perkantoran ataupun tempat penting untuk diunggah ke Google Map. Ya saya salah satu kontributor Google Map dengan nilai 15.000 poin posisi berada di bintang delapan dengan jumlah foto lebih dari 1400 foto dan lebih dari 2.400.000 orang yang melihat foto saya. Sedikit sombong ya hahahaha lebih juga gak apa - apa. Semoga bermanfaat.
Dengan kecepatan rata-rata 3-4 Km per jam mengayuh sepeda kesayangan Apang. Akhirnya saya sampai ke Banjarsari. Di sana lumayan bingung dengan tujuan akhirnya saya pergi ke rumah Raihan untuk sekedar basa basi dan kalau bisa sih diajak ke curug Kawasen. Dan ini terjadi! Yeah!!!.
|
Bongkahan Batu Besar |
Sampai di rumah Raihan saya langsung numpang isi batre telpon pintar saya. Tujuannya biar ga sia - sia saat berkunjung ke Curug Kawasen. Tidak lucu kan kalau ke tempat indah tanpa ada foto rasanya sebuah kebohongan besar jika tidak ada foto yang diambil. Sambil isi batre saya melihat aktivitas Raihan di rumahnya seperti ngasih makan ternak ayam pelung yang keren, ikan hias yang keren, tanaman polybag dan kucing ras campuran yang galak. Menarik juga ya berkebun dan beternak rasanya ingin punya kebun dan ternak juga tapi apa, saya berternak domba tapi selalu diserang kutu domba yang membuat kulitnya seperti kena jamur. Stres saya.
|
Panjat Tebing |
Setengah jam berlalu dan batre telpon pintar saya terisi 55%, lumayanlah untuk merekam keindahan dengan format video maupun foto. Sebelumnya kami berniat ke lokasi dengan menggunakan sepeda tapi apa daya sepeda Raihan tidak ada pedalnya jadi kami menggunakan sepeda motor miliknya. Perjalanan dari rumah Raihan ke lokasi memerlukan waktu 20-30 menit. Jalan termasuk mulus sampai ke kaki bukit, jalan mulai rusak saat memasuki kaki bukit di pemukiman terakhir di wilayah sekitar curug. Jalan berbatu dan licin membuat Raihan harus hati-hati dan karena terlalu licin akhirnya saya turun dari motor.
Motor diparkir tidak terlalu jauh dari curug. Suasana segar dengan nyanyian alam yang menenangkan jiwa mengalun bagai simpony yang indah. Suara burung hutan bersautan seakan menyambut saya dan Raihan. Air nan bening beriak mengeluarkan suaranya yang jernih dan menggoda saya untuk segera telanjang dan bercumbu dengannya. Awal yang indah dengan hidangan pemandangan alam yang luar biasa, air jernih, suara burung hutan yang indah dan keheningan yang mendamaikan.
|
Serodotan Curug |
Air terjun ini terletak di aliran sungai pegunungan yang berbatu besar sehingga menciptakan sebuah aliran seperti sebuah air terjun. Air kristal mengalir menyegarkan bagi sesiapa yang menyentuhnya. Tidak nampak sampah plastik yang berserakan di sana hanya sampah daun saja dan kayu. Di sini kami menyelusuri sungai sampai ke ujung atas sana.
Dari curug awal kami menyusuri sungai dari batu ke batu sampai menemukan dua buah curug. Agak unik dua curug ini, satu curug berada di pinggir aliran sungai dan satu lagi di pinggir sungai. Curug dinding sungai lebih menarik karena diselimuti oleh banyak akar pohon. Melanjutkan eksporasi lebih ke atas kami menemukan begitu banyak curug yang indah.
|
Ayunan Beringin |
Sepanjang kami menemukan curug yang lumayan tinggi dengan bentuk seperti prosotan. Unik sekali!! Berlanjut dengan curug dengan tebing yang lumayan tinggi. Selepas itu terdapat pohon beringin yang mempunyai akar yang bisa dibuat ayunan. Saya mencoba untuk menyenangkan hati saya dalam ayunan alam itu. Dan sampai terakhir di curug dengan tebing seperti spons karang. Lumayan buat naik tebing. Perjalanan ini kami akhiri di batu yang sangat besar. Kami akhiri eksplorasi ini karena perut kami lapar. Tidak ada perbekalan sama sekali. Parah!!!
|
Mandi Di Curug Akar |
Di perjalanan pulang dan di curug terakhir kami bergabung dengan pengunjung lainnya yang berjumlah 4 orang yang sedang berenang. Saya pun ikut berenang dan mencoba untuk terjun dari ketinggian 8/9 meter. Kupikir dalam ternyata tidak dan kaki saya sampe mentok ke tanah. Untungnya masih ada air jadi tekanan tidak terlalu kuat. Alhamdulillah masih diberi keselamatan.
Puas dengan semua saya putuskan untuk pulang karena hari sudah menunjukkan ganasnya sinar matahari di siang hari. Lapar melanda saya yang hanya berbekal 7000 rupiah akhirnya membeli cilok kuah di warung Raihan. Pulang selepas makan. Capek!
|
Pose Selepas Terjun |
Komentar