Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Etika Meminjam Buku

Ilustrasi: Buku Dalam Rak

PERINGATAN! Tulisan ini muncul akibat seringnya dikecewakan oleh peminjam buku yang tidak bertanggung jawab. 

Kepercayaan adalah suatu hal sangat vital untuk seorang manusia yang sedang hidup di bulatnya planet bumi ini. Jika kepercayaan dijadikan hal kecil dan remeh temeh maka kehidupan orang tersebut akan menjadi remeh temeh juga. Singkatnya kurang berharga. Bagaimana pun kepercayaan adalah hal yang 'emas' dalam lingkup kehidupan sosial manusia. Kepercayaan bukan hanya pada suatu proyek besar saja, kadang hal sepele yang mengandung kepercayaan akan sangat berarti lagi penting. Misalnya kepercayaan saat meminjam buku. 

Sebelumnya izinkan saya bercerita soal kepercayaan dan tanggung jawab pada kasus remeh-temeh. Alkisah, pada tahun 2009 dimana kehidupanku penuh dengan buku, baik buku hasil beli sendiri maupun dikasih dari radio internasional. Alhasil buku bertumpuk menjelma menjadi perpustakaan kecil. Singkat cerita seorang anggota keluarga besar datang untuk meminjam buku. Basa-basi terjadi hingga membanjiri mulut dan terjadilah transaksi peminjaman buku dengan berbagai syarat  seperti tanggung jawab merawat buku. 

Gunakan Pembatas Buku Untuk Menandai 

Seminggu kemudian buku kembali! Kepercayaan runtuh ditelan dusta yang sangat mengerikan saat buku diperiksa. Buku dilipat sana-sini, coretan, garis bawah hingga warna stabilo yang tembus hingga halaman sebelahnya. Kecewa sekali! Kadang berpikir mending sedikit lebih pelit dan banyak aturan untuk meminjamkan buku daripada eneg sendiri. Cerita kekecewaan pernah terjadi saat seorang teman yang berdalih pinjam beberapa hari, hingga ditagih tak kunjung membalikannya dan berakhir dengan kabar hilangnya buku!

Kenapa bisa terjadi? Apakah ini masih berhubungan dengan minat baca buku bangsa Indonesia yang masih rendah. Atau hanya masalah kepercayaan personal yang kurang? Bisa jadi karena minat baca yang kurang sehingga seseorang mempunyai pikiran yang kurang menghargai sebuah buku. Coba Kita tengok hasil survei dari studi Most Littered Nation In the World 2016 yang dilakukan pada tahun 2016 lalu mengatakan bahwa Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei. Mungkin itu secuil alasanku untuk memojokan orang yang meminjam buku dengan tanggung jawab yang rendah.

Tanggung jawab, kepercayaan dan juga etika saat meminjam buku sangat vital bagi seseorang yang hendak meminjam buku baik kepada orang lain, institusi seperti sekolah, perpustakaan ataupun yang lainnya. Sikap tersebut dianggap vital karena akan berpengaruh pada saat pengembalian atau meminjam kembali. Bisa-bisa saat Anda mengembalikan buku dengan keadaan buruk akan dihajar, tempeleng, dimaki, dan tidak akan dipinjami lagi. 

Jangan Pernah Menandai Barisan Kalimat Dengan Stabilo Di Buku Pinjaman

Berikut beberapa tips saat meminjam buku agar si pemilik senang:

1. Jangan pernah lipat buku! Selalu gunakan pembatas buku.

2. Jangan pernah mencoret-coret, menulis note di buku, menggaris bawahi, dan memberi fineliner stabilo. Tulislah hal penting di secarik kertas ataupun buku yang Anda miliki.

3. Jangan pernah memaksakan buku pada tas yang sudah berisi penuh. Hal ini mengakibatkan buku rusak.

4. Hindari makan dan minum saat membaca buku. Makanan atau minuman sering kali mengotori buku.

5. Sebaiknya saat musim hujan lindungi buku dengan plastik mika tebal untuk menghindari buku basah dan menjadi keriting.

6. Kembalikan buku saat waktu peminjaman usai, baik pada institusi maupun personal. Pengembalian buku pada institusi tentunya akan mendapatkan denda sesuai dengan peraturan, tapi pengembalian buku pada personal akan mengakibatkan lecetnya kepercayaan.

7. Saat meminjam buku jangan pernah meminjamkannya lagi ke orang lainnya. Apa sebab? Biasanya buku itu akan estapet saling pinjam meminjam dan biasanya berakhir hilang. Meminjamkan ke orang lain juga beresiko jika orang tersebut kurang perhatian pada buku. Lebih baik hindari meminjamkan buku pinjaman ke orang lain. Baiknya, sarankan untuk meminjam setelah orang pertama meminjam.

8. Hindari buku pinjaman hilang! Jika hilang jujurlah ke pemiliknya, beritikad baik lah untuk membelinya atau membelikan buku yang berjudul sama. 

9. Jika ingin memfotokopi, izin dulu ke pemilik buku sehingga pemilik tidak kesal saat bukunya kembali dalam keadaan rusak pada jilid/punggung buku.

10. Berterima kasih lah saat pengembalian buku, jika bisa tawarkan minuman atau makanan kecil sebagai wujud terima kasih. Dan diskusikan kembali buku yang dibaca dengan diiringi penawaran buku yang Anda miliki untuk dipinjamkan (saling meminjam).

Tips di atas hanya sebatas garis besar saja, jika Anda mempunyai tips menarik lainnya sila ditambah pada kolom komentar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...