Tukang Pande Besi Di Ciawitali |
Pernah dengar kata empu? Apa belum tahu artinya dari empu? Mungkin orang sekarang lebih tahu kata empu untuk sebuah gelar klasik untuk orang-orang berpengaruh dalam kerajaan di Nusantara atau Jawa. Empu merupakan sebuah kata homonim yang berarti gelar klasik yang berarti tuan, misalnya Empu Prapanca. Sementara arti kedua ialah sebutan untuk seseorang yang ahli terutama orang ahli membuat keris atau perkakas. Sebenarnya hari ini bukan si pembuat keris yang saya akan bahas tetapi si tukang pande besi yang masih kakak beradik dengan si Empu.
Sehari yang lalu saya tak sengaja menemukan tukang pande besi yang masih eksis dalam mengerjakan pekerjaannya. Kenapa diangkat ke tulisan ini? Bagiku, tukang pande besi merupakan pekerjaan istimewa yang keberadaanya cukup terancam atau bahkan mulai punah.
Mungkin saya akan jelaskan pengertian daripada pande besi, saya pikir anak muda hari ini jarang tahu soal pekerjaan ini. Pande besi merupakan sebuah pekerjaan dalam membuat perkakas pertanian dengan bahan besi. Tukang pande sendiri tidak mempunyai teknologi modern, namun peralatan tradisional yang sangat sederhana misalnya alat pompa kompor tradisional yang gunanya membarakan api untuk membakar besi/bahan; palu besar untuk membentuk bahan sesuai pesanan dan peralatan lainnya.
Saat saya masih kecil paling tidak satu dusun atau desa mempunyai satu orang tukang pande. Maklum pada zaman dulu jarang sekali pisau, pacul dan perkakas dari besi yang di-impor oleh pemerintah. Jadi hampir semua perkakas itu dibuat sendiri. Di komplek rumahku dan merupakan bapak dari teman kakaku adalah seorang tukang pande. Tiap harinya membuat perkakas yang berbahan besi.
Minggu kemarin tak sengaja saya menemukan kembali seorang tukang pande yang masih eksis dalam melayani pelanggannya. Tukang pande yang saya temukan di bantaran sungai Ciseel, pasar Ciawitali. Tukang pande ini terdiri dari dua orang, seorang berfungsi sebagai pemompa dan satu seorang pembakar besi/bahan.
Rumah pande ini tidak banyak orang yang datang menunggu pesanannya jadi. Lima orang lelaki mengantri, sambil menikmati setiap aksi-aksi tukang pande. Memori masa kecilku terbang melintas tahun-tahun yang berlalu hingga tahun dimana tukang pande mengalami kejayaan.
Komentar