Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Ekstasi Komunikasi

Kopi dari transkrip acara BB di Radio Taiwan International seksi bahasa Indonesia yang diudarakan pada hari rabu.

Halo kak Maria, boleh kah saya bertamu kembali di acara BB? Semoga Masih diterima baik oleh tuan rumah maupun pendengar sekalian. Kali ini saya tidak membawa buku sebagai “oleh-oleh” melainkan ulasan dari sebuah obrolan santai dengan para teman-teman yang salah satunya dari bidangnya. Mengapa mengambil tema dari obrolan santai? Karena acara Baca Buku sendiri bagi saya bukan berarti membaca buku dalam arti tekstual. Kata “baca” sendiri bisa diartikan sebagai sesuatu yang multi-tafsir. Misalnya baca kondisi, baca situasi, baca pikiran, dan baca yang lainnya. Semuanya tergantung pada tafsiran Anda sendiri. Baiklah teman pendengar sekalian mari siapkan teh, kopi dan gorengan pisang sebelum acara inti dimulai.

Hayo… Siapa yang tidak punya media sosial? Kemungkinan besar semua orang zaman sekarang mempunyai media sosial. Kadang seseorang mempunyai lebih dari satu media sosial ataupun lebih dari satu akun dalam satu platform media sosial. Ayo ngaku?! Saya sendiri mempunyai beberapa.

Media sosial merupakan dunia ketiga bagi saya setelah dunia nyata dan dunia mimpi. Media sosial adalah sebuah media daring (online), dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi,  dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Begitulah sekilas pengertian dari Wikipedia Indonesia.

Saya percaya bahwa pendengar lebih tahu tentang dunia ini, tapi adakah yang sadar akan keuntungan dan kerugian dalam dunia media sosial? Manusia secara naluri lebih jeli dalam memandang keuntungan, tapi sedikit sungkan untuk melihat dari sisi kerugian atau sisi negative. Meninjau sisi negative dunia media sosial, bukan berarti melarang anda untuk bermain di jejaring media sosial. Melainkan sebagai penginggat untuk selalu mengendalikan diri dalam media sosial.

Dari hasil obrolan santai kemarin hari, saya dapat menyimpulkan bahwa media sosial mempunyai efek kurang baik jika digunakan tidak mempunyai batasan diantaranya:

Dangkalnya Komunikasi

Hari ini komunikasi terjadi dalam hitungan ribuan bahkan hingga triliunan perdetik berseliweran dalam kehidupan kita. Tapi dari semuanya itu bisa dihitung dengan jari untuk komunikasi yang mempunyai makna “dalam”. Hari ini juga fungsi dan makna komunikasi mengalami pendangkalan luar biasa. Yang Kita obrolkan bukan hal-hal “dalam”, atau seandainya hal-hal “dalam” Kita ungkap secara dangkal. Semua itu karena teknologi komunikasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Misalnya Kita berkomunikasi lewat WA, Facebook atau Instagram itu semua ada batas-batasnya sehingga kadang-kadang hal yang “dalam” terekspose/terungkap secara dangkal. Dan jangan salah informasi-informasi dangkal yang masuk ke kepala akan mempengaruhi kehidupan mulai dari cara berfikir dan cara berperilaku. Jadi kalau cara berfikir dan perilaku dangkal maka kehidupan kita juga dangkal.

Kadang-kadang juga handphone semakin mahal, merek selalu terbaru tapi kualitas hidupnya justru semakin mendangkal. Maka Kita harus berhati-hati pada efek yang pertama ini, selalu jaga kualitas diri. Mari pakai media sosial dengan membatasi penggunaan hal-hal yang dangkal dan gunakan untuk hal-hal yang bermakna.

Kelebihan Komunikasi Informasi

Problem masa kini bukanlah kekurangan komunikasi melainkan kelebihan atau “kegemukan” komunikasi informasi. Saking banyaknya komunikasi informasi, tontonan, berita dan sebagainya sehingga kita tidak cerdas untuk memilah mana yang cocok untuk kita, mana yang penting dan mana yang berguna. Jangan salah kebanyakan informasi komunikasi akan merusak. Ingat bahwa diri kita adalah apa yang kita masukkan dalam kepala. Jika kita tidak bisa memilah maka apa saja kita masukkan akan merusak diri sendiri. Misalnya seorang artis diberitakan menggunakan tas merek apa? baju desainer milik siapa? Padahal apa gunanya untuk kehidupan kita sehari-hari.

Kadang orang yang “kegemukan” informasi komunikasi akan berbicara kelas tinggi layaknya seseorang yang pernah belajar dan sudah menggapai gelar akademik di bidang tersebut. Misalnya seseorang yang membicarakan soal politik dengan gaya kelas tinggi padahal dirinya hanya sebatas tahu dari YouTube, postingan Facebook maupun postingan media sosial lainnya tanpa bersekolah di sekolah tinggi ilmu politik. Karena “kegemukan” informasi komunikasi maka dia tidak tahu porsi dan proporsi yang dia omongkan. Dan banyak kasus dari “kegemukan” informasi menyebabkan kegaduhan.

Keterbukaan Tanpa Batas

Teknologi terkini dari sebuah media sosial adalah sebuah “penelanjangan” kehidupan privasi seseorang. Penelanjangan atau ketelanjangan ini dalam arti tidak ada ruang privasi, tidak ada lagi hal yang dirahasiakan. Semua hal dalam kehidupan ditelanjangi dalam berbagai status dan foto tanpa memikirkan penting tidaknya, bermanfaat tidaknya, berkualitas tidaknya postingannya di media sosial.

Saat ini seseorang bisa dengan mudah mengetahui apa yang dia makan, kondisi psikologis seseorang, dan berbagai jenis kegiatan orang tersebut melalui status media sosial. Dari status dan foto yang dibagikan seseorang di media sosial sebenarnya dia menghilangkan ranah privasi kehidupan orang tersebut menjadi ranah publik yang bisa dinikmati setiap orang. Banyak kasus yang terjadi dari “ketelanjangan” di media sosial ini, misalnya saja seorang penjahat menggunakan foto pemilik akun seseorang untuk menipu atau memeras orang lain.

Bukan soal kriminal saja yang terjadi tapi ranah privasi psikologis. Misalnya seseorang sedang marah dengan orang lain, dan perasaan tersebut menjadi sebuah status maka setiap orang ikut terlibat dalam masalah tersebut, baik sebagai pembaca atau turut serta membully. Maka dari itu jagalah ruang privasi anda jangan sampai terlalu diumbar untuk semua orang melalui media sosial.

Keterbukaan itu bagus tapi jika tidak kenal batas, maka pada akhirnya akan menyusahkan diri sendiri. Keterbukaan total yang dibuat sendiri ataupun oleh orang lain di media sosial pada saatnya akan membawa dampak yang tidak baik pada kehidupan kita sendiri baik secara kehidupan individual sosial, politik maupun secara budaya.

Efek Psikologis

Seseorang yang sudah candu di media sosial biasanya mempunyai psikologi yang buruk diantaranya menganggap kesemuan dunia media sosial lebih nyata daripada kenyataan, kepalsuan dianggap lebih benar daripada kebenaran, isu dianggap lebih penting daripada informasi dan rumor dianggap lebih benar daripada kebenaran. Diantara faktor kehancuran adalah dimana seseorang tidak bisa membedakan yang mana hak dan mana batil/kebenaran.

Rohani Kita memerlukan asupan-asupan yang bergizi tentang kebenaran dan kebaikan, karena dari situlah kita bertindak dan berperilaku. Jadi pintar-pintarlah menerima informasi.

Efek sosial

Kerunyaman hidup merupakan salah satu efek dari sebuah kecanduan media sosial. Yang lebih parahnya seseorang tidak peka terhadap kebaikan atau kebenaran. Pada zaman sekarang sering terjadi epilepsi komunikasi dimana wacana komunikasi (iklan, berita, gosip media sosial ataupun program TV) dipenuhi dengan berbagai kejutan (surprise), dan lenyap seketika digantikan kejutan-kejutan berikutnya tanpa pernah dapat dicerna dan diinternalisasi tujuan, makna atau hikmah dari kejutan yang dimaksud. Epilepsi komunikasi ini terjadi karena sifat alami manusia yang senang akan sesuatu yang mengandung unsur “menarik” atau “mempesona”.

Akibat epilepsi komunikasi terjadilah pendangkalan komunikasi informasi karena tidak ada waktu untuk merenungkan komunikasi informasi yang ditangkap. Kalau di Indonesia sekarang sering disebut sebagai pengalihan issue.

Semoga dengan artikel ini para pendengar sekalian ingat bahwa alat yang seharusnya memudahkan justru menyulitkan dan mengacaukan hidup kita. Kurang lebihnya Saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam berpendapat di tulisan kali ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d