Gunung Gegerbentang Dengan Ketinggian Sekitar 350-400 Mdpl |
Hai para pecinta gowes! Kali ini saya menjajal track yang cukup bikin modar. Track kali ini memang bikin modar setiap orang terlebih untuk pemula sepertiku. Aku yang bodoh tentang climbing bike menjadi setengah mati untuk menaklukan track Gunung Gegerbentang jalur Pamarican-Caringin. Awal perjuangan dimulai sore hari dengan rasa iseng bersama sepupu, Rylo. Sepeda tetap ditunggangi hingga ketinggian 250 Mdpl sekitar Makam Saping-ping, dimana seseorang melewati lebih 10 tanjakan yang cukup ekstrem kemiringannya. Kalau boleh memperkirakan sudut kemiringan sekitar 50° sampai 60°, jangankan sepeda wong sepeda motor saja menjan saat menaiki tanjakan seribu ini!
Pada awalnya hanya aku yang merasakan darah tidak mensuplai ke otak, keringat dingin hampir keluar, pandangan belum gelap namun bibir sudah terasa aneh terlebih kepala menjadi pusing hingga mual. Pertanda siksa pedih! Akhirnya aku turun sepeda dan duduk menepi untuk menormalkan diri. Uh... Hampir pengsan! Rylo tampak kuat mengayuh sepeda dengan kemiringan tanjakan yang ekstrem, semakin lama dia mendekati ku tanpa sepatah kalimat keluhan. Namun apalah daya tubuhnya menolak untuk kuat! Matanya berkunang dan sedikit mengalami gangguan layaknya seorang yang sudah beranjak ke fase pingsan! Dia mengeluh akan kesehatannya!
Perjuangan Pertama |
Kami mengibarkan bendera putih untuk track ini! Dan kembali pulang selepas mengambil foto untuk menginggat perjuangan perdana! Aku tidak menyerah dan akan kau taklukan dengan kedua kaki ku!
Seminggu selepas perjuangan pertama, nawaitu sudah terucap dalam dua tempat yakni hati dan mulut! Aku berani. Namun sayang kali ini Rylo sibuk dengan pekerjaannya. Semangat ku tak runtuh begitu saja karena kehilangan teman sesama pejuang penaklukan Gegerbentang. Dengan bekal tas olahraga, celana gunung panjang, air minum 500 ml, dua buah pisang dan kamera mirrorless. Apa daya tepat pada tempat pertumbangan di awal perjuangan akhirnya aku merasakan kembali dan ini lebih parah!!! Muntah semua makanan yang dimakan pagi ini, mata berkunang dan mual! Fase pingsan sudah hampir mendekati.
Suara motor penduduk lokal terdengar, aku malu jika tampak ada masalah kesehatan. Aku tidak mau orang lokal geger karena kondisiku. Aku mengasingkan diri ke pinggir jurang dan tiduran demi memulihkan organ-organ dan fungsi tubuh yang diperas hingga kolaps. Empat kali memuntahkan isi perut terasa pertarungan nyawa! Aku kalah! Aku kalah! Aku kalah! Aku akan kembali menantang mu Gegerbentang!
Seminggu berpikir keras untuk cara mengalahkan Gegerbentang! Akhirnya eureka! Setiap tanjakan ekstrem harus menghemat energi, turun dari sepeda dan berjalan santai hingga sampai pada medan yang pas untuk dinaiki. Dan ternyata teori itu benar adanya! Terbukti pada minggu ini.
Sore sabtu kami sudah merencanakan untuk kembali ke misi mengalahkan Gegerbentang. Aku dan Rylo sudah memiliki persiapan mantap terutama fisik. Tak disangka anggota baru ingin diospek secara brutal dan anarkhis. Zaenal dengan sepeda pembelian ayahnya mulai bergabung dengan misi yang cukup fantastis.
Jalur Dekat Hutan Lindung |
Sangat disayangkan kondisi sepeda Zaenal boleh dikata belum laik untuk jalan terlebih dengan medan ekstrem. Selama tanjakan yang dimulai dari pemancar telpon seluler dia mulai turun dari sepeda, sementara saya dan Rylo masuh gowes hingga tanjakan ekstrem pertama! Teknik segera diaplikasikan dengan benar. Alhamdulillah energi tersimpan dengan baik.
Saya sudah mewanti-wanti agar jangan terlalu energetic untuk menaklukan Gegerbentang. Sikap energetic akan mengeluarkan energi berlebih hingga energi terbuang banyak bisa berakibat pada kondisi setengah modar alias pingsan. Dan betul saja pada area dekat hutan lindung Zaenal muntah! Beruntung perbekalan masih cukup seperti teh anget dan yang lainnya. Suplai darah ke otak dikembalikan kembali dengan posisi terendelnburg, dan alhamdulillah semua kembali ke normal hingga dia bisa melanjutkan perjuangannya.
Di Atas Puncak, Dimana Merupakan PertigaanJalan Dan Pusat Keramaian Kampung Caringin |
Dalam perjuangan ini kami sempat berhenti tiga kali dengan durasi berhenti yang tak menentu kadang sampai 20 menit lebih. Sangat disayangkan 200 meter sebelum puncak Zaenal mengibarkan bendera putihnya! Hanya saya dan Rylo melanjutkan perjalanan hingga ke puncak yang tingginya sekitar 350-400 Mdpl.
Mendekati puncak saya hanya turun dari sepeda sekali saja, selepas itu terus dinaiki hingga puncak! Oh betapa kuasanya Engkau yang memberiku akal dan energi untuk mencapai puncak ini. Kegirangan dan kepuasan hati sudah lengkap dan gugur sudah rasa penasaran. Kini gugur namun tumbuh tantangan untuk mengalahkan Gegerbentang dengan cara memutarinya dari Kertahayu - Pasiripis - Banjarsari - Cigayam - Cikupa - Golempang - Pamarican. Semoga suatu saat tercapai.
Rylo Berpose Di Depan Tugu Pahlawan |
Di puncak Caringin kami menghabiskan waktu cukup banyak lebih dari 20 menit. Kami juga sempat mengabadikan moment saat berkunjung ke tugu peringatan dan perjuangan pahlawan nasional yang gugur akibat agresi militer Belanda yakni Letnan Anumereta Soediro Wirjo.
Pada perjalanan pulang kami tidak serta merta menggunakan sepeda terus karena turunan yang panjang. Sesekali kami naiki sesekali juga turun untuk menjaga kanvas agar tetap awet. Kami sempat heran dengan kanvas milik Zaenal yang mengeluarkan asap yang cukup tebal! Ngeri!!! Sampai bila di komplek Kuburan Saping-ping rem sepeda milik Zaenal blong! Sesuatu yang lebih mengerikan. Akhirnya Rylo dan Zaenal berjalan tanpa menaiki sepedanya, sementara saya sudah di dataran Pamarican.
Komentar