Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Membuat Gorengan Pare

Keripik Atau Gorengan Pare

Mamaku pusing karena warung kehabisan stok sayurannya. Dia kebingunggan bahan apa yang hendak dia buat makanan untuk kami. Tempe, tahu, buncis, kangkung dan sayuran umum lainnya sudah hilang ditelan oleh perut-perut lapar orang yang membeli. Hanya pare si sayur pahit penuh kasiat yang masih tersisa. Tanpa pikir panjang dia mengambilnya. 

Aku hanya sedikit merengut karena dia membawa sayur yang kurang disenangi. Jujur saja saya hanya suka olahan pare pada saat menjadi bagian dari siomai. Aku bingung! Akhirnya aku punya ide untuk menjadikan si pahit menjadi sebuah hidangan tempura alias gorengan!.

Ini kali pertama mengolah pare menjadi gorengan jadi hanya coba-coba saja. Dan beruntung saat sudah jadi rasanya endesss! Ya walaupun kurang sempurna. Baiklah tidak panjang lebar karena ini sesi resep masakan, bukan mukadimah sebuah acara pernikahan ataupun sambutan pada acara wisuda. Ayo kita siapkan saja bahan dan peralatan masaknya.

Pare Dipotong Melingkar


Alat Masak
Wajan dan seperangkat penggorengan
Pisau dan talenan
Magkok dan wadah lainnya
Cobek dan seperangkat alat ulek

Bahan-bahan
Buah/Sayur Pare (pilih pare yang pahit jangan yang manis), usahakan pare tidak matang agar tidak becek.
1-2 sendok makan ketumbar
6-7 sendok makan Garam dapur
2-3 Siung bawang putih
2-3 Siung bawang merah
1 potong terasi
100 gram tepung beras
20 gram tepung tapioka
1 telur ayam
1 botol air matang

Persiapan
Sayur/buah pare diiris tidak terlalu tipis kira-kira 5-6 cm; buang isinya.
Irisan pare ditaburi garam untuk mengeluarkan zat pahitnya. Cara mengeluarkan zat pahit bisa dengan cara rendam dengan 3-4 sendok garam sampai 30 menit dan bisa juga dengan menaburkan 3-4 garam ke irisan pare lalu remas-remas hingga mengeluarkan cairan/getah yang agak kental. Setelah itu bisa dicuci dengan air bersih tanpa garam.
Persiapan untuk pembuatan bumbu: campurkan semua bahan bumbu seperti terasi, bawang putih dan merah, ketumbar, dan satu sendok garam dapur lalu ulek sampai halus.
Persiapan untuk adonan tepung: campurkan tepung beras, tepung tapioka, telur ayam dan air, kocok sampai menyatu dan halus.

Penggorengan
Saat penggorengan baiknya diambil satu-persatu jangan langsung karena tepung akan bersatu dari pare ke pare. Goreng sampe kekuningan, angkat dan tiriskan. Hidangan bisa langsung dinikmati.
Makanan ini bisa disebut gorengan ataupun keripik, kenapa disebut keripik karena suara kres renyah terasa sekali. Saya mencoba pare yang diperas zat pahitnya dan yang tidak diperas dan hasilnya bagi saya adalah:
Pare dengan diperas zat pahitnya akan terasa masih pahit setelah menjadi keripik pare namun hanya menyisakan sekitar 20-30% saja.
Pare tanpa diperas zat pahitnya akan terasa pahit namun hanya menyisakan pahit sekitar 50-60% saja.

Jangan Ditiru Ini Nampak Sedikit Gosong

Saya sendiri lebih senang yang tanpa diperas zat pahitnya karena rasa pahit menambah ensiklopedi rasa dalam lidah. Sensasinya tak kalah menarik dengan emping melinjo yang gurih-gurih pahit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...