Kejayaan peradaban di Timur Tengah beriringan dengan kejayaan agama Islam dan kerajaan yang menggunakan Islam sebagai agama resmi telah berlalu beberapa belas abad yang lalu, dimana para ilmuan hidup dan semua kerajaan dunia berkiblat pada dunia Timur Tengah dan kerjaan Islam saat itu. Kini cerita kejaayaan masih terus digaungkan dan dikenang baik oleh masyarakat timur maupun barat, baik melalui sebuah buku maupun sebuah monumen bangunan yang masih tersisa hingga sekarang. John Freely adalah seorang barat, bisa disebut juga sebagai sejarawan karena memang pernah kuliah pascadoctoral di bidang sejarah sains di Oxford University. Dia juga pernah mengajar di Bosphorus University, Istanbul - Turki sebagai dosen Fisika dan Sejarah Sains. Selama ini John sudah mengeluarkan 40 buku, termasuk buku mengani sejarah sains seperti buku yang diulas ini.
Buku karangan John berisikan narasi kejayaan sains dan peradaban baik saat sebelum Islam atau pra-Islam dan juga saat dunia Islam berjaya di muka ini. Narasi ini sangat menarik sekali dibaca, dimana kita dibawa pada masa silam saat suatu kebudayaan dan sains saling mempengaruhi hingga membentuk sebuah kejayaan peradaban di Timur Tengah. Di sini saya memandang bahwa kejayaan suatu kebudayaan bukan saja berasal dari satu alur paham keagamaan ataupun suatu adat budaya, melainkan sebuah campuran adat budaya, keagamaan dan sains dari berbagai bangsa dan diambil menjadi satu 'adonan' hingga terbentuk sebuah kejayaan. Komposisi dari kejayaan dunia Islam berasal dari ilmu filsafat dari Yunani, matematika dari India, Babilonia, Tiongkok dan yang lainnya. Oleh ilmuwan muslim maupun ilmuan yang beragama lain bahu-membahu mencipta dan mengembangkan ilmu pengetahuan di masa kerajaan Islam sedang berkembang dan maju.
Buku ini terdapat 19 Bab, bab-bab awal membahas sains pra-Islam, selanjutnya mengenai sains saat dunia Islam jaya dan bab-bab terakhir membahas pengaruh sains Arab terhadap era renaisans di Eropa. Susunan bab demi bab sangat apik sehingga kita paham bagaimana perjalanan kejayaan peradaban dunia Islam yang dimulai dari hasil pemikiran bangsa Yunani, India, Tiongkok dan Persia hingga diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dari aktifitas penerjemahan dan kegiatan dalam Baitul Hikmah inilah dunia Islam mengukir kejayaan.
Bidang keilmuan yang selalu dibahas di buku ini adalah kedokteran, fisika, kimia, filsafat, astronomi, dan cabang ilmu lainnya. Diceritakan juga bahwa pada masa itu ilmu pengetahuan yang paling utama dan mulia adalah ilmu yang mengenai astronomi, selain berguna untuk pengetahuan umum juga sebagai penetapan hari raya, waktu-waktu solat dan kapan memulai puasa pada bulan ramadhan. Tak kalah penting ilmu filsafat juga ramai dipelajari oleh masyarakat saat itu, tak sedikit para ilmuan Islam saat itu merangkap sebagai filsuf. Sayang kejayaan ini berakhir seiring melemahnya kerjaan Islam yang berkuasa saat itu. Penulis juga termasuk penuduh kemunduran dunia Islam karena pandangan Imam Al Ghazali yang lebih mementingkan ilmu mistik sehingga ilmu umum tidak diminati, hingga akhirnya peradaban Islam terjun bebas sampai ke titik terendah. Mundurnya peradaban Dunia Islam mengakibatkan Dunia Kristen Eropa bangkit dimulai dengan masa yang dinamakan Periode Rennais dan berkembang menjadi penguasa peradaban di bumi ini hingga sekarang. Penulis juga menyebutkan pergerakan baru keilmuan Islam yang ditandai oleh kejayaan fisikawan muslim asal Pakistan, Abdus Salam yang memperoleh anugrah Nobel pada tahun 1979.
Pengakuan terhadap kejayaan Islam masa lalu adalah sebuah hal yang dikesampingkan oleh penguasa peradaban saat ini, Dunia Barat. Pengenyampingan ini terlihat jelas seperti hanya beberapa penemu atau ilmuan Islam yang diakui mereka baik dari masa lampau maupun masa sekarang. Benar adanya isu penyampingan para ilmuwan Islam, hal ini juga diungkapkan penulis melalui awal paragraf di bab terakhir yang berjudul Wariaan Sains Islam, yang mana menceritakan bahwa Newton memberikan penghormatan kepada pendahulunya (filsuf Yunani), namun tidak pada ilmuan Islam yang sudah menyempurnakan keilmuan daripada pemikiran filsuf Yunani. Walaupun begitu beberapa penemu Islam masih dikenang sampai sekarang seperti Ibnu Sina, begitu juga nama-nama atau istilah yang digunakan masih menggunakan bahasa Arab, contohnya alkali, alkohol, dan yang lainnya.
Buku ini bagi saya sebagai penggerak semangat pemuda muslim dunia untuk kembali lagi ke kejayaan masa lampau dengan menekuni segala sesuatu yang bermanfaat dan juga dilandasi dengan dasar keimanan. Bagai sebuah bidang mata uang yang mempunyai dua sisi, buku ini juga bisa bersifat pembuai angan-angan atau juga sebagai pembangga akan kekayaan masa lampau tanpa memikirkan untuk maju kembali. Karena buku ini bersifat narasi yang terlalu pendek dalam mengulas setiap ilmuan Islam, bagiku kurang berkesan karena tidak ada pembedahan gagasan yang detail dari pemikiran ilmuan Islam masa itu. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami, walaupun ada beberapa kalimat bahasa Inggris yang tidak ada terjemahannya. Buku ini layak dibaca baik oleh remaja maupun dewasa untuk membuka pengetahuan terutama sejarah dimana peradaban Dunia Islam pernah memimpin dunia saat itu, dan seperti di atas buku ini juga sebagai penyemangat remaja muslim untuk kembali mencintai ilmu sehingga kejayaan kembali kepada Dunia Islam.
Penulis: John Freely
Penerjemah: Noviatri
Tahun terbit: 2011
Penerbit: Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-00-1562-0
Jumlah halaman: 426 halaman
Komentar