Banyak dari tokoh besar nasional maupun dunia mendapatkan nama besarnya dari sebuah pemikiran cemerlang, namun lagi-lagi pemikiran cemerlang itu umumnya dilandasi oleh jiwa kemanusiaan yang tinggi sehingga masyarakat dunia mengaguminya. Kata kunci 'kemanusiaan' adalah suatu kata kunci utama dalam hidup di dunia, di mana kemanusiaan membawa manusia pada harkat sejati dari manusia. Pengangkatan harkat manusia itu sendiri dimulai dari langkah kecil hingga besar baik dalam bidang pendidikan, teknologi, budaya, agama, sosial dan lain sebagainya.
Buku ini menceritakan bagaimana sepak terjang KH Ahmad Dahlan dalam menjalankan dakwah Islam dengan pembaruan sosial dan kemanusiaan, pembaharuan ini sunggguh membawa perubahan besar terutama kehidupan masyarakat Islam Indonesia saat itu, walaupun beberapa kalangan Islam Indonesia sempat mengucilkan pemikiran KH Ahmad Dahlan. Logika berpikir bangsa Indonesia saat itu ada perbedaan antara kelompok pembenci kolonial dengan tidak meniru sedikit pun cara kolonial, dan kelompok yang tidak suka pemerintah kolonial, namun meniru tatacara kolonial seperti tatacara belajar, sosial, dan dakwah agama yang saat itu digagas oleh KH Ahmad Dahlan.
Ada banyak warisan tatacara yang KH Ahmad Dahlan perkenalkan dan hingga kini masih lestari seperti sistem pendidikan yang memasukan pelajaran agama Islam kedalam sekolah, khutbah dengan bahasa Indonesia dan Bahasa lokal lainnya, solat ied di lapangan, acara hari besar umat Islam (Isra Miraj, Maulid Nabi), menyegerakan berbuka puasa dan sahur menjelang imsyak. Sikap KH Ahmad Dahlan terhadap perempuan juga sangat diperhitungkan, dimana beliau mendukung penuh peran perempuan dalam pendidikan, kegiatan sosial di luar dan peran perempuan di segala sektor, hal ini terbukti dalam dukunga terhadap istrinya yang juga menjalankan misi dakwah yang sama. Jika ditinjau pada logika zaman itu membiarkan perempuan keluar rumah ataupun berpartisipasi dalam segala hal adalah suatu tindakan yang kurang pantas, namun KH Ahmad Dahlan sebaliknya menganjurkan istrinya berjuang. Tak jarang orang-orang banyak yang menganggap KH Ahmad Dahlan adalah pembawa Islam yang sesat karena membawa aturan yang 'aneh' yang berbeda dengan kebiasaan beragama sebelumnya.
Bab akhir buku ini bisa dikata sebagai sebuah kritik intern untuk organisasi Muhamadiyah, dari anggotanya untuk keperluan dan kebaikan organisasi tersebut. Kritik ini bukan hanya memberi paparan pedas untuk organisasi yang sudah terlahir satu abad yang lalu, melainkan memberikan jalan pencerahan yang bisa dijalankan segenap anggota dan sistem kerja dari organisasi keislaman ini. Dilihat dari narasi buku ini penulis sepertinya menginginkan kembalinya tujuan utama Muhamadiyah kepada sosial kemanusiaan, jalan dakwah yang berbudaya, memakmurkan umat, memberdayakan perempuan sebagaimana idealisme yang pernah ditanamkan oleh pendirinya KH Ahmad Dahlan. Tampak kekecewaan penulis terhadap tubuh organisasi besar ini yang semakin hari semakin menekankan pada pergerakan politik ketimbang pergerakan sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Pilihan kata yang digunakan buku ini bagi saya cukup tinggi terutama bagi kalangan awam, terbukti banyak kosakata yang diambil dari istilah-istilah ilmiah terutama istilah dari ilmu filsafat. Semua itu memang bisa dimaklumi karena banyak pembahasan yang menyinggung idealisme organisasi, sosial kemanusiaan, dan teologi sehingga wajar menggunakan istilah filsafat. Terlebih lagi penulis merupakan lulusan dari jurusan filsafat. Sejauh ini, saya sebagai orang awam menikmati sekali paparan beliau yang sunggguh sangat mencerahkan kehidupan, terlebih saat ini kehidupan sosial kemanusiaan sunggguh sangat terperosok melebihi jurang Mariana di lautan Pasifik.
Akhir kata saya sangat merekomendasikan buku ini kepada seluruh pembaca yang ingin menyelami kehidupan ideologi dari KH Ahmad Dahlan, sejarah Muhammadiyah dan segala sesuatu mengenai Muhammadiyah dan KH Ahmad Dahlan. Penilaian buku ini menurut saya 4 dari 5.
Komentar