Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Kiai Ahmad Dahlan: Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan

Banyak dari tokoh besar nasional maupun dunia mendapatkan nama besarnya dari sebuah pemikiran cemerlang, namun lagi-lagi pemikiran cemerlang itu umumnya dilandasi oleh jiwa kemanusiaan yang tinggi sehingga masyarakat dunia mengaguminya. Kata kunci 'kemanusiaan' adalah suatu kata kunci utama dalam hidup di dunia, di mana kemanusiaan membawa manusia pada harkat sejati dari manusia. Pengangkatan harkat manusia itu sendiri dimulai dari langkah kecil hingga besar baik dalam bidang pendidikan, teknologi, budaya, agama, sosial dan lain sebagainya.

Buku ini menceritakan bagaimana sepak terjang KH Ahmad Dahlan dalam menjalankan dakwah Islam dengan pembaruan sosial dan kemanusiaan, pembaharuan ini sunggguh membawa perubahan besar terutama kehidupan masyarakat Islam Indonesia saat itu, walaupun beberapa kalangan Islam Indonesia sempat mengucilkan pemikiran KH Ahmad Dahlan. Logika berpikir bangsa Indonesia saat itu ada perbedaan antara kelompok pembenci kolonial dengan tidak meniru sedikit pun cara kolonial, dan kelompok yang tidak suka pemerintah kolonial, namun meniru tatacara kolonial seperti tatacara belajar, sosial, dan dakwah agama yang saat itu digagas oleh KH Ahmad Dahlan.

Berbagai sumbangsih KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam pembangunan sosial kemanusiaan di Indonesia pada masa awal terbentuk organisasi Muhamadiyah maupun saat ini. Sumbangsih pemikiran sosial kemanusiaan inilah yang jarang orang tahu terlebih nama Muhammadiyah lebih identik dengan organisasi yang lebih ngurusi agama dan politik ketimbang sosial kemanusiaan. Namun, ternyata pada masa awal pembentukan Muhammadiyah nilai sosial kemanusiaan menjadi titik utama dalam tujuan berorganisasi ini.

Ada banyak warisan tatacara yang KH Ahmad Dahlan perkenalkan dan hingga kini masih lestari seperti sistem pendidikan yang memasukan pelajaran agama Islam kedalam sekolah, khutbah dengan bahasa Indonesia dan Bahasa lokal lainnya, solat ied di lapangan, acara hari besar umat Islam (Isra Miraj, Maulid Nabi), menyegerakan berbuka puasa dan sahur menjelang imsyak. Sikap KH Ahmad Dahlan terhadap perempuan juga sangat diperhitungkan, dimana beliau mendukung penuh peran perempuan dalam pendidikan, kegiatan sosial di luar dan peran perempuan di segala sektor, hal ini terbukti dalam dukunga terhadap istrinya yang juga menjalankan misi dakwah yang sama. Jika ditinjau pada logika zaman itu membiarkan perempuan keluar rumah ataupun berpartisipasi dalam segala hal adalah suatu tindakan yang kurang pantas, namun KH Ahmad Dahlan sebaliknya menganjurkan istrinya berjuang. Tak jarang orang-orang banyak yang menganggap KH Ahmad Dahlan adalah pembawa Islam yang sesat karena membawa aturan yang 'aneh' yang berbeda dengan kebiasaan beragama sebelumnya.

Bab akhir buku ini bisa dikata sebagai sebuah kritik intern untuk organisasi Muhamadiyah, dari anggotanya untuk keperluan dan kebaikan organisasi tersebut. Kritik ini bukan hanya memberi paparan pedas untuk organisasi yang sudah terlahir satu abad yang lalu, melainkan memberikan jalan pencerahan yang bisa dijalankan segenap anggota dan sistem kerja dari organisasi keislaman ini. Dilihat dari narasi buku ini penulis sepertinya menginginkan kembalinya tujuan utama Muhamadiyah kepada sosial kemanusiaan, jalan dakwah yang berbudaya, memakmurkan umat, memberdayakan perempuan sebagaimana idealisme yang pernah ditanamkan oleh pendirinya KH Ahmad Dahlan. Tampak kekecewaan penulis terhadap tubuh organisasi besar ini yang semakin hari semakin menekankan pada pergerakan politik ketimbang pergerakan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. 

Pilihan kata yang digunakan buku ini bagi saya cukup tinggi terutama bagi kalangan awam, terbukti banyak kosakata yang diambil dari istilah-istilah ilmiah terutama istilah dari ilmu filsafat. Semua itu memang bisa dimaklumi karena banyak pembahasan yang menyinggung idealisme organisasi, sosial kemanusiaan, dan teologi sehingga wajar menggunakan istilah filsafat. Terlebih lagi penulis merupakan lulusan dari jurusan filsafat. Sejauh ini, saya sebagai orang awam menikmati sekali paparan beliau yang sunggguh sangat mencerahkan kehidupan, terlebih saat ini kehidupan sosial kemanusiaan sunggguh sangat terperosok melebihi jurang Mariana di lautan Pasifik.

Akhir kata saya sangat merekomendasikan buku ini kepada seluruh pembaca yang ingin menyelami kehidupan ideologi dari KH Ahmad Dahlan, sejarah Muhammadiyah dan segala sesuatu mengenai Muhammadiyah dan KH Ahmad Dahlan. Penilaian buku ini menurut saya 4 dari 5. 



Judul Buku: Kiai Ahmad Dahlan - Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan
Penulis: Abdul Minor Mulkhan
Penyunting: Imam Prihadaiyoko
Perancang Sampul: A. Novi Rahmawanto
Tahun Terbit: Juni 2010
ISBN: 978-979-497-3
Tebal Buku: xx + 308 halaman; 14 cm x 21 cm
Penerbit: Penerbit Buku Kompas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...