Salah satu hal yang mematahkan semangat para petani adalah hama yang menyerang baik hama berupa serangga ataupun hama virus yang membuat hasil palawija menjadi tidak maksimal. Banyak sekali jenis hama yang didapat oleh petani baik dari serangga kecil, belalang, trap, wereng, ataupun dari lalat buah. Para petani umumnya menggunakan teknologi yang sama untuk menghalau hama tersebut baik menggunakan pestisida ataupun dengan cara penghalauan dengan alat manual. Jarang sekali petani menggunakan teknologi yang memanfaatkan hewan lain untuk memangsa hama tersebut.
Bicara soal hama ada salah satu hama yang membuat para petani geram dimana waktu panen segera datang malah buah menjadi rontok. Ini sangat menjijikan sekali bukan?! Rontoknya buah biasanya disebabkan oleh aktifitas reproduksi dari lalat buah (Bactrocera Sp.) Lalat buah inilah menusuk buah atau sayuran untuk dijadikan sarang telurnya sehingga anak-anak lalat buah tersebut berkembang biak. Sebelum bicara lebih jauh alangkah baiknya kita mengenal lebih dekat siapa itu lalat buah.
Bactrocera Sp adalah nama latin dari Lalat Buah, merupakan hama jenis serangga yang menyerang buah dan tanaman palawija. Dari sisi takosonominya sebagai berikut: Anamalia > Athropoda > Insects > Diptera > Tephritidae > Dacinae > Dacini > Bactrocera. Dari jenis Bactrocera Sp sendiri mempunyai 464 spesies yang berbeda. Diketahui bahwa lalat buah ini adalah salah satu penyebab utama dari kegagalan panen. Lalat buah ini mempunyai rupa seperti lalat pada umumnya namun cukup berbeda, lalat buah dewasa mempunyai badanya berwarna kuning dengan sayap datar. Pada sayapnya ada bercak cokelat kekuningan, tubuhnya juga demikan mempunyai polet hitam/cokelat dan kuning.
Lalat buah mempunyai perkembangan reproduksi dengan cara menusuk buah dengan ovopositornya sehingga telur lalat buah masuk dan hidup di buah tersebut. Setiap lalat buah akan bertelur sekitar 100-120 butir, setelah dua sampai tiga hari telur akan berubah menjadi berenga dan membuat terowongan dalam buah dan memakan daging buah selama dua minggu. Berenga tersebut nantinya akan jatuh ke tanah dan berubah menjadi pupa, selama seminggu pupa hidup dan bertranformasi kembali menjadi lalat buah. Masa perkembangan reproduksi lalat buah sekitar 23-34 hari yang bergantung pada keadaan kelembapan udara.
Penanganan Lalat Buah
Banyak cara untuk penanganan lalat buah seperti penggunaan pestisida baik insektisida sintetsis maupun bionsektisida, cara lainnya adalah pemanfaatan musuh alami. Untuk bionsektisida biasanya petani menggunakan ekstrak jeruk purut dan kacang babi yang terbukti ampuh menghalau peneluran dari lalat buah.
Dari pengalaman saya selama ini menggunakan Antraktan Petroginol. Petroginol ini sebenarnya termasuk cara pengendalian hama yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia karena komposisi Petroginol adalah Methyl Euginol yang mana bersumber dari minyak cemara hantu (Melaleuca Beaceata) dan minyak selasih (Ocimum Sanctum). Sebelumnya saya jelaskan dulu antraktan adalah aroma bau yang merangsang hewan untuk mendekat atau tertarik karena aromanya. Jadi fungsi utama dari antraktan adalah sebuah pancingan agar hewan/serangga masuk ke perangkap yang sudah disediakan. Bagiku aroma dari antraktan ini mirip dari bau tembakau yang dibakar atau bau mulut seorang perokok.
Jika Anda sudah mempunyai antraktan cobalah membuat perangkapnya. Cukup mudah dan terbilang sederhana untuk pembuatan perangkap lalat buah.
Alat dan bahan: toples atum/plastik ataupun bekas botol air mineral ukuran 1 liter, kapas atau kain kassa, paku, dan benang.
Cara membuat: pertama-tama bolongi toples atum atau botol air mineral dengan paku yang sudah dibakar/atau dipanaskan. Buat bolongan di badan toples atau botol air mineral sekitar 2-3 cm, buatlah beberapa bolongan yang satu garis. Jangan lupa membuat bolongan kecil di atas tutup toples atau tutup botol air mineral untuk memasang kapas/kain kassa.
Setelah bolongan sudah selesai dibuat kini tinggal memasang benang untuk menggantungkan kapas/kassa dalam toples atau botol air mineral sebagai media penampung antraktan. Setelah selesai semuanya tinggal kapas/kassa tersebut diolesi/disuntikan cairan antraktan. Isi toples/botol air mineral tersebut dengan air, usahakan volume air di bawah (berjarak) dengan bolongan yang dibuat. Fungsi air ini sebagai penenggelam atau pembunuh dari lalat buah yang tercebur setelah terperangkap dalam botol/toples.
Tempatkan perangkap lalat buah tersebut di sekitar tanaman yang sedang diserang hama, usahakan tempatkan sekitar 3-4 meter dari tanaman dan tempatkan agak tinggi agar lalat buah mudah masuk ke perangkap. Biasanya tidak sampai lima menit hama lalat buah akan datang dan masuk ke perangkap. Saat lalat buah sudah cukup banyak yang masuk perangkap goyangkan ataupun ketuk-ketuk botol air mineral atau toples tersebut agar lalat buah menjadi terbang kesana kemarin (kacau) sehingga tercebur ke air. Usahakan setiap pagi air diganti dan lalat buah yang mati dibuang dari perangkap. Teteskan kembali cairan antraktan ke kapas/kassa jika aroma antraktan tersebut sudah tidak tercium lagi, biasanya masa penetesan kembali sekitar 4 minggu sekali.
Sediaan antraktan ini biasanya berupa cairan yang dikemas dalam botol kecil (vial) dengan tutup karet yang solid. Untuk membuka tutupnya harus menggunakan gunting ataupun pisau, selain tutup terbuat dari karet tutup juga dilapisi bahan seng yang kuat. Biasanya orang yang mengambil cairan antraktan dengan cara membongkar lapisan seng menyebabkan cairan tercecer dan cairan antraktan terbuang mubah. Ada cara praktis dan sederhana untuk mengambil cairan antraktan ini yakni dengan cara menyuntik tutup botol karet itu dengan syringe/spuit/suntikan.
Cukup mudah kan untuk membuat perangkap lalat buah ini, untuk harga Petroginol sendiri bervariasi saya beli on-line hanya 9000 rupiah, ternyata di toko tani di desaku menjual dengan harga 6000 rupiah perbotol. Eneg juga ya! Untungnya saat itu bebas ongkos kirim.
Dosis untuk Petroginol sendiri tidak terlalu banyak sekitar 0,125 sampai 0,25 ml perkali tetes pada kapas/kassa. Ohbya produk Petroginol 800L ini cocok untuk hama lalat buah tanaman mangga dan cabai dengan jenis lalat buah yang menyerang Dacus Sp dan Dacus Farrugineus. Untuk 1 hektar kebun disediakan 25 titik perangkap lalat buah dengan jarak 20 meter antar perangkap.
Demikian pengalaman saya semoga membantu anda sekalian! Semoga selalu sukses dalam berkebun. Selamat berkebun!
Komentar