Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Intisari Buku Bahaya Lisan Dari Imam Al Ghazali

Untuk buku ini saya tidak mengulas sama sekali, hanya saja saya ingin menulis beberapa poin kalimat yang dirasa penting untuk pedoman kehidupan kita. Buku Bahaya Lisan merupakan suatu pedoman untuk manusia dalam menjaga lidahnya agar terhindar dari omongan yang tidak perlu, menyakitkan hati ataupun memfitnah orang lain.

Sebelumya saya perkenalkan lebih dahulu profil singkat dari buku ini:
Judul buku: Bahaya Lisan
Penulis: Abu Hamid Al Ghazali
Penerjemah: Fuad Kauma
Penata Letak: Dody Yuliadi
Penerbit: Qisthi Press
Cetakan: ke- 14, Desember 2011
Halaman: 192 halaman, 13,5 X 20,5 cm
ISBN: 979-3715-47-2

Keutamaan Diam (5-19)
1. Diam adalah kebijaksanaan, dan sedikit orang yang mampu melakukannya. Hadist Riwayat (HR) Abu Mansur ad-Dailami.
2. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata benar atau diam. HR. Bukhari & Muslim.
3. Barangsiapa banyak bicara, niscaya banyak kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, niscaya banyak dosanya. Dan barangsiapa banyak dosanya, maka neraka lebih utama baginya. HR Abu Nuaim.

Bahaya Pertama (21-28): Ucapan yang tidak berguna: 
1. Bagian dari baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tidak berguna baginya. HR Tirmidzi dan Ibnu Majah.
2. Perkataan basa-basi menimbulkan kesia-siaan waktu baik pada si pembicara maupun yang mendengarnya.

Bahaya Kedua (29-33): Berlebihan dalam berbicara:
1. Yang mencegah ku dari banyak bicara adalah raaa takut akan membanggakan diri.

Bahaya Ketiga (34-36): Berbincang tentang kebatilan:
1. Membicarakan tentang maksiat, seperti menceritakan masalah wanita, tempat minuman keras, tempat orang fasik, kemawahan orang kaya, kesewenangan penguasa dan acara-acara mereka.

Bahaya Keempat (37-45): Berbantahan dan berdebat:
1. Perbuatan yang dilarang agama adalah saling berbantahan hingga memicunya pertengkaran, saling hujat, dendam, dan kejahatan lainnya.
2. Barangsiapa yang meninggalkan sikap berbantahan, padahal dia dalam posisi benar, niscaya akan dibangunkan untuknya rumah di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang meninggalkan sikap berbantahan, padahal dia dalam posisi salah, niscaya akan dibangunkan rumah untuknya di tengah-tengah surga. HR Tirmidzi & Ibn Majah.

Bahaya Kelima (46-52) Permusuhan:
1. Permusuhan adalah benih dari segala bentuk keburukan. Demikian juga dengan perdebatan, maka jangan membuka pintunya kecuali terpaksa.
2. Dalam permusuhan, perdebatan, dan pertengkaran, paling tidak orang akan kehilangan kemampuan untuk berkata baik.

Bahaya Keenam (53-55) Berlagak Fasih:
1. Aku dan umatku yang bertakwa tidak bertanggungjawab atas takalluf (gaya bicara yang dibuat-buat). HR Ahmad. 

Bahaya Ketujuh (56-62) Ucapan Keji dan Cabul: 
1. Rasul melarang menghujat orang musyrik yang terbunuh dalam perang badar "Jangan kalian mencaci maki mereka, karena sesuatu yang kalian katakan tidak akan sampai kepada mereka dan justru akan menyakiti hati orang yang hidup. Ingatlah kata-kata yang kotor itu tercela. HR Ibn Abu Dunya termasuk dalam hadis mursal.
2. Cara menghindari kata-kata keji dan cabul bisa digantikan dengan menggunakan istilah lainnya semisal: Berak > BAB.
3. Termasuk dosa besa, jika seseorang mencaci maki orang tuannya. HR Ahmad, Abu Yala & Thabrani. 

Bahaya Kedelapan (63-72) Melaknat:
1. Melaknat bukan saja pada manusia lainnya tetapi juga pada binatang, benda, makanan, tumbuhan dan yang lainnya. Perbuatan melaknat adalah yang tidak terpuji, kecuali laknatan tersebut terdapat ketentuan seperti kepada orang zalim. Tiga kelompok yang pantas dilaknat: pelaku kekufuran, pelaku bidah, dan pelaku kefasikan. Kutukan pada pelaku bidah adalah yang tersulit karena harus ada pembuktian yang dalam. 

Bahaya Kesembilan (73-75) Nyanyian dan Syair: 
1. Dalam hal ini adalah syair dan nyanyian yang buruk atau membawa dampak negatif. 

Bahaya Kesepuluh (76-84) Bergurau: 
1. Dalam hal ini bergurau diperbolehkan asal tidak berlebihan dan menyakitkan hati seseorang.
2. Umar R.A: Barangsiapa banyak tertawa, niscaya kurang wibawa. Barangsiapa suka bergurau, niscaya dianggap remeh. Barangsiapa sering melakukan sesuatu, maka seseorang akan dikenal dengan sesuatu itu. Barangsiapa banyak berkata, niscaya banyak pula kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, niscaya sedikit rasa malunya. Barangsiapa sedikit malunya, niscaya sedikit sifat waranya. Tertawa itu menunjukkan kelalaian pada akhirat.

Bahaya Kesebelas (85-87) Meremehkan dan Mengejek:
1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kelompok meremehkan kelompok yang lain. Boleh jadi mereka yang direndahkan lenkj baik daripada mereka yang meremehkan. Quran Surat (QS) Al Hujurat:11.
2. Adapun orang yang menganggap dirinya remeh, bisa jadi dia merasa senang diremehkan. Oleh karenanya, peremehan terhadap orang seperti ini bisa berarti bagian dari bercanda.

Bahaya Kedua Belas (88-89) Membuka Rahasia:
1. Membuka rahasia orang lain termasuk perbuatan yang dilarang karena sangat menyakitkan hati dan meremehkan hak orang lain. 
2. Pembicaraan di antara kalian adalah amanat. HR Ibnu Abi Dunya.

Bahaya Ketiga Belas (90-93) Janji Dusta: 
1. Wahai orang-orang yang beriman penuhilah transaksi. QS Al Maidah:1.
2. Mengucapkan insyaallah berarti harus ditepati, jika insyaallah diucapkan dan hatinya tidak ada niat menepati janji maka itu adalah sebuah kemunafikan.
3. Jika seseorang berjanji dan hendak menepati janji, namun ada halangan maka itu tidak termasuk kedalam kemunafikan.

Bahaya Keempat Belas (94-116) Dusta dalam Ucapan dan Sumpah:
1. Dusta itu salah satu dari beberapa pintu kemunafikan. HR Ibn Majah & Nasai.
2. Dusta yang diperbolehkan yakni saat ada seseorang berniat membunuh maka seharusnya kita berkata dusta, saat peperangan, berdusta dengan maksud mendamaikan, dan berdusta pada suami atau istri untuk membahagiakan.

Bahaya Kelima Belas (117-161) Menggunjing:
1. Janganlah senagaian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. QS Al Hujurat: 12.
2. Celakalah bagi setiap pencela lagi penggunjing. QS Al Humazah:1.
3. Hasan Basri mengatakan: Demi Allah, menggunjing itu lebih cepat pengaruh negatifnya bagi keberagamaan seorang mukmin daripada pengaruh makanan bagi tubuh.
4. Hasan Basri mengatakan: Wahai anak Adam, kalian tidak akan mencapai hakekat keimanan, jika masih mencela orang lain.
5. Body shamming juga masuk dalam katagori menggunjing. Aisyah menyebut "seorang wanita itu pendek! dan Rasul langsung berkata "Engkau telah menggunjing ya!" HR Ahmad.
6. Menggunjing bukan berarti dari lisan saja melainkan bisa dari isyarat, gerakan, menertawakan, tulisan dan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menggunjing. 
7. Orang yang mendengarkan gunjingan sama dengan orang yang mengunjing. HR Thabrani.
8. Faktor-faktor yang mendorong seseorang menggunjing: melampiaskan emosi; mengimbangi teman-teman yang sedang menggunjing; khawatir dijadikan sebagai objek gunjingan; akibat dituduh; untuk mengembangkan diri; kedengkian; gurauan; dan mengejek.
9. Menggunjing yang diperkenankan: mengadukan kezaliman yang dialami; untuk mengubah kemungkaran dan mengembalikan seseorang ke jalan yang benar; untuk meminta fatwa; untuk memperingatkan muslim menghindari perbuatan jelek; karena julukan yang sudah terkenal; dan karena kefasikan yang terang-terangan.

Bahaya Keenam Belas (162-173) Mengadu Domba:
1. Pengadu domba tidak akan masuk surga. HR Bukhari dan Muslim.

Bahaya Ketujuh Belas (174-178) Lisan Bercabang Dua:
1. Lisan bercabang dua adalah sumber fitnah dan petaka karena membolak-balikkan di antara dua orang bermusuhan. 
2. Ketika ada permusuhan dari dua pihak, maka sikap yang paling baik adalah diam.

Bahaya Kedelapan Belas (179-185) Menyanjung:
1. Bahaya dalam menyanjung: terjerumus ke dalam dusta; terjerumus ke dalam riya atau pamer; kebenarannya tidak bisa dibuktikan; dan pujian akan menyenangkan hati orang yang dipuji, sedang sejatinya ia adalah orang zalim atau fasik. 
2. Bahaya yang timbul pada sang penerima pujian yang berlebihan: menimbulkan kesombongan diri dan menjadi racun yang melemahkan.

Bahaya Kesembilan Belas (186-189) Kesalahan dalam Berkata-kata:
1. Berbicara itu dapat mencelakakan diri, kecuali perkataan yang dibarengi dengan lisan yang fasih , ilmu yang luas, sikap yang menjaga diri dan selalu merasa diawasi Allah.

Bahaya Kedua Puluh (189-191) Pertanyaan Seputar Allah:
1. Dalam hal ini orang awam dilarang mempertanyakan ketuhanan karena jika membicarakan soal Tuhan akan membawa orang tersebut ke sebuah kesesatan karena ilmu yang belum cukup.

Demikian ringkasan dari buku Bahaya Lisan dari Imam Al Ghazali yang merupakan rangkaian dari ayat Alquran dan sejumlah hadist yang berkaitan dengan masalah lisan yang sering kali orang terbuai dan tergelincir oleh ucapan. Diharapkan setelah membaca ringkasan ini paling tidak membawa perubahan yang berarti pada hati dan lisan kita. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...