Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Komik Timun Mas - Gugun

Awal kenal komik ini dari fan page Facebook, kupikir komik strip ini lucu banget. Bukan sekedar lucu saja sih ada kandungan esek-esek, politik, kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, teori konspirasi terus apa lagi ya. Wah lumayan banyak dah. Tahun 2018 komik strip itu selalu muncul di halaman Facebook saban hari tertentu (lupa), bukan hanya gelak tawa yang timbul, pikiran aneh-aneh juga timbul. Pesan kritis juga ada. Panas-panasnya karena saat itu musim pilpres yang sangat membakar!!!. Nah komik ini juga isinya tentang pilkada atau pilpres juga loh. Baiklah intro alias mukadimah sampai satu paragraf saja. Kita langsung buka-bukaan aja biar cepat lega.

Judul komiknya Timun Mas, tentu saja si komikus ini terinspirasi dari cerita (legénda) Indonesia lawas. Barang siapa yang sudah berumur 30 tahunan tentunya mahfum cerita ini baik dari mulut orang tua, guru-guru di sekolah atau dari mana saja. Sebagai anak-anak zaman sakmono tentu saja, saya menikmati cerita yang tidak masuk akal itu. Dimana si Timun Emas ini terlahir dari dalam timun. Nah karena seperti Nabi Isa, terlahir tanpa bapak maka Komikus Gugun ini menjadikan cerita Timun Mas dengan gaya baru dimana si Timun Mas terlahir dari timun super yang dimasukkan ke dalam anu-nya si Rondo Dadapan. Diketahui ternyata timun super itu, berisi benih-benih yang disimpan dengan mekanisme njlimet sehingga pejuh terpelihara dengan baik hingga akhirnya membuahi ovum.

Kelahiran Timun Mas bukan semata kebaikan Buto Terong, melainkan ada misi kemenangan dalam pemilu. Dari jalan cerita pemilu inilah muncul berbagai karakter dan juga jalan cerita yang banyak nyelenehnya. Anda juga dibuat pusing, dan bukan sembarang pusing karena mengasah otak kita untuk buka kamus atau buku. Contohnya saja pada beberapa halaman menyajikan tulisan Jawa dan Jepang, saya sebagai pembaca penasaran dong apa maksud dari tulisan itu. Beruntung Google terjemahan dengan kecerdasan melalui mata kamera bisa terlihat langsung hasil terjemahannya.

Komik ini diproduksi oleh Javorastudio di Yogyakarta Teristimewa, yang dikarang langsung oleh seniman teristimewa juga. Segmentasi pasar pembaca komik dikhususkan untuk pembaca 'adul'. Untuk remaja dan anak-anak dilarang melihat dan membaca komik ini, sing saru okeh. Dengan harga 120K rupiah saja komik ini bisa dibeli di toko online terdekat di hape Anda. Aku sendiri membeli bekas (Preloved) dengan harga 80K Rupiah Indonesia, dan mendapatkan satu bonus komik yang saru juga! Ngiclik terus pokoknya sampe halaman terakhir. Kalau gak kuat hahahaha.

Kenapa saya membeli komik ini? Harta karun yang harus disembunyikan dan sebagai kenang-kenangan nakal masa remaja kolot. Bagiku komik fenomenal ini harus dilakukan pemugaran dan dipelihara di lemari kesayangan. Penerbitan juga gak selalu tiap tahun ada, tiap terbit hanya beberapa eksemplar saja. Selanjutnya saya juga ingin mengkoleksi komik Mancoro, sebuah komik yang tak kalah saru dari Timun Mas ini. Mudah-mudah duitnya ada dan beli kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Tarawih di Masjid LDII

Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.  Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.  Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.  Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, ...