Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Kamasutra: Kitab Rahasia Puncak Kenikmatan Pria dan Wanita - Vatsyayana

Seks, ewean, perkelaminan, ngentot adalah sederetan nama yang tidak akan lekang oleh apapun selagi masih bisa menikmati. Selaian dinikmati juga sebagai topik pembicaraan yang menyenangkan, kadang juga membuat gelak tawa bagi yang membahasnya. Di negara yang berbahasa Indonesia ini topik seks alias ngentot masih saja dalam katagori taboo alias tabu. Senajan tabu topik tentang ngentot ini selalu ada dan selalu dipraktekkan secara halal maupun haram, secara doggy ataupun oral. Mungkin karena hal yang menyenangkan itu atau ada inti lainnya sehingga ngentot menjadi hal yang luar biasa. 

Sedari dulu aku dan semua manusia pun masih menguak keilmuan dari perentotan ini, berbagai buku telah dicetak, simposium, seminar ataupun praktek mandiri telah digelar atas nama ngentot (kamasutra). Luar biasa!. Nah kali ini buku yang telah usai dibaca ini adalah buku tua, moyangnya buku tentang perentotan. Singkat cerita para cendekiawan Hindu menulis kitab bernama Mama Sutra, kitab yang membahas tentang seks dan segala yang berhubungan. 

Para cendikiawan Hindu ini ada yang menulis Kamasutra dengan lengkap ada juga yang menulis intisarinya saja berhubung melihat sisi kepraktisan atau melihat manusia-manusia selanjutnya malas untuk membaca. Seperti dalam sebuah pendahuluan dalam kitab ini diceritakan tentang bagaimana konsep sosial masyarakat pada zaman Hindu Kuna, dalam konsep ini mengulas juga tentang bagaimana pandangan agama, ilmu dan seni saat itu. Bagiku halaman awal ini sebagai perkenalan dimana otak kita dibawa pada masa kehidupan Hindu Kuna tersebut. Penyesuaian persepsi harus masuk dengan pas agar saat membaca otak kita berjalan dengan baik, juga tidak banyak menimbulkan banyak kontroversi dalam setiap kalimat yang dibaca karena berhubungan persepsi sosial, zaman, dan agama yang berbeda. Jadi halaman awal adalah pembuka yang sangat penting.

Jelas kitab kuno ini berasal dari India, mbahnya para cendekiawan dunia dan mbahnya spiritual. Kita tahu Hindu merupakan agama tertua di muka bumi ini, jelas dengan umurnya yang tua menimbulkan banyak kitab-kitab ataupun pengetahuan yang luar biasa termasuk buku tentang perentotan ini. Konon buku ini adalah buku kamasutra yang asli, otentik, original dari kitab Hindu dari cendekiawan Hindu kuna di India. Jadi buku ini merupakan penerjemahan langsung dari bahasa Sanskrit (India) ke bahasa Indonesia, atau mungkin dari bahasa Sanskrit ke Inggris selanjutnya ke bahasa Indonesia. Jujur saja untuk penerjemahan terasa kurang pas dan banyak kalimat yang membingungkan otak. Apakah ini karena tiga kali penerjemahan atau memang karena tidak ada padanan kata yang pas untuk menggambarkan kata atau istilah dari bahasa Sanskrit atau bahasa Inggris. Bagiku penerjemahan buku ini kurang memuaskan, boleh lah dikasih bintang 2,5 dari 5. 

Tidak banyak keistimewaan yang saya peroleh dari buku ini, malah banyak kebingungan yang terjadi mungkin saja karena kekurangpasan dalam menerjemahkan. Selain ketidakpuasan soal penerjemahan, aku juga kurang puas akan persembahan buku yang oplosan saja, tanpa ilustrasi gambar orang langsung atau karikatur yang menunjukkan pose-pose saat bermain seks, bentuk-bentuk kontol atau meki. Kalaupun terlalu vulgar, bisa ambil saja yang utamanya yakni posisi gaya bercinta dengan ilustrasi kartun/karikatur. 

Dalam 278 halaman terdiri dari tujuh bab (bagian): Masyarakat dan konsep sosial; tentang penyatuan seksual, tentang perolehan seorang istri, dan lain sebagainya. Beruntungnya di buku ini masih dituliskan cara berciuman yang baik, posisi seks dengan gambaran kalimat yang tidak seksi, juga bagaimana cara mengepaskan lawan main. 


Judul: Kama Sutra: Kitab Rahasia Puncak Kenikmatan Cinta dan Wanita
Penulis: Vatsyayana
Penerjemah: Olenka Munif
Penyunting: A Yogaswara
Cetakan: Pertama, 2011
Dimensi: x + 278 hlm, 13 x 19 cm
Penerbit: Penerbit Narasi Yogyakarta
ISBN: 979-168-225-0

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d