Seks, ewean, perkelaminan, ngentot adalah sederetan nama yang tidak akan lekang oleh apapun selagi masih bisa menikmati. Selaian dinikmati juga sebagai topik pembicaraan yang menyenangkan, kadang juga membuat gelak tawa bagi yang membahasnya. Di negara yang berbahasa Indonesia ini topik seks alias ngentot masih saja dalam katagori taboo alias tabu. Senajan tabu topik tentang ngentot ini selalu ada dan selalu dipraktekkan secara halal maupun haram, secara doggy ataupun oral. Mungkin karena hal yang menyenangkan itu atau ada inti lainnya sehingga ngentot menjadi hal yang luar biasa.
Sedari dulu aku dan semua manusia pun masih menguak keilmuan dari perentotan ini, berbagai buku telah dicetak, simposium, seminar ataupun praktek mandiri telah digelar atas nama ngentot (kamasutra). Luar biasa!. Nah kali ini buku yang telah usai dibaca ini adalah buku tua, moyangnya buku tentang perentotan. Singkat cerita para cendekiawan Hindu menulis kitab bernama Mama Sutra, kitab yang membahas tentang seks dan segala yang berhubungan.
Para cendikiawan Hindu ini ada yang menulis Kamasutra dengan lengkap ada juga yang menulis intisarinya saja berhubung melihat sisi kepraktisan atau melihat manusia-manusia selanjutnya malas untuk membaca. Seperti dalam sebuah pendahuluan dalam kitab ini diceritakan tentang bagaimana konsep sosial masyarakat pada zaman Hindu Kuna, dalam konsep ini mengulas juga tentang bagaimana pandangan agama, ilmu dan seni saat itu. Bagiku halaman awal ini sebagai perkenalan dimana otak kita dibawa pada masa kehidupan Hindu Kuna tersebut. Penyesuaian persepsi harus masuk dengan pas agar saat membaca otak kita berjalan dengan baik, juga tidak banyak menimbulkan banyak kontroversi dalam setiap kalimat yang dibaca karena berhubungan persepsi sosial, zaman, dan agama yang berbeda. Jadi halaman awal adalah pembuka yang sangat penting.
Jelas kitab kuno ini berasal dari India, mbahnya para cendekiawan dunia dan mbahnya spiritual. Kita tahu Hindu merupakan agama tertua di muka bumi ini, jelas dengan umurnya yang tua menimbulkan banyak kitab-kitab ataupun pengetahuan yang luar biasa termasuk buku tentang perentotan ini. Konon buku ini adalah buku kamasutra yang asli, otentik, original dari kitab Hindu dari cendekiawan Hindu kuna di India. Jadi buku ini merupakan penerjemahan langsung dari bahasa Sanskrit (India) ke bahasa Indonesia, atau mungkin dari bahasa Sanskrit ke Inggris selanjutnya ke bahasa Indonesia. Jujur saja untuk penerjemahan terasa kurang pas dan banyak kalimat yang membingungkan otak. Apakah ini karena tiga kali penerjemahan atau memang karena tidak ada padanan kata yang pas untuk menggambarkan kata atau istilah dari bahasa Sanskrit atau bahasa Inggris. Bagiku penerjemahan buku ini kurang memuaskan, boleh lah dikasih bintang 2,5 dari 5.
Tidak banyak keistimewaan yang saya peroleh dari buku ini, malah banyak kebingungan yang terjadi mungkin saja karena kekurangpasan dalam menerjemahkan. Selain ketidakpuasan soal penerjemahan, aku juga kurang puas akan persembahan buku yang oplosan saja, tanpa ilustrasi gambar orang langsung atau karikatur yang menunjukkan pose-pose saat bermain seks, bentuk-bentuk kontol atau meki. Kalaupun terlalu vulgar, bisa ambil saja yang utamanya yakni posisi gaya bercinta dengan ilustrasi kartun/karikatur.
Dalam 278 halaman terdiri dari tujuh bab (bagian): Masyarakat dan konsep sosial; tentang penyatuan seksual, tentang perolehan seorang istri, dan lain sebagainya. Beruntungnya di buku ini masih dituliskan cara berciuman yang baik, posisi seks dengan gambaran kalimat yang tidak seksi, juga bagaimana cara mengepaskan lawan main.
Judul: Kama Sutra: Kitab Rahasia Puncak Kenikmatan Cinta dan Wanita
Penulis: Vatsyayana
Penerjemah: Olenka Munif
Penyunting: A Yogaswara
Cetakan: Pertama, 2011
Dimensi: x + 278 hlm, 13 x 19 cm
Penerbit: Penerbit Narasi Yogyakarta
ISBN: 979-168-225-0
Komentar