Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Filsof Juga Manusia - Fahruddin Faiz

Buku yang lahir tahun 2016, terlahir dari ide Pak Fahruddin Faiz sebagai dosen dan pengisi ngaji filsafat di MJS alias Masjid Jendral Sudirman di Yogyakarta. Berawal dari kegiatan ngaji filsafat di MJS inilah buku Filosof Juga Manusia terbit dengan sempurna, dalam buku ini menceritakan sedikit tentang para filsuf dunia yang pernah diterangkan dalam setiap ngaji filsafat MJS. 

Buku ini memberikan pengertian bahwa kita sebagai manusia juga harus memahami dan mengakui bahwa filsuf juga manusia yang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jelas saja buku ini memuat keterbatasan dan kelebihan dari seorang filsuf dunia, dari kedua sisi tersebut membawa sebuah pemahaman bahwa ternyata kita masih manusia. Seperti cerita dari filsuf Wiliam James dengan mahasiswa favoritnya, diceritakan bahwa Gertrude Stein harus mengerjakan tugas menulis paper setelah malamnya dihabiskan dalam pesta, Stein menulis di atas papernya:"Yth. professor James, aku mohon maaf karena aku merasa agak malas menulis paper filsafat hari ini". Dan William James menjawab: "Yth Nn Stein, aku sepenuhnya mengerti, karena aku juga sering merasa demikian". Dari jawaban William James inilah hal sederhana nampak sebagai pengingat bahwa kita sejatinya manusia yang kadang semangat, rajin dan kadang juga ada saatnya malas dan muak.


Ada 41 filsuf yang mejeng di buku ini dengan berbagai kehidupannya, baik filsuf Yunani kuno dan masa sekarang. Dari 41 filsuf hanya satu dari Asia yang diangkat, Mahatma Gandhi dari India. Selain itu berasal dari Barat. Barang kali edisi kedua ada dari buku Filosof Juga Manusia akan menghadirkan 99% filsuf Timur dan satu orang dari Barat. Dalam buku para filsuf diatur 'tempat duduknya' berdasarkan abjad, namun bukan dari huruf A, melainkan dari huruf belakang dimulai dari huruf W untuk William James, selanjutnya huruf V untuk Voltaire hingga berakhir pada huruf A untuk Alferd Jules Ayer pada halaman 172. Buku ini terdiri dari 182 halaman yang sudah mencakup pendahuluan hingga tulisan tentang penulis.

Dari sejumlah filsuf ada beberapa cerita filsuf dengan cerita panjang nan menarik dibanding dengan filsuf lainnya seperti si bapak filsafat Socrates. Bapak filsafat tentunya mempunyai segudang pengalaman yang luar biasa dan memilukan sehingga penulis menuliskan cerita kehidupan sebagai manusia dalam jumlah enam halaman. Tak kalah menarik dengan bapak filsafat dunia, Albert Einstein sebagai filsuf abad kini juga ditulis dengan jumlah halaman yang sama dengan Socrates. 

Bagiku buku ini adalah suatu perkenalan singkat tentang filsuf dunia dan memberikan pandangan bahwa mereka-mereka juga seperti kita, ya seperti kita manusia biasa. Seperti tiga buku pak Faiz lainnya, gaya bahasa dan pemakaian kalimat yang mudah dimengerti dan sederhana. Jadi buku ini cocok untuk siapapun yang baca termasuk para siswa SMP ataupun SMA. Walaupun buku ini akan memasuki masa tua (lebih dari 5 tahun), tetap cocok dibaca sebagai pengetahuan dan bahan introspeksi diri bahwa sejatinya kita manusia biasa. 

Judul: Filsuf Juga Manusia
Penulis: Fahruddin Faiz
Penyunting: M. Yasser Arafat
Cetakan: Pertama, Mei 2016
Dimensi: x+190 hlm, 13,7 x 20,5 cm
ISBN: 978-602-74625-0-2
Penerbit: MJS Press

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d