Dan Perangpun Usai, pertama dengar judul ini dari podcast Bang Rane Hafid di KepoBuku. Kalau tidak salah saat ini membicarakan buku tema 'kipas-kipas' alias tema hot, seperti buku Nyi Gowok yang pernah aku beli sebelumnya, karya besar dari Enny Erow. Nah buku yang saya baca ini juga disebut kala itu, jelas ini mengundang gairah lelaki dan keperjakaanku.
Buku 'kipas-kipas' hasil pembicaraan host KepoBuku memang tidak semua saya beli, hanya beberapa saja seperti buku Nyai Gowok dan yang sekarang saya baca. Beruntung sekali saya mendapatkan melalui market place warna ijo, dengan harga yang murah. Saat itu Nyai Gowok sekitar 60.000 rupiah masih segel dan original, sementara buku ini didapat dari toko loak. Lembaran yang menguning dan ringkihnya tulang belakang dari buku membuat ekstra hati-hati saat membukanya. Hanya dengan harga 15.000 rupiah ditambah ongkos kirim menjadi 27.200 rupiah. Sangat murah memang.
Dibeli dengan kondisi loak, menjadi hal yang harus diterima asal lembaran buku masih lengkap dan layak dibaca. Abaikan cap-cap ataupun coretan kata mutiara dari si pemilik buku. Di sini buku ini dicap oleh sang pemilik yakni SMP Provedentia Bandung. Buku tersebut juga dicatat dengan nomor perpustakaan D.80-0518 dengan tanggal terima 18-10-89 Jadi buku ini lebih tua daripada umurku. Ada catatan harga, pada stiker harga tertulis 2000 rupiah, sementara ada tulisan dari pensil dengan harga 30.000 rupiah. Nampaknya buku ini diperjualbelikan kembali dengan harga 30.000 namun anjlok ke setengahnya. Dan akupun beruntung.
Cerita yang disajikan Ismail Marahimin merupakan cerita penentuan nasib antara tiga bangsa, diantaranya Nusantara (kelak menjadi Indonesia), Belanda dan Jepang. Latar cerita ini pada tahun 1944-1945 dimana terjadi ledakan perang kemerdekaan. Belanda yang menjadi tawanan perang Jepang, sementara Indonesia menjadi pihak yang dijajah juga dijadikan 'saudara' sebagai teman melawan musuh (sekutu). Pada masa itu Belanda tidak langsung hilang dari Nusantara, sehingga menjadi tawanan Jepang baik di pulau Jawa, Sumatra dan lainnya.
Diceritakan tawanan Jepang diantaranya orang Belanda bernama Wimpie, Pastoor (Van Roost) dan anggota lainnya merasa tertekan oleh pekerjaan yang diberikan Dai Nippon. Pekerjaan itu tidak manusiawi dan tidak memenuhi kesepakatan Geneva, oleh sebab itu mereka ingin kabur dari kamp. Beberapa romusha Jawa pun ikut membantu untuk proses kabur ini, juga beberapa orang lokal.
Setiap tokoh utama diceritakan singkat maupun panjang atas latar belakang mereka. Seperti Satiyah seorang perempuan Jawa yang menjadi babu Jepang, awalnya Satiyah pergi dari Purwokerto ke Jakarta hanya untuk mencari kemakmuran. Malang tidak dapat ditolak, nasibnya hampir mati sia-sia karena diperkosa saat perjalanan ke Pekanbaru.
Kabur dari kamp merupakan impian dari Wimpie, berbagai rintangan menghadang. Satu kali percobaan kabur, namun gagal. Pelarian ini memang membutuhkan waktu dan teknik yang tepat agar mulus di perjalanan. Grup Wimpie sangat kuat untuk kabur, sementara pihak Pastoor serasa ragu. Sementara di lain pihak, Jepang sebagai penguasa Asia saat itu runtuh oleh kedua bom atom yang menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima. Berita itupun sampai pada setiap pangkalan militer dan unit-unit lainnya yang tersebar di beberapa wilayah Asia, termasuk di Sungai Kampar Kanan. Berita penting itu seakan menusuk seluruh jiwa tentara Jepang, satu persatu jiwa ksatria menunjukkan prosesi harakiri sebagai tanda pemulihan nama baik saat kesatuannya kalah.
Alur dari cerita novel ini maju mundur, terutama dari tokoh utama seperti Wimpie, Satiyah, Letnan Ose dan lainnya. Setiap alur mundur menceritakan jati diri dari tokoh utama tersebut, sebagai contoh Satiyah yang berasal dari Purwokerto kabur dari rumah karena keruwetan hidup yang kompleks.
Inti sajian utama novel ini berada pada akhir cerita, dimana terdapat komunikasi yang sulit dimana keadaan yang memaksa. Hingga terjadilah sebuah keunikan cerita. Untuk segi bahasa, walaupun terbit pada tahun 1979 masih relevan untuk bahasa Indonesia saat ini. Novel ini dibagi beberapa bagian dalam tiga bagian, selanjutnya bagian mempunyai sub cerita. Semisal Bagian 3 mempunyai sub bagian sampai dengan 30. Untuk membaca novel ini tidak perlu waktu banyak karena hanya 244 halaman saja. Termasuk ke dalam novel dewasa, novel ini cocok berada di perpustakaan SMA atau SMK.
Judul: Dan Perang Pun Usai
Penulis: Ismail Marahmain
Penerbit: Pustaka Jaya
Tahun terbit: 1979
Komentar