Beberapa hari memang Sukom II tampak lemas, makan pun sungkan. Beberapa makanan kering tidak dimakan. Tampak terjadi penurunan nafsu makan, hidung tampak basah. Kupikir ini flu saja dan segera membaik. Namun dugaan itu salah besar, kini dia telah berlari bersatu dengan ibunya Kucing Sukam (Kucing Ompong) yang telah tewas.
Sore di awal Juni, Sukom II tampak lemas. Menyudut di ember dekat WC, mencari hal dingin dekat air. Wajahnya tampak murung dan sedikit lemas. Beberapa kali diberi makanan kering tetap tidak mau makan, disuapi juga dilepeh. Dia istirahat di kasurku dan pindah ke kotak tempat biasanya tidur. Selepas magrib dia menghilang entah kemana. Yakinku kembali ke sumur (WC). Mendekati tengah malam ada auman menyedihkan, kupikir dia berantem dengan kucing oren si penguasa lingkungan. Ternyata sangkaan itu salah, auman itu seperti kesakitan dan teringat auman akhir dari Panda I saat melepas nyawa di depanku.
Sungguh pedih melihat kucing kesayangan meringkuk kaku, matanya yang menawan kini tak menutup. Seakan-akan menatap tajam cahaya illahi yang menuntunnya kembali pada-Nya. Terima kasih Sukom II yang telah memberikan kebahagiaan, maafkan aku yang tak memberikan fasilitas dan penghidupan yang layak.
Silsilah Keluarga
Sukom II terlahir dengan nama Tuktuk, angkatan dengan Kucing Poci (Saripohaci), dan Panda II. Terlahir di sebuah tungku tradisional, saat itu saya menyaksikan sendiri mereka terlahir dengan penuh abu pembakaran. Bisa disebut angkatan terakhir karena setelah mereka lahir Kucing Sukam (Kucing Ompong) mati.
Sukom II dan Saripohaci dikenal sebagai kucing kembar karena rupa yang mirip hanya berbeda pada motif bulu telinga. Sukom mempunyai bulu hitam di dekat kedua telinga, sementara Poci hanya ada satu bulu hitam di sisi kanan telinganya. Ekor Poci pendek, dan Sukom II panjang.
Terlahir dengan kelembutan sama seperti Poci, turunan dari kucing Sukam dengan emosi stabil dan halus. Berbeda dengan Panda II yang sering marah-marah dan tampak egois. Dia adalah kucing yang lembut, di saat keponakannya ditinggal mati oleh kucing Telon alias Trikitrit dia rela menyusui walaupun dia jantan.
Keunikan
Kelembutan Sukom II menjadi keistimewaan tersendiri, namun ada keunikan tersendiri dia mempunyai mata yang berbeda. Memang tampak unik padahal sejatinya kucing seperti itu adalah kucing cacat dengan mata dan telinga yang malfungsi.
Kebahagiaan dan Kesedihan
Kucing Sukom II lebih banyak menderita ketimbang bahagia, dengan keadaan yang cacat dia tidak banyak mendapatkan makanan. Mata yang kurang tajam juga pendengarannya hingga saat dipanggil untuk makan tidak pernah terdengar kecuali kita dekati.
Pernah sekali dia dan kucing Panda keracunan dan hampir mati. Bersyukur alhamdulillah dia selamat dengan Panda. Keduanya aku infus. Peristiwa keracunan ini memang tidak terlalu jauh mungkin terpaut sekitar 6-3 bulan yang lalu.
Komentar