Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Berenang Di Pantai Saat Puasa

Sebenarnya ini sudah masuk hari ke 5 hari raya Idul Fitri (30/6) tapi judulnya masih tentang puasa ramadan, tapi enggak apalah ya sedikit mundur dari waktunya. Berbagai macam alasan kenapa baru nulis sekarang jika saya sampaikan kepada anda sekalian. Baiklah saya memulai pengalaman saya yang sedikit kafir ataupun kaum munafik dalam agama saya sendiri.  Kenapa saya bisa saya menyebutkan saya sebagai kafir dan munafik?!  Sudah barang tentu saya sedikit gelap soal agama. Saya harap kalian mendoakan saya untuk kembali ke jalan yang benar versi kalian. Amin.

Lanskap Pantai Karang karapyak
Berawal dari rasa jenuh akan keseharian di tempat kerja yang sumpek dan penuh nafas derita saya putuskan untuk mencari tempat kedamaian berada. Bagi saya tempat kedamaian yakni dimana saya merasakan atmosphere surgawi yang penuh oleh kenikmatan Tuhan. Kali ini tempat yang bernafas surgawi saya temukan di perbatasan antara tanah dan air yang selalu dihiasi oleh hembusan angin dan deburan ombak yang selalu merayu untuk mengejarnya. Bagi saya segala sesuatu yang berhubungan dengan perbatasan baik antara air dan tanah (laut, danau, sungai dll), perbatasan waktu (senja, fajar) dan perbatasan - perbatasan lainnya adalah keindahan yang tiada tara termasuk saya yang sedang dalam perbatasan segala kepercayaan!!  Bagi saya semua kepercayaan terasa indah walaupun sejatinya saya seorang yang menyembah yang maha tunggal.
Manisnya Sebuah Momen di Pantai Barat Pangandaran

Masih dalam rutinitas kewajiban dalam beribadah  tidak memadamkan saya untuk bersemangat bermain sepeda sejauh 19-21 Km di sore hari. Ramadan bagi saya hanyalah keistimewan tersendiri bukan hanya untuk menahan lapar dan bukan untuk bermalasan karena jam kerja jadi berkurang dan juga hal - hal yang dikurangi karena amnestie puasa! Puasa kalau sudah niat seharusnya lupa akan segala hal yang bisa membuat batal utamanya soal makanan!  Tapi entahlah untuk hal lainnya yang membuat batal misalnya emosional ataupun pikiran kotor. Bagi saya pikiran kotor atau energi negative paling susah diatur. Karena semangat dan jiwa muda masih tumbuh dalam sel - sel tubuh saya sudah barang tentu kondisi jenuh akan pekerjaan, membuat saya memaksa diri untuk pergi ke tempat yang bernafas surgawi!  PANTAI.

Bukit Pantai yang Berbatasan dengan NusaKambangan
Tidak lain tidak bukan wilayah Kabupaten Pangandaran menjadi pilihan utama. Karena apa? Hemat waktu, uang, dan energi. Jelas saja rumah saya dengan pantai Pangandaran sekitar 60 Km bila dihitung dengan rumus fisika maka akan memunculkan hasil yang pasti antara jarak tempuh dan waktu tempuh. Ya dengan kecepatan 60Km perjam dan jarak tempuh 60 Km sudah jelas maka hasil yang keluar adalah 1 jam perjalanan.  Tidak terlalu lama bukan?! Praktische waktu tempuh perjalanan satu jam tidak membebani tubuh saya untuk pergi ke sana. Soal uang pun sama tidak terlalu terbebani, modal bensin jenis Pertamax sekitar 2,5 liter sudah bisa untuk perjalanan pulang dan pergi.

Jurang Laut di Karapyak Sebelah Timur
Seperti biasanya saya tidak selalu puas dengan satu lokasi saja. Entah kenapa bisa begitu apakah saya termasuk hypertravel?  eh kalau inget hyper - hyper malah inget ke hypersex hahaha. Ups otak kotor!. Ada yang bertanya ke saya "Apa tidak bosan ke Pangandaran tiap bulan?" Saya jawab tidak karena setiap kunjungan berbeda cerita dan selalu bertemu dengan belaian mesra angin Hindia!  Belaian - belaian Hindia memang berbeda dengan belaian Laut Jawa yang terlalu lembut sehingga tidak terasa bahwa kita berada di pinggir laut. Hypertravel ini membuat saya pergi ke pantai Karapyak, Batu Hiu dan diakhiri di pantai Barat Pangandaran. Bagaimana ceritanya silahkan baca paragraph di bawah ini, paragraph ini mau berakhir soalnya biar ada ruang kosong buat isi foto hehehe (ruang pamer).

Selepas Bakar Badan
Pantai Karapyak dan Batu Hiu nama yang tidak terlalu asing di telinga saya sejak kecil namun entah kenapa baru kali ini saya mengunjungi dua pantai ini?! Apakah daya pikat Pangandaran lebih seksi daripada dua pantai ini?! Bisa dibilang ya karena apa? Fasilitas, keindahan, kepopuleran, dan akses tentunya sangat berpengaruh bagi saya sebagai penyandang travelers dan mungkin bagi Anda sekalian!. Bagi penikmat sejati travelling dan penikmat pantai tentu saja pantai yang sepi dan indah adalah karunia yang luar biasa layaknya harta karun. Batu Hiu dan Karapyak adalah salah satu harta karun yang menjajikan bagi para traveller yang akan datang ke wilayah Pangandaran karena karakter pantai berbeda dengan Pantai Pangandaran ataupun pantai Batukaras.

Pantai Karapyak
Pantai berkarakter karang ini mempunyai garis pantai yang cukup panjang yang membentang dari sisi barat hingga ke timur yang dibatasi oleh bukit pantai yang curam. Ombak besar tidak mampu sampai ke daratan pantai karena karang yang menghadang terlalu kuat untuk memecahkan tamparan - tamparan keras ombak Samudra Hindia terkecuali saat air pasang tiada daya tamparan ombak sampai ke bibir pantai. Karakter ombak saat situasi surut ataupun pasang yakni besar. Jadi memang harus hati - hati jika Anda sekalian ingin berenang di pantai ini. Aktivitas yang bisa dilakukan di pantai ini diantaranya bersantai di bawah pohon rindang bibir pantai, bermanja dengan buaian ayunan, mencari karang dan mencari ikan - ikan laut diantara sela - sela karang, menikmati pantai dari bukit pantai yang curam. Pantai Karapyak ini memang sisi timur dari provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah.  Tampak sebelah timur terdapat pulau Nusakambangan yang dipisahkan oleh muara sungai Citanduy.
Pantai Karapyak Sisi Barat

Saya sendiri sangat menikmati keindahan pantai ini. Hal yang pertama saya lakukan adalah selusur pantai mencari titik terbaik. Yang pertama saya temui adalah garis pantai karang yang panjang, pinggir pantai dengan pohon besar disertai dengan ayunan yang menggoda untuk ditunggangi, bukit pantai yang memacu adrenaline, pasir putih yang limited, dan curug yang langsung ke laut!!

Berenang dan membersihkan diri dari pikiran yang Ang Umar (Saudara Cirebon) musnah dijilat ombak Hindia. Air jernih membasuh semua kulit yang menutupi tulang belulangku. Segar rasanya!  Saya berenang di lubang karang yang lumayan besar di sisi pantai pasir putih karapyak.  Saya berani berenang di sini karena ada tiga pemuda lokal yang sedang mencari ikan. Tentu saja saya tertarik untuk bergabung dengan mereka untuk sekedar belajar menjaring ikan atau menembak ikan.

Pasir Putih Pantai Karapyak
Saya hanya berendam sekitar 1 jam saja di sini karena memang suasana sepi membuat saya minggat dari pantai ini demi keselamatan. Mencapai titik indah lainnya di sebelah barat pantai dengan menaiki ayunan hufffffff rasanya nyaman sekali tapi sayang saya masih merasa kesepian karena tidak ada orang yang bisa mendorong ayunan yang saya naiki. Sedih.

Lepas ibadah, saya bertemu dengan dua pemuda Gandrungmangu yang sedang plesiran. Dengan sedikit basa basi saya ajak mereka untuk pergi bersama ke pantai Batu Hiu. Akhirnya mereka sepakat tanpa ragu untuk bergabung.

Pantai Batu Hiu
Dua pemuda Gandrungmangu itu akhirnya ikut dengan saya tanpa ragu ditipu atau diberdaya sama saya. Dengan mengikuti dibelakang saya mereka akhirnya sampai di pantai Batu Hiu yang belum pernah dia dan saya kunjungi sebelumnya.  Untuk menghindari pengeluaran uang yang banyak saya selalu parkir di tempat yang agak jauh dari parkir resmi biar tidak kena uang parkir hehehe.

Pose Di Pantai Batu Hiu
Sepeda motor sudah terkunci aman, saya dan dua pemuda Gandrungmangu itu melanjutkan untuk mengeksplorasi keindahan Batu Hiu. Sebelah barat pantai Batu Hiu nampak landai dengan ombak yang cukup besar, tampak tidak ada orang yang berenang jadi membuat saya tidak berani untuk berenang apalagi melihat karakter ombak yang besar. Sebelah timur terdapat bukit pantai yang terbentuk menyerupai monyong ikan hiu (inilah si Batu Hiu)  yang terbentuk karena gamparan keras si Ombak Hindia. Di bukit terdapat fasilitas tempat untuk bersantai menikmati angin pantai. Tidak banyak yang saya lakukan di sini karena memang karakter pantai ini hanya untuk dinikmati untuk mata saja bukan untuk berenang jadi saya putuskan tidak berlama - lama di sini dan faktor lainnya adalah cuaca yang mendung, tentunya membuat semua orang gundah karena mendung itu!
Batu Hiu - Pangandaran

Di sisi lain dari Batu Hiu apa ya? Mungkin tempat yang tepat untuk bermesraan untuk dua orang kekasih. Mungkin lebih dari 10 pasang muda - mudi baik yang pakai jilbab ataupun tanpa jilbab sedang memadu kasih dengan lembut adapun yang sedikit frontal dengan gaya penuh dengan birahi. Ya bulan ramadan hanyalah bulan yang biasa bagi orang yang sedang menikmati manisnya birahi.

Dan di sini saya dan dua pemuda Gandrungmangu itu akhirnya berpisah karena tujuan saya dan mereka berbeda. Saya melanjutkan kenikmatan pantai kembali di Pangandaran sementara mereka kembali ke rumah masing - masing karena "waktu izin" sudah habis.

Pantai Pangandaran
Sejuta orang lebih hafal dan paham nama pantai ini entah dari negara ini maupun negara manapun.  Si Flamboyan tetaplah menawan dan terkenal sampai kapan pun begitulah Pangandaran salah satu pantai terbaik di Jawa Barat. Dengan pesonanya setiap orang bisa jatuh cinta tak terkecuali saya. Hampir setiap bulan saya ke pantai ini untuk menikmati pesonanya.

Perahu Nelayan Di Pantai Barat Pangandaran
Kali ini saya ingin sekali menikmati perbatasan waktu yang dihiasi oleh kejadian alam yakni matahari menenggelamkan kepala bulatnya ke lautan. Namun saya ragu dengan cuaca yang sedikit murung dan itu pin terjadi, Saya tidak menyaksikan matahari tenggelam di samudra nan luas itu.

Selama masa menunggu tenggelamnya kepala matahari saya mengisi hari dengan berjemur dan berenang tanpa memikirkan saya sedang ibadah wajib. Saya percaya bahwa aktivitas ini tidak membatalkan ibadah saya. Dua kali saya mandi di pantai Pangandaran dengan lokasi berbeda. Di lokasi pertama saya hanya mandi sebatas perut saja tanpa ada orang yang menemani. Kesepian adalah hal yang menyiksa batin terdalam.  Sebagai manusia yang tidak mau kesepian saya ikut bergabung dengan para traveller dari Jerman dan Ceko di sisi paling barat pantai Pangandaran. Memang di sisi barat terdapat kafé yang selalu ramai oleh para traveller dari luar negri.

Bapak dan Anak Sedang Mencari Ikan dan Karang
Basa - basi adalah etiket terbaik dan paling baik untuk memunculkan aura positive ke individu yang sebelumnya kita belum kenal.  Sekedar bertanya asal negara, berapa hari tinggal di Indonesia dan mau kemana lagi? Mengantarkan saya ke hubungan yang sedikit lebih dekat dan diterima bergabung dengan mereka. Tanpa pikir panjang saya mengikuti para bule itu untuk berenang ke tengah. Hal yang luar biasa karena saya diajari teknik berenang saat di tengah laut oleh bule - bule itu. Asik juga ya!
Pose di Batu Hiu
Kembali ke ibadah.  Saya jelas tidak tahu apa kata ilmu fiqih soal kelakuan saya yang sedang beribadah wajib ini! Mungkin Anda yang tahu bisa memberikan komentar baik sifat membangun ataupun menjatuhkan saya terima karena saya manusia yang bisa dibilang hanya ikut - ikutan beragama. Kelakuan saya saat itu tidaklah berlebihan bagi ukuran persepsi saya hanya memakai celana renang sebatas paha atas, Saya memakai celana seksi penuh birahi ini ada tujuannya yakni demi keselamatan saat berenang. Kelakuan yang lainnya adalah berenang di ombak yang besar sudah barang tentu ada beberapa air yang masuk mulut dan saya yakin tidak meminum air laut itu dan saat berenang saya pun tidak kemasukan air banyak ke dalam mulut karena setiap ada ombak menerjang mulut saya jaga dengan otot mulut yang kencang. Mohon maaf kelancangan saya tentang agama tapi saya percaya kelakuan saya tidak mengugurkan ibadah wajib saya.
Cita Rasa Pantai di Jogja

Segala kenikmatan terasa klimaks saat buka puasa sehabis berenang di pantai yang membuang segala resah, gelisah, kejenuhan, kebencian dan semua hal yang tidak patut. Terima kasih Tuhan atas karunia Mu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Sebutan Bentuk Penis dalam Tradisi Bali

Unggahan kali ini terinspirasi dari status ataupun thread  dari seorang netizen dari dunia Twitter @Kismin666oys. Thread ini sangat menarik sekali dan isinya pun sangat jarang sekali dibahas, terlebih Indonesia negara yang agamis. Netizen ini berasal dari Bali, tahu kan Bali?! Pulau indah penuh seni, agamis dan surgawi. Selama ini saya plesiran di wilayah Indonesia hanya ada dua wilayah yang menjual dengan "pantang" kontol-kontolan alias hiasan berbentuk penis. Dua wilayah itu adalah Jogjakarta dan Bali saja, yang lainnya masih malu-malu. Dalam dunia kesehatan penis dianggap hal lumrah, namun di kalangan masyarakat awam Indonesia adalah hal tabu. Tapi tidak demikian jika kita mengorek sejarah leluhur kita, semisal saja candi Sukuh yang terkenal penggambaran betapa sucinya hubungan seksual. Pada agama leluhur yang kini masih eksis di Bali dalam beberapa kitab ada ajaran suci mengenai seksual yakni Kamasutra. Ilmu olah seksual yang diperuntukan untuk menuju kesempur

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d