Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Detoks atau Diet Media Sosial

Skema Hidup Bahagia Kecanduan?  apa yang anda bayangkan dengan satu kata tersebut?  Tentunya sebuah hal yang berlebihan dan segala sesuatu yang berlebihan itu biasanya tidak baik. Bagaimana pun hidup di dunia ini harus mempunyai keseimbangan untuk menciptakan sebuah keindahan dalam hidup.  Hidup dalam dunia cyber juga harus dilandasi oleh konsep keseimbangan antara hidup dalam dunia nyata dan maya.  Banyak generasi millenia memang mempunyai kecenderungan lebih banyak berinteraksi di dalam dunia dan tidak bisa dipungkiri karena kemajuan teknologi yang terus berlanjut. Berbagai macam gejala sosial tentunya berdampak positif dan negatif pada seseorang yang menggunakan teknologi tersebut. Kali ini saya ingin memberikan pengalaman saya yang sudah kecanduan media sosial. Awal generasi millennial mungkin saja dimulai dengan adanya Facebook sebagai gantinya Friendster yang sudah terkenal oleh kalangan 'remaja kolot ' waktu itu. Facebook datang dengan fitur sosia...

1001 Malam: Qasidah Duban Untuk Raja

Ketika Duban sampai di hadapan raja, dia menyendandungkan qasidah: Sungguh kau telah berbuat baik sebelum ku minta Segala nikmat datangi aku, tanpa halangan apapun Aku kukatakan bahwa yang kau lakukan padaku Meringankan sedihku, meski memberatkanku Dia lalu menyendandungkan syair : Jangan tunjukkan dukamu semuanya Karena segala sesuatu ada takdirnya Senanglah dengan kebaikan saat ini Kau akan lupa apa yang kau lalui Karena , berapa banyak masalah yang melelahkan bagimu , Padahal ujungnya ada yang menyenangkan Allah, sanggup berbuat sekehendakNya Duban melanjutkan senandungnya : Tenang, dan baik - baiklah dengan segala susah hati Karena keresahan akan hilangkan akal yang jeli Tak ada guna mengasuh budak yang tua Tinggalkan dia , agar kau selamat sejahtera 1001 Malam Jilid I, halaman 37.

1001 Malam: Syair Untuk Raja

Di hadapan raja Yunan, Duban bersenandung: Kemuliaan tampak, ketika seorang bapak dipanggil Dia tentu menolak, jika bukan kau yang memanggil Wahai pemilik wajah yang cahayanya begitu mulia, dan menghapus gulita Wajahmu bersinar bak bulan di tengah malam Hingga tak kau lihat wajah di zaman yang masam Kau limpahi aku dengan segala kemuliaan Memperlakukan kami bagai awan kepada tumbuhan Banyak harta kau habiskan untuk mencari kemuliaan Dan di tengah zaman , begitu banyak yang kau butuhkan 1001 Malam Jilid I, halaman 30.

1001 Malam: Syair Perbuatan Baik Dibalas Dengan Perbuatan Buruk

Nelayan tua berkata "Wahai Jin, sebenarnya aku telah berbuat baik padamu, jadi mengapa kau balas aku dengan perbuatan buruk?". Kemudian nelayan tua itu menyanyikan syair: Kami buat kebaikan , mereka balas dengan kebaikannya Demi umurku !  Busuk nian perbuatan seperti itu Barangsiapa berbuat baik kepada yang tak berhak Maka balasannya adalah seperti balasan bagi yang membebaskan serigala 1001 Malam Jilid I,  halaman 26.

1001 Malam: Syair Kekesalan Nelayan

Dengan hati yang sudah dipenuhi kekesalan, si nelayan bersenandung: Memang rezeki tak tentu , kadang terurai kadang terikat Seolah tak ada goresan pena yang memberi berkat Zaman sering rendahkan mereka yang baik Dan mengangkat mereka yang tak berhak Duhai mati datanglah engkau , hidup ini sialan memang Karena burung telah terjatuh , dan itik malah terbang Seekor burung terbang arungi timur dan barat dunia Sedang burung lain mendapat makan tanpa harus kemana - mana 1001 Malam Jilid I, halaman 24.

1001 Malam: Senandung Nelayan

Demi melihat apa yang didapatkannya, maka dengan muka masam nelayan tua itu bersenandung : Duhai, yang menyelam di gelap malam penuh petaka Usah kau berpayah, rezeki tak datang karena usaha Saat kau lihat laut, dan nelayan setengah mati kejar rezeki, sementara gemintang diam berhenti Di tengah laut ia menyelam dan ombak datang menampar Tidur lelap di malam hari baru jika banyak ikan didapat , sampai penuh pangganganya Dibeli oleh dia yang malamnya hanya tidur lelap Tak rasakan dingin dengan segala berkah yang lengkap Mahasuci Tuhan , membuat kaya si ini, membuat miskin si itu Si miskin ini mencari ikan , si kaya itu tinggal menyantap 1001 Malam Jilid I,  halaman 23.

1001 Malam: Lantunan Syair Pedagang

Jin itu kemudian menarik tubuh si pedagang kaya dan menghempaskannya ke tanah. Pedagang kaya yang malang itu pun menjerit kesakitan. Dengan raut wajah sedih, si pedagang melantunkan syair : Masa terbagi dua, ada masa aman, ada masa sengsara Seperti hidup yang kadang jernih kadang bernoda Bilang pada orang yang karena masa kami dihina Mereka yang melawan masa, pasti akan merana Ketika kau lihat laut dengan bangkai di atasnya Lupakah kau bahwa dasarnya adalah tempat mutiara Kalau memang zaman melewati kita hanya percuma Maka segala busuk padanya kita harus siap terima Lihatlah langit penuh gemintang tak terkira Padahal munculnya bulan dan matahari akan membuatnya sirna Bumi kita penuh pohon, ada yang berbuah ada yang merana Hanya pohon buahlah yang ditimpuki untuk diambil buahnya Sangkaanmu jadi baik hanya ketika hari tampak riang Takutmu pada takdir karenanya langsung hilang 1001 Malam Jilid I, halaman 09.

Kata - Kata Portugis Di Indonesia

1. Kata - kata yang resmi diterima dalam bahasa Indonesia Format: Bahasa Indonesia - Bahasa Portugis Antero - Interio Angsa/Gangsa - Ganso Armada - Armada Baluarti - Baluarte Bangku - Banco Bantal - Avental Baret - Barrette Beludru - Veludo Bendera - Bandaira Beranda - Varanda Biola - Viola Bola - Bola Bolu - Bolo Boneka - Boneca Dadu - Dado Jendela - Janela Gagu - Gago Garpu - Garfo Gereja - Igreja Kandera - Caldeira Kaldu - Caldo Kantin - Cantina Kasterol - Cassarola Keju - Queijo Kemeja - Camisa Kereta - Caretta Kubis - Couvis Labu - Nabo Lelang - Leilão Lemari - Armário Lentera - Lanterna Mandor - Mandador Martil - Martelo Meja - Mesa Mentega - Manteiga Meskipun - Mas que Minggu - Domingo Moreia - Moreia Natal - Natal Noda - Nódoa Nyoya - Senhora Nona - Dona Padri - Padre Palsu - Falso Paska - Páscoa Pegang - Pegar Pelor - Pelouro Pena - Pena Peniti - Alfinete Perséro - Parceiro Pesiar - Passear Pesta - Festa Perangko - Franc...

Pengaruh Portugis Di Indonesia

Antonio Pinto pengarang buku pengaruh Portugis di Indonesia menyebutkan bahwa kebanyakan peta pulau Sumatera digambar oleh orang Portugis. Nama Engano adalah salah satu dari nama yang diberikan oleh bangsa Portugis. Singkat cerita nama nama Engano berasal dari kesalahan navigasi yang dilakukan oleh kapal Portugis. Tentu saja kata "Engano"  berasal dari bahasa Portugis yang berarti "Keliru"  dalam bahasa Indonesia.  Beberapa pengaruh Portugis juga terlihat pada pakaian mempelai laki-laki yang diilhami oleh pakaian setelan Portugis yang digunakan abad ke 17. Selain peninggalan kebudayaan, ada nama kota yang mempunyai pengaruh Portugis yakni kota Natal. Rupanya selain budaya dan bahasa Portugis yang memengaruhi budaya di Indonesia, orang Portugis juga membawa sayur - sayuran dari Brasil ke Indonesia seperti nanas, pepeya, cabe rawit, tomat, mandioc, ubi jalar dan selada. Perlu diketahui saat itu bahasa Portugis adalah bahasa penghubung di wilayah Nusantara, Be...

Kubangpari Di Ujung Senja

Di batas waktu dimana keindahan dari segala dua sisi yang akan berganti membentuk sebuah keindahan alam yang indah.  Kuasa Gusti memang tidak pernah hilang akan keajaiban dimana manusia sebagai penikmat utama sajian dunia yang dibuat khusus untuk makhluk yang dimaktubkan sebagai sang khalifah bumi. Puji syukur ing manunggalé Gusti . Kubangpari, dimana saya tercipta dari tanahnya dan dibesarkan dari hasil tanahnya juga.  Tumpah darah yang takan lekang oleh cinta yang lainnya layaknya kecintaan kepada seorang ibunda yang telah mengandung dan membesarkan dengan segala cintanya. Begitupun Kubangpari sebagai bumi pertiwi yang selalu memberikan cintanya kepada setiap penduduknya. Senja Di Kubangpari Betapa bersyukurnya saya dengan keindahan alam yang menghiasi Kubangpari. Tiap ujung senja saya menikmati cinta yang indah dari alam ibu pertiwi.  Seakan terbuai olehnya saya pun mengabadikan keindahan melalui kamera.  Bagi yang penasaran lokasi foto ini saya a...

Mengayuh Ke Karang Nini

Awal mula rencana ke Karang Nini terhapus begitu saja dalam memori saya! Jadi tidak ada mukhadimah yang berarti untuk membuka artikel ini. Yang saya ingat hanyalah dimana kurir JNE menelepon untuk menyampaikan bahwa pesanan jam tangan kayu Hand2Craft dan Matoa sudah dititipkan ke tetangga karena keadaan rumah yang tampak sepi. Sepda dan Pemandangan Pangandaran Kegiatan mengayuh ini memang sudah terjadi di awal tahun 2017 tepatnya sehari sebelum saya bekerja di Puskesmas Pamarican saat itu. Waktu begitu cepat berlalu sampai detik menghilangkan saya dari Puskesmas Pamarican untuk menentukan hal yang terbaik untuk diri saya. Berbagai rencana telah dipersiapkan dengan matang baik dari finansial, fisik dan kelayakan sepeda. Semuanya tersiapkan karena jarak destinasi yang begitu jauh dengan kisaran 70 Km dari rumah saya. Selain jarak yang lumayan jauh, tracknya pun sangat menantang yakni jalur nasional dan jalur pariwisata tentunya padat oleh kendaraan bermotor.  Tantang...

Sebongkah Cinta Dari Suranenggala

Cinta bisa didapatkan dari siapapun dan itu terjadi pada saya di mana saya mendapat penerimaan yang tulus. Kali ini saya mendapatkan sebongkah cinta di Suranenggala. Saya bisa menyebut kunjungan kali ini dengan penemuan cinta karena apa?  Karena saya di sini diajari sedemikian rupa soal agama dan kasih sayang. Mereka menerima saya bukan karena ikatan darah, ikatan sahabat lama ataupun yang lainnya.  Saya hanyalah seorang yang bertemu tanpa sengaja di keraton dan di masjid agung Cirebon yang berlanjut pada sebuah persahabatan yang menuntun saya pada yang saya cari akan kebahagiaan nyata yang semua agama sampaikan.  Barbeque Berangkat dari rumah dengan misi untuk pendekatan diri, pemurnian pemahaman dan banyak hal yang perlu diperbaiki.  Kesempatan pertemuan ini memang tidak mungkin saya tinggalkan begitu saja karena merupakan momentum ke dua saya dalam pencarian.  Dulu dalam pencarian tahap satu begitu banyak topeng yang saya pake dan saya pun tidak kuat...

Pitik Uthuk

Aku ra paham asal usul anané pitik uthuk gue.  Kur kerno wis dadi budaya nang desaku mbien aku manut wae aring budaya sing ono. Kur saiki wis ra populer maning wong tua siki wis ea aweh uthuk maning aring putuné. Saiki aku rep njelasna setitik apa gue uthuk. Uthuk yague pitik cilik sing diawehan kang mbah/kaki/nini go diurus nang putuné. Istilahé nyambung rejeki sekang mbah meng putuné.  Uthuk gue memang ana manfaat mengarepé yague nduwéni khewan sing bisa disembeleh atawa sing ana manfaat ekonominé. Ora ana batasan aweh pirané. Biasané uthuk diwehna pas puthu umur kurang kang 10 taun. Khewan sing dadi uthuk biasané anak pitik udu babon atawa jago. Ayuh para sedulur uripna maning budaya leluhur. Matur suwun.  Phitik Ireng