Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Mengayuh Ke Karang Nini

Awal mula rencana ke Karang Nini terhapus begitu saja dalam memori saya! Jadi tidak ada mukhadimah yang berarti untuk membuka artikel ini. Yang saya ingat hanyalah dimana kurir JNE menelepon untuk menyampaikan bahwa pesanan jam tangan kayu Hand2Craft dan Matoa sudah dititipkan ke tetangga karena keadaan rumah yang tampak sepi.

Sepda dan Pemandangan Pangandaran
Kegiatan mengayuh ini memang sudah terjadi di awal tahun 2017 tepatnya sehari sebelum saya bekerja di Puskesmas Pamarican saat itu. Waktu begitu cepat berlalu sampai detik menghilangkan saya dari Puskesmas Pamarican untuk menentukan hal yang terbaik untuk diri saya. Berbagai rencana telah dipersiapkan dengan matang baik dari finansial, fisik dan kelayakan sepeda. Semuanya tersiapkan karena jarak destinasi yang begitu jauh dengan kisaran 70 Km dari rumah saya. Selain jarak yang lumayan jauh, tracknya pun sangat menantang yakni jalur nasional dan jalur pariwisata tentunya padat oleh kendaraan bermotor. 

Tantangan lainnya adalah saat memasuki kawasan hutan jati, lepas dari jalan nasional sekitar 4-5 Km dari bibir pantai Karang Nini. Jangan tanya tantangan berat apa yang ada di sini!  Bagi saya dan kawan - kawan ini adalah jalur paling sadis. Tentu saja gelar jalur sadis pantas diperuntukkan untuk jalan menuju Karang Nini, betapa terkurasnya energi saat menyusuri jalan naik turun yang begitu ekstrim dengan kondisi jalan yang hancur.

Sedikit Pose Gagah
Persiapan apa yang mesti dilakukan?  Bagi saya begitu banyak persiapan yang mesti dibuat atau dilakukan demi kelancaran dalam bersepeda jauh diantaranya:
1.  Persiapan fisik,  bagaimana bisa seorang sakit bisa mengayuh sepeda sejauh 70 Km? Jadi persiapan fisik yang kuat diperlukan sekali. Boleh lah seminggu sebelum keberangkatan bisa berlatih bersepeda minimal 5-10 Km.
2. Cek kelayakan sepeda, kunci utama bebas masalah pada perjalanan jauh adalah kelayakan sebuah kendaraan.  Sebelum berangkat jelas periksa kelayakan sepeda anda. Apakah rem berfungsi dengan baik? Apakah ban kurang angin? Apa rantai yang penuh dengan debu bercampur oli?  Rantai yang penuh debu campur oli akan memperberat kayuhan.
3. Cek kesehatan dompet anda!  Soal dompet jangan dipandang sebelah mata karena semakin jauh Anda mengayuh sepeda semakin banyak pula kemungkinan uang akan keluar.
4. Persiapkan alat safety riding seperti helm sepeda.
5. Aturlah pakaian anda!  Pakaian khusus sepeda sangat direkomendasikan mengingat kepraktisan dalam hal penyimpan botol air, hp dan barang lainnya. Selain itu pakaian khusus biasanya menyerap keringat lebih baik.  Ingat jangan menggunakan celana dalam saat menggunakan celana khusus sepeda karena akan menyebabkan gangguan pada aliran darah terutama di daerah genital selain itu juga tanpa celana dalam akan mengurangi nyeri tekan yang diakibatkan oleh gesekan kulit dan sadel. Usahakan menggunakan celana padding.

Sebenarnya banyak sekali tips yang bisa dibagikan kepada pembaca sekalian namun keterbatasan waktu dan pikiran saya cukupkan beberapa nomor saja.

Sesuai kesepakatan hari minggu kami pergi mengayuh ke Karang Nini bertiga yakni Raihan, Rifyal dan temanya (lupa nama). Cuaca sangat cerah saat itu membuat saya dan kawan semangat untuk menggapai Karang Nini. Dalam perjalanan tentu saja saya berada di posisi tengah karena sepeda yang kurang mendukung untuk berjalan di jalan lurus. Perlu diketahui bahwa sepeda saya berjenis down hill jadi maklum saja kecepatan yang dihasilkan akan berbeda dengan sepeda milik Raihan dan Rifyal yang mempunyai desain khusus untuk jarak jauh dengan track jalan yang halus. Tak harus patah arang karena berbeda jenis sepeda, kami melanjutkan perjalanan. 

Parkir Tumpuk Biar Gak Hilang
Beberapa post peristirahatan kami singgahi untuk memulihkan tenaga dan menghilangkan stres karena teriknya mentari. Peristirahatan favorit para sepeda jalur Pangandaran yakni di Warung Saung Buleud dimana para pesepeda bisa menikmati kesejukan udara dan pemandangan alam yang indah.
Sejatinya saat itu tujuannya ke pantai Karapyak namun karena momok track yang "katanya"  lebih jauh dari Pangandaran dan track sulit. Saya sebagai orang yang tertua memilih ke Karang Nini yang lebih dekat!  Tapi semuanya terbalik setelah saya Bike camp bulan september 2017.

Ada rasa kekhawatiran yang cukup tinggi diantara kita karena ada beberapa petugas tiket di gerbang utama. Mereka bertiga belum pernah berkunjung ke Karang Nini sebelumnya jadi tidak tahu menahu soal harga tiket. Saya sudah dua kali berkunjung berpikir keras bagaimana jika ditarik tiket masuk. Jelas yang membuat kita bermuka masam adalah tingginya harga tiket.  Tiket masuk saat lebaran atau musim liburan sekitar 10K - 15K saat itu.  Tentu bagi para sepeda adalah hal yang mahal.  Harap - harap cemas dalam setiap degup jantung diantara kita.  Akhirnya Rifyal dan Raihan memulai mengayuh sepedanya ke gerbang utama diikuti saya!  Tarik nafas dalam dan pandangan mata tertuju ke lain arah seakan - akan warga lokal yang atuh tak acuh saat melewati gerbang utama. Dan! Kami lolos dari tiket mahal itu dan dianggap sebagai warga lokal. Leganya serasa boker setelah menahan lama hahahaha.

Pinjem Sepeda Orang
Kejutan track jalan yang naik turun begitu ekstrim dan kondisi jalan yang hancur parah membuat konsentrasi dan energi keluar lebih banyak.  Sampai bila Raihan dan Rifyal menepikan sepedanya yang tidak cocok dengan track yang ada. Tentunya ini suatu keuntungan bagi saya yang mempunyai jenis sepeda down hill. Laju kencang tanpa guncangan kuat karena desain sudah pas dengan track yang ada. 

Sampai di lokasi tidak serta merta ke bibir pantai tapi kami memilih untuk menikmati panorama keindahan samudra Hindia dan teluk Pangandaran yang berada di sisi barat.  Kesegaran angin laut membuat kami terbuai begitu lama dalam ketenangan jiwa.  Terima kasih Gusti. Beberapa sesi foto untuk memaniskan suatu momen telah terabadikan oleh jepretan kamera digital yang saya bawa.  Sungguh manis memang.

Sebelum menuju ke bibir pantai kami sempatkan untuk membeli beberapa lauk dan nasi bungkus untuk disantap sebagai pengisi energi yang telah hilang.  Berbagai uang 10K setiap orang untuk dua bungkus nasi, dua goreng ikan, dua ayam goreng dan sayuran mentah sebagai coel khas sunda. Mencari lokasi yang tepat untuk menikmati hidangan adalah sesuatu yang wajib karena akan menentukan kenikmatan dari sebuah rejeki. Kami memilih untuk menikmati hidangan tersebut di atas sebuah jurang lautan. Mantapkan!
Raihan Mau Bunuh Diri Ke Jurang Laut

Wajah sumringah dengan perut kenyang membuat kami berenergi kembali untuk menjelajah sisi barat dari pantai Karang Nini. Wah betapa indahnya pemandangan di Karang Nini. Berbagai aktivitas kami lakukan selain mengabadikan keindahan alam diantaranya memanjat tebing dan bersepeda di pasir pantai.

Puas dengan segala yang telah dilakukan kami putuskan untuk pulang ke rumah.  Track yang begitu berat saat perjalanan pulang membuat kaki saya seperti retak. Rasa nyeri saya tahan dan ketika nyeri terasa menusuk dan merobek saya sempatkan untuk berhenti dahulu.  Beberapa kali nyeri muncul membuat perjalanan ke rumah lebih telat. Berbagai rintangan kerap muncul saat pulang diantara angin kencang dengan awan hitam di wilayah Ciganjeng dan Tunggilis membuat berat saat mengayuh. Bersyukur hanya awan hitam dan angin besar saat itu bukan hujan deras.

Sempat kaget ternyata awan hitam yang membawa angin kencang saat di Tunggilis adalah angin yang meluluhkan pohon di beberapa desa di Pamarican. Ya beberapa wilayah Pamarican mendapatkan kerusakan cukup parah oleh terjangan angin puting beliung itu. Demikian cerita susah payah yang kami cetak dalam buku kehidupan.
Kepanasan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...