Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Kedamaian di Bukit Selok - Adipala

Banyak orang bilang ini bukit Indonesia kecil memang ada benarnya mengapa orang sekitar menyebut demikian karena dalam bukit ini terdapat berbagai rumah ibadah yang mewakili agama resmi di Indonesia.  Gunung Selok atau Bukit Selok memang sudah terkenal seantero Cilacap dan bukan saja orang Cilacap yang mengetahuinya bahkan orang dari luar Cilacap pun tahu.  Banyak bahan sejarah yang masih terkubur di bukit itu. Bukit Selok dikenal orang sebagai tempat wisata religius karena di bukit ini semua agama mempunyai perwakilannya. Di mulai di kaki bukit terdapat Pura naik lagi ke badan bukit terdapat makam syeh (umat Islam) setelah itu terdapat Vihara.

Tidak ada tripod ya mesti begini
Bukan hanya wisata religius yang bukit Selok sediakan tapi juga pemandangan alam yang tak kalah menarik. Pemandangan luasnya samudra Hindia bisa dinikmati di sini, selain itu anda bisa menikmati aneka satwa liar yang mendiami bukit ini. Beberapa gua pun asa hanya saja saya tidak bisa masuk karena perasaan yang kalut.

Lupakan Tampang
Bukit Selok merupakan aset negara yang masuk ke dalam cagar alam yang dikelola oleh Perhutani. Jelas terlihat kawasan bukit ini tampak hijau tidak seperti yang lainnya karena memang tidak ada pemukiman penduduk di bukit ini kecuali para biksu yang mendiami rumah ibadah.

Keindahan Hutan Konservasi Bukit Selok
Untuk masuk ke kawasan konservasi ini dikenakan tarif 5000 rupiah sementara untuk parkir 2000 rupiah. Nah untuk menikmati pemandangan samudra Hindia dan wahana out bound anda dikenai retribusi sebesar 5000 rupiah kalau gak salah. Begitu pula saat anda memasuki rumah ibadah lainnya. Bagi saya dengan sistem tiket yang satu - satu bisa berdampak menyebalkan bagi para pengunjung. Lebih baik bayar sekali walaupun mahal dari bayar berkali-kali walaupun harga masuk hanya 5000 rupiah.

Samudra Hindia dengan Deburan Ombaknya
Terdapat warung sebelum masuk ke wilayah out bound jadi tenang saja ya asalkan duit ada pasti kenyang.  Akses jalan sudah termasuk baik walaupun ada beberapa jalan yang sudah rusak. Saya kagum jalan menuju ke Vihara yang sangat mulus, mungkin karena dibiayai umat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...