Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Sing A Song In Karangsong II

Semua merasa berenergi kembali hanya Asna saja yang sedikit rewel karena saking pengennya naik perahu.  Anak kecil kalau sudah pengin susah untuk dibohonginya. Tapi syukur alhamdulillah kakak tidak serewel Asna.

Berjalan Di Jembatan Bambu
Dengan uang 17.000 perorang kami menaiki sebuah perahu yang berkapasitas sekitar dua puluh orang. Tanpa menunggu lama rombongan kami langsung naik ke atas perahu. Saya ambil posisi berada di posisi paling kiri duduk dengan pelancong lainnya. Tidak banyak memotret karena males untuk mengambil gambar, kamera dipegang sama aangé.

Sepuluh menit sudah di atas perahu dab akhirnya kami sampai di dermaga khusus untuk perahu pelancong yang mengunjungi hutan mangrove Karangsong. Ada menara pemantau di dekat dermaga, rasanya ingin naik hanya riskan karena terlalu capek.  Bergandengan tangan antara kakak dan aangé membentuk seperti gandengan keluarga .  Rasanya empuk sekali tangan si kakak. Gemas sebenarnya memegang dia.

Banyak Bangau Putih Betengger di Mangrove
Jembatan bambu yang dibuat tidak safety karena kiri dan kanan tidak ada pegangan atau pembatas, karena tidak adanya pembatas dikhawatirkan ada pelancong yang jatuh ke hutan mangrove.  Dalam perjalanan tidak banyak yang kami temukan selain gerombolan burung bangau putih. Indah sekali rasanya melihat bangau putih dalam alamnya sendiri. Serasa melihat National Geographic!!

Di ujung delta muara Karangsong kami berhenti untuk menikmati pemandangan laut Jawa yang indah. Rindangnya cemara laut membuat saya yang lelah ingin melepas penat dengan tidur.  Usaha tidur tidak berjalan lancar karena gangguan dari Asna dan kakak. Iri melihat aangé yang tidur nyenyak dalam belaian angin samudra. Kupikir aangé menikmati tidurnya tapi ternyata dia kena serangan migraine. Jadi kasihan juga apalagi dia driver saya.

Pantai Delta Karangsong
Tak lebih dari 3 jam kami menikmati laut Jawa di delta Karangsong. Saya dan aangé yang punya rencana makan bebek Sinjay Madura memilih untuk pulang cepat.  Saya dan aangé memisahkan diri dari rombongan karena punya rencana lainnya. Di perjalanan rasanya menyebalkan karena ulir atau mur plat nomer kembali hilang ya kembali seperti semua berbunyi kaya motor rongsokan.  Semua ini karena pikiran aangé yang ngeyel ga mau pinjem obeng.

Awal saya yang bawa motor karena Aangé kena migraine.  Rasanya kasihan sekali melihat orang yang sakit di perjalanan.  Kecepatan saya kurangi sampai 30-50 km/jam. Ini semua demi kenyamanan untuk yang sakit sembari mencari apotek.  Sepanjang jalan ternyata susah mencari apotek dan akhirnya nemu di jalan Indramayu - Jatibarang. Saya membeli satu strip Paracetamol 500mg dan satu strip BecomC (Vitamin) untuk kesembuhan aangé.  Untuk dosis paracetamol saya naikan ke 700 mg biar migraine langsung ces pleng.

Melepas Lelah
Aangé minta jadi driver kembali. Rasanya ga tega dan takut kenapa - kenapa di jalan. Takut nabrak sih sebenarnya hehehe. Kan kalau nabrak bukan satu orang saja yang jadi korban.  Sebagai reward sepanjang jalan menuju Jatibarang saya pijit kepala dan pundak biar ga ngantuk dan mengurangi rasa nyeri. 

Keluarga Bahagia
Semua sudut Jatibarang sudah terjamah namun bebek Madura tak kunjung ditemukan akhirnya memilih warung sate dekat stasiun Jatibarang. Rasa sate biasa saja dan sedikit masih mentah. Di sini terjadi pertikaian kecil dan berlanjut sampai sekarang, hal kecil sebenarnya. Saya agak risih kalau ada orang makan bunyi dan sendawa depan orang.  Sebenarnya salah saya juga karena memaksakan kebiasaan ke orang lain.

Bedoa Untuk Ku
Pulang agak malam sedikit. Saya kembali menjadi driver dan saya dapat pijitan juga hanya mijitnya kurang tekanan. Sampai di wilayah perbatasan Kabupaten Indramayu dan Cirebon kami turun untuk solat magrib. Rasa sakit kepala aangé semakin menjelma terpaksa saya pijit terus kepalanya sampai reda.  Serba salah rasanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d