Hampir empat hari berlalu perayaan kedua terbesar umat Islam Indonesia berlangsung. Idul Adha. Perayaan ini sama pentingnya dengan perayaan keagamaan lainnya dalam ajaran Islam, hanya dalam tradisi Indonesia hari raya Idul Adha merupakan ke-dua terbesar atau teramai setelah Idul Fitri.
Perayaan ini merupakan ibadah tertua menurut ilmu theology, sejajar dengan ibadah penyembahan terhadap Tuhan. Dalam ajaran Islam pada Idul Adha dianjurkan untuk berkurban hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing ataupun hewan ternak lainnya yang sesuai peraturan dalam agama Islam. Tradisi Indonesia untuk menyembelih hewan kurban biasanya dilakukan di lingkungan masjid setempat, daging hewan kurban ini nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang tinggal di lingkup Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) biasanya satu DKM satu Rukun Warga (RW).
Saya cukup beruntung Idul Adha kemarin mendapatkan tiga kantong daging kambing dan sapi. Jika dikira-kira satu kantong daging sekitar setengah kilogram hingga satu kilogram. Nah kalau ditotal kemungkinan daging yang saya dapatkan sekitar 1,5-3 Kg. Saya di rumah tinggal hanya berdua saja dengan ibu, dengan total daging yang diterima tidak mungkin dimakan semuanya. Jujur saja saya sendiri tidak terlalu suka dengan daging.
Ini Dia Dendeng Buatanku |
Sejujurnya ingin seperti orang lainnya saat menerima daging kurban langsung diolah menjadi sate, namun rasa malas membuat saya enggan mengolah daging. Ibu saya sendiri bingung dengan daging yang sebanyak itu. Ide-ide belum muncul untuk mengelohnya. Mau dijadikan apa ya?! Ting... Akhirnya dapat ide! Setengah kilogram diolah menjadi gulai dan selebihnya dijadikan dendeng.
Dendeng adalah pilihan yang tempat dimana seseorang tidak mempunyai lemari pendingin untuk mengawetkan daging. Dendeng dalam literatur yang pernah saya baca, bisa awet hingga 3-4 bulan dengan kemasan plastik tanpa udara. Lumayan nih buat lauk di hari yang akan datang. Saya enggan muntah karena mabok daging kurban.
Olahan daging ini cukup sederhana membuatnya, cukup dengan rempah-rempah utama dapur Indonesia. Yuk kita coba membuatnya.
Alat Dan Bahan
Pisau
Talenan/papan potong
Batu/geprekan
Ulekan
Papan untuk pengeringan daging
Ketumbar
Bawang merah
Bawang putih
Gula merah
Garam
Jahe
Pisau
Talenan/papan potong
Batu/geprekan
Ulekan
Papan untuk pengeringan daging
Ketumbar
Bawang merah
Bawang putih
Gula merah
Garam
Jahe
Persiapan
Daging hewan kurban diiris tipis sesuai dengan jalur otot.
Irisan daging geprek dengan batu hingga gepeng
Ulek bawang merah, bawang putih, garam, gula merah, jahe, dan ketumbar hingga halus.
Masukan geprekan daging ke bumbu yang sudah diulek sempurna, lumuri daging dengan bumbu dan diamkan sampai setengah jam.
Daging hewan kurban diiris tipis sesuai dengan jalur otot.
Irisan daging geprek dengan batu hingga gepeng
Ulek bawang merah, bawang putih, garam, gula merah, jahe, dan ketumbar hingga halus.
Masukan geprekan daging ke bumbu yang sudah diulek sempurna, lumuri daging dengan bumbu dan diamkan sampai setengah jam.
Proses Pengawetan
Proses pengawetan ini bergantung pada sinar matahari, biasanya jika matahari terik dari pagi hingga sore membutuhkan dua hingga tiga hari daging sudah kering. Persiapkan wadah untukmenjemur dendeng. Jemur di tempat yang aman dari kucing ataupun hewan karnivora lainnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang baik dan cepat dalam satu hari daging dibolak-balik agar keringnya rata dan cepat.
Komentar