Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Traktir-Mentraktir

Ilustrasi: Seorang siswi mentraktir temannya

Kehidupan sosial manusia tak lepas dari sebuah interaksi sosial yang menguntungkan diantara dua pihak ataupun individu. Manusia yang mempunyai akal pikiran berbeda dengan hewan yang hanya mempunyai otak tanpa akal pikiran, hewan hanya mengikuti insting hewani saja tanpa berpikir apa yang akan dia perbuat. Bayangkan saja jika hewan mempunyai akal pastinya manusia mempunyai saingan berat. 

Mulai pembentukan manusia oleh Tuhan sudah menunjukan tanda sebuah kehidupan sosial dimana Adam memerlukan Hawa (Eva) sebagai 'teman' untuk saling melengkapi dalam kehidupan. Begitu pun anak cucu Adam yang berkembang banyak menjadi sebuah ras dan suku. Semua bersatu padu untuk saling melengkapi. Interaksi sosial adalah jalan seseorang untuk saling melengkapi baik dalam kekurangan maupun kelebihan. Anda sekalian mungkin kadang berpikir begitu banyak interaksi sosial yang membawanya ke dalam sebuah kesempurnaan hidup.

Baiklah, dalam interaksi sosial ada kalanya seseorang memberikan pujian maupun hadiah sebagai tanda seseorang berterima kasih, menghormati, dan ungkapan lainnya. Salah-satu hal yang paling sering diantaranya traktir-mentraktir seseorang. Bukan hanya anak kosan saja yang senang akan hal ini, bahkan manusia dengan pangkat tinggi ataupun status sosial tinggi juga akan merasa senang dirinya dalam berbuat traktir-mentraktir. Terlebih lagi menjadi orang yang ditraktir.

Traktir dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah membelikan (membayar) makanan dan minuman (di rumah makan ataupun tempat lainnya) untuk orang lain dengan uangnya sendiri atau kelompoknya. Kalau dalam bahasa Jawa Banyumasan sendiri disebut njajana yang mempunyai kata asal jajan. Traktir-mentraktir tentunya sudah menjadi sebuah kebiasaan warga Indonesia dan dunia sebagai tanda rasa hormat, sayang, bahagia dan yang lainnya. Ukuran sedikit atau banyaknya uang yang keluar ataupun berapa banyak makanan yang dijajankan untuk mentraktir seseorang itu tergantung dari seseorang yang menyanggupinya. Namun ingat semua itu ada aturannya walaupun dalam undang-undang tidak ada.

Bagaimana menjadi seseorang yang baik dalam mentraktir seseorang? Dan bagaimana menjadi seorang yang sopan saat menjadi orang yang ditraktir. Dalam artikel ini tentunya tidak merujuk tulisan manapun, sumber  buku manapun dan tidak juga asal menulis. Sumber utama dari tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri. Jika ada kekurangan ataupun kebudayaan yang kurang berkenan, mohon dimaklumi dan dimaafkan mungkin budaya dan persepsi yang berbeda. Silahkan sisihkan (jangan diambil) sisi yang jeleknya dan ambil sisi baiknya, layaknya kita memakan sebuah menu makanan. Ambil yang suka saja.

Mentraktir
1. Ajaklah seseorang yang ingin ditlakir dengan sopan dan gembira.
2. Pilih tempat untuk mentraktir sesuai dengan kantong Anda. Jangan memaksa kantong Anda untuk jebol.
3. Pilih tempat sesuai dengan kedudukan orang yang ditlakir, jika memungkinkan tanyakan dulu. Jangan sampai orang yang ditraktir merasa terhina karena tempat dan makanan yang diberikan tidak sesuai dengan levelnya. Hal yang sensitive.
3. Tanyakan dulu tempat mana yang akan dipilih (mentraktir dengan rencana).
4. Sodorkan dan tanyakan menu yang akan dipilih.
5. Upayakan bayar terlebih dahulu agar orang yang ditraktir merasa tidak risih. Atau saat hendak membayar upayakan berjalan lebih dulu untuk menggapai kasir lebih dulu.
6. Tambahan uang untuk berjaga-jaga. Kita tidak tahu orang yang akan ditraktir, kadang orang yang ditraktir aji mumpung dan memesan banyak makanan mahal atau makanan tambahan lainnya.
7. Jika seseorang yang mentraktir sudah mempunyai rencana dengan dana yang dimiliki dan sudah sepakat dengan orang yang ditraktir soal nominal uang untuk memberi traktiran. Selalu ingatkan agar tidak memesan yang berlebihan. Istilahnya traktiran ala voucher.

Ditraktir
1. Terima ajakan dengan senang hati dan ucapkan terima kasih.
2. Jaga sopan santun saat ditraktir.
3. Upayakan memilih menu setelah orang yang mentraktir sudah memilih menu.
4. Pilih menu yang setara atau di bawah yang mentraktir (walaupun dibebaskan oleh si pentraktir). Tujuannya agar tidak membebani si pentraktir dan menjaga nama baik.
5. Usahakan tidak meminta makanan/minuman ekstra atau meminta makanan untuk dibungkus untuk orang lain.
6. Bicara dengan sopan santun dan jangan bercanda ataupun berkelakar "tumben nih nlatir" atau kelakar konyol lainnya. Itu mungkin akan mengecewakan dan menyakitkan hati si pentraktir.
7. Ucapkan terima kasih selepas acara mentraktir selesai.

Mungkin ada beberapa hal yang mesti ditambahkan, jika mempunyai saran silahkan masukan ke kolom komentar. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d