Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Tradisi Membuang Anak

Judulnya memang memprovokasi Anda untuk nyinyir ataupun sekedar penasaran dengan isinya. Judul tersebut saya ambil bukan hanya sekedar provokasi semata melainkan kebenaran dalam kehidupan berbudaya di tempat ku. Tentunya 'pembuangan anak' ini bukan sebuah kehancuran moral melainkan suatu budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.#

Saya lahir dan besar dalam budaya Jawa Banyumasan, walaupun saya lahir dan tinggal di Jawa Barat. Budaya dan bahasa nenek moyang selalu dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai jenis budaya ataupun budaya keagamaan selalu hadir dalam kehidupanku. Saya sendiri bersyukur pada Tuhan dengan nikmatnya berbudaya. #

Tak jarang setiap budaya mempunyai keunikan tersendiri bahkan ada yang lebih ekstrem lagi bagi kalangan lainnya. Tidak perlu membandingkan satu dengan yang lainnya yang sudah jelas berbeda baik dalam segi moral, budaya ataupun keagamaan. Semua itu dalam kesepakatan bersama hingga membentuk komunitas dan kebudayaan. Kita tidak boleh menentang kesepakatan bersama untuk menyebut ayam sebagai hayam dalam bahasa Sunda ataupun menjadi chicken dalam Bahasa Inggris. Semua berkat kesepakatan bersama.#

Budaya Jawa sendiri mempunyai banyak aneka kebudayaan baik yang berada di wilayah Mataraman (Jogja-Solo) ataupun wilayah Jawa Timur. Saya sebagai orang Jawa Banyumasan ingin memperkenalkan budaya yang cukup unik yakni membuang anak. Mari disimak!#

Yang dimaksud  'membuang anak' dalam budaya Jawa Banyumasan bukan membuang anak secara harfiah melainkan sebuah istilah. Kebudayaan membuang anak sendiri mempunyai nilai mulia diantaranya menyambung tali persaudaraan dengan orang lain yang tidak mempunyai hubungan darah dan menjadikan sebuah keberkahan tersediri.

Asalan Dibuang

Sub judul ini mungkin akan melegakan anda dari judul yang membuat sesak dada. Dalam riwayat kebudayaan Jawa di kampungku, jika ada sebuah keluarga yang mempunyai anak tapi selalu meninggal saat masih dalam kandungan hingga anak-anak.

Cara Membuang

Berbagai cara unik pembuangan anak ini selalu dilakukan saat sang bayi belum diberikan nama. Pada umumnya pembuangan anak dengan cara diundi melalui sistem permainan gapleh (domino) ataupun kartu remi. Permainan gapleh ini dilakukan sepanjang malam hingga malam ke-enam umur si bayi. Saat malam ke-enam dimana penentuan sang bayi akan menjadi anaknya siapa (akan dibuang ke siapa) melalui permainan gapleh. Orang yang kalah, umumnya disebut bandar dan dia lah yang akan menjadi bapak angkat untuk anak yang dibuang itu.

Hubungan Berkelanjutan Antara Anak Dengan Si Pemugut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...