Salin tempel naskah siaran acara Baca Buku di Radio Taiwan International seksi Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Waluyo Ibn Dischman (Aku).
Selasa Pahing, hari terakhir dalam rentetan hari di bulan Juli tahun 2018. Sebuah pesan singkat diterima, memberitahu kedatangan dua surat sekaligus. Bukan firasat lagi yang digunakan melainkan tracking information yang selalu mutakhir dari website Pos Indonesia. Dua buah surat itu dari RTISI dan satu lagi dari Kak Maria dengan alamat Pak Rudi. Saya merasa senang dan beruntung mendapatkan kedua surat tersebut.
Rasa terima kasih saya ucapkan untuk kak Maria dengan hadiah istimewa berupa buku karya Pak Rudi. Seperti sebuah mimpi anak-anak yang tercapai saat bangun tidur. Saat diluncurkannya buku My Radio My Life, saya sudah berandai-andai untuk membacanya dan memilikinya, suatu ketika teringat anggaran buku bulan ini tidak ada. Apa boleh buat saya harus berpuasa beli buku dan menikmati ebook gratis dari aplikasi Perpustakaan Nasional. Berkat hadiah kak Maria, mimpi untuk memiliki buku My Radio My Life terwujud.
Ternyata buku karangan Pak Rudi cukup tebal dengan jumlah halaman sekitar 276. Buku ini banyak kejutan bagi saya mulai dari teman pendengar yang menjadi editornya, kata pengantar dari penyiar kesayangan hingga ucapan dari berbagai penyiar radio internasional. Buku Pak Rudi ini merupakan buku pertama yang pernah saya baca tentang radio khsusunya radio internasional. Mungkin sangat jarang sekali penulis yang mengungkap tentang radio internasional terlebih dunia masa kini yang sudah tidak kenal lagi gelombang pendek (SW).
Sore Hari Dengan Buku My Radio My Life |
My Radio My Life bisa disebut buku yang lengkap, kalau zaman SD-ku dulu disebutnya ‘Buku Pintar’ karena memuat semua yang ada jadi bukan hal yang tunggal. Saya bisa menyebut demikian karena berbagai aspek masuk ke dalam buku ini dan aku menikmatinya.
Pertama, otobiografi. Perjalanan hidup dan karir tertuang di buku ini di awal hingga akhir buku. Pengalaman-pengalaman asam manis yang dirasakan membuat emosi pembaca keluar seakan merasakan apa yang dialami oleh penulis. Saya sangat kagum dengan perjalanan hidup Pak Rudi yang tak pernah lelah untuk berdiri mandiri.
Kedua, management dan motivator. Barisan-barisan motivasi hidup dan bisnis muncul di bab pertama buku ini. Sangat menginspirasi sekali terutama untuk seorang karyawan yang sudah lelah menghadapi rekan kerja maupun perusahaan. Tak ketinggalan Pak Rudi menyisipkan management dan kiat bisnis untuk pembacanya.
Ketiga, ilmu pengetahuan. Pak Rudi menjelaskan sejarah maupun teknologi terbaru tentang radio. Dari Bab dua ini banyak sejarah tentang radio yang saya dapatkan.
Ke-empat, wisata/travelling. Perjalanan demi perjalanan Pak Rudi alami baik dengan biaya sendiri maupun undangan dari pihak radio. Dalam bab ini sangat menarik karena bukan hanya kegiatan selama kunjungan ke stasiun radio namun juga memberikan informasi wisata menarik dari negara yang sedang dikunjungi termasuk tips wisata di negara tersebut.
Hampir empat jam saya membaca buku milik Pak Rudi tentunya empat jam itu dibarengi menulis ulasan ini. Bab demi bab dinikmati dengan kesamaan cerita masa lalu sebagai anak kampung yang mempunyai cita-cita tinggi karena pengaruh dari radio internasional. Bagian-bagian lain yang saya sukai adalah hubungan antara Pak Rudi dengan para penyiar radio internasional yang terjalin layaknya saudara. Wah betapa beruntungnya menjadi seseorang yang baik dan penuh cinta.
Tidak ada buku yang sempurna, terlebih di mata manusia. Kritik dan saran merupakan jembatan penyempurnaan dari segala sesuatu termasuk buku ini. Sebelumnya saya minta maaf kepada Pak Rudi, Mbak Liana dan semua ahli literasi. Izinkan saya, seorang pendengar untuk mengkritik buku dari Pak Rudi.
Pertama, di buku ini tidak dijelaskan jenis gelombang radio yang didengarkan dan tidak ada pengenalan profile singkat stasiun radio yang didengarkan. Sebagian pemuda maupun pembaca buku mungkin akan bertanya “Apa itu gelombang sw? Apa ada radio Jepang yang berbahasa Indonesia?” Umumnya pemuda saat ini hanya mengenal radio FM saja gelombang SW dan MW hanya sedikit yang tahu. Pengenalan profile singkat akan memudahkan pembaca yang tidak tahu apa-apa akan stasiun radio luar negri yang menyiarkan bahasa Indonesia, selain itu pembaca bisa dengan mudah mengetahui alamat email ataupun web radio bersangkutan.
Krtitik dan saran saya hanya satu saja, semoga di buku kedua nanti akan ada pengenalan profile dari radio-radio internasional yang didengarkan Pak Rudi. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak atas inspirasi yang luar biasa dari oak Rudi dan kak Maria.
Tulisan ini saya dedikasikan untuk mendiang Susi Cikampek. Inspirasi-inspirasi kecil positive selalu beliau curahkan di berbagai acara RTISI. Terima kasih.
Komentar