Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Taman Ria Google 2019

Susana sebelum acara dibuka

Iklan Google 4ID muncul di Facebook, curiga dan penasaran seperti apa ya acaranya. Tak banyak mikir langsung saja isi biodata hingga mencentrang berbagai syarat yang harus di-isi. Balasan surat elektronik muncul sebagai tanda keikutsertaan dalam acara Google 4ID yang akan diselenggarakan di Ciputra Artpreneur, Kuningan. Beruntung saat itu Saya di Jakarta dalam rangka wisuda sepupu.

Pagi jam delapan segala peralatan sederhana masuk ke dalam kantong ramah lingkungan termasuk kamera, pengisi daya, dodol, buku bacaan dan dompet tentunya. Bergulat dengan para pengguna jalur KRL Bogor-Jakarta Kota adalah sesuatu yang mesti diperjuangkan. Susah nafas karena penuhnya manusia dalam kereta adalah hal bisa disebut lumrah oleh mereka, namun bagiku yang kembali lagi ke Jakarta setelah berdiam diri di kampung halaman selama empat tahun lebih adalah hal yang cukup menyengsarakan. Dari Stasiun Pasarminggu dan berakhir di Stasiun Tebet, berlanjut dengan sambungan moda Busway nomor 6D hingga turun tepat di depan gedung Ciputra Artpreneur.

Riuhnya pengujung mencoba produk mutakhir dari Google Indonesia

Aku tidak bisa membedakan siapa saja tamu undangan Google, semua tampak sama! Berjalan masuk dengan pemeriksaan sedemikian rumah oleh pihak keamanan. Petunjuk arah sudah di-informasikan oleh beberapa petugas keamanan yang bertugas di sana. Naik me lantai 11, lift bergerak dengan kecepatan yang sudah diatur. Aku turun di lantai 11 yang sudah dijanjikan oleh pihak panitia. Buka lift seabrek orang berkumpul di depan ruang pendaftaran pengunjung. Bukan hanya kalangan umum saja, tapi banyak dari kalangan siswa sekolah dari Bekasi yang datang. Kalau dihitung mungkin lebih dari 40 siswa yang datang saat itu, sementara kalangan umum sekitar setengahnya. Mungkin juga masalah waktu yang terlalu 'kepagian' jadi jumlah pengunjung umum tampak sedikit.

Wah! Aku bertemu dengan dedengkot grup Facebook Local Guide Indonesia. Ada tiga orang yang ku temui diantaranya Pak Budiyatmiko, Brav dan ibu Vivi. Perbincangan semakin seru saat kami berbagi pengalaman terutama masalah konstribusi di Google Maps. Saran yang cermerlang saya dapatkan dari mereka, suatu ilmu yang keren!. Setengah jam berdiri dengan obrolan ringan, hingga waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. Akhirnya pintu masuk dibuka! Aku cukup bingung dengan konsep acara ini, ku pikir seminar produk Google, tapi sebuah perkenalan produk dengan konsep yang aktraktif.

Foto bersama dengan teman baru dan staff Google Indonesia

Perkenalan produk Google dalam acara Google 4ID ini mirip seperti anjungan untuk swafoto, di setiap anjungan terdapat petugas yang siap menjelaskan berbagai pertanyaan dari pengunjung. Berbagai model teknologi mutakhir dipamerkan kepada mereka yang mendekat ke setiap anjungan. Setiap sisi terdapat hal menarik terutama tempat swafoto, oh ya ada beberapa anjungan yang saya ingat saat itu: Google Music, Google Assistant, Double Security, dan masih banyak lainnya. 

Ada permainan yang tentunya mempunyai hadiah, ada empat tempat permainan. Permainan ini cukup unik tinggal scan barkode untuk mengunduh buku elektronik tentang Google Indonesia atau bisa membawa buku Google Indonesia. Jalanya permainan cukup sederhana tinggal menjawab pertanyaan dari petugas dan langsung mencari jawaban di buku Google atau buku elektronik Google. Setelah menjawab benar kita bisa langsung melempar bola pada jawaban itu. Aku sendiri dua kali gagal! Aduh malunya Aku! Aku hanya dapat dua hadiah saja, jadi dua anjungan permainan gagal!

Silakan diambil gula-gulanya kakak

Kecewa dan malu wajar, tapi jangan lupa ada penawarnya yakni popcorn dan gula-gula besar yang dibagikan gratis kepada para pengunjung. Aku mengambil dua gula-gula besar itu dan satu popcorn. Lumayan buat keponakan di rumah. Tidak banyak isi acaranya cuma cukup menyita banyak waktu karena banyaknya ngobrol dan menikmati permainan. Aku sendiri menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam. 

Puas dengan undangan Google Indonesia, akhirnya pulang ke kontrakan untuk berkemas pulang kampung! Kini aku hanya mempunyai waktu enam jam saja untuk berleha-leha di Jakarta, selanjutnya harus mengucap tabik!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...