Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Perang Vietnam di Mata Ibu Thuy

Suatu kesempatan langka untuk bertatap dan berbagi cerita langsung dengan saksi perang baik dari dalam maupun luar negri. Kali ini Saya berkesempatan berbincang ringan dengan saksi mata Perang Vietnam, Ibu Thu Thuy nama-nya. Ibu Thu Thuy adalah seorang mantan penyiar dari Radio Suara Vietnam (Voice of Vietnam) seksi Bahasa Indonesia dan sekarang tinggal di Jakarta dengan putrinya.

Kesempatan ini bukan serta merta sim-salabim ada kadabra, melainkan suatu anugrah Tuhan yang tak terkira. Singkat cerita, Saya hadir dalam acara wisuda adekku di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dari kesempatan itu tak lupa untuk menyelam sambil minum air dengan berkunjung ke kantor perwakilan VOV di Jakarta, tepatnya di bilangan Sudirman. Bukan sekedar berkunjung saja, melainkan datang untuk mengambil hadiah sayembara artikel tentang Kunjungan Paman Ho Ke Indonesia yang diadakan oleh VOV. Anugrah sekali bukan!

Sambutan hangat saya terima dari ibu Thuy dan mbak Melissa (putrinya), kopi Vietnam hangat ditemani kudapan lezat khas Vietnam menemani setiap kalimat perbincangan diantara kami. Tak melepaskan kesempatan begitu saja, Saya secara tidak langsung mewawancarai ibu Thuy terutama perihal sejarah perang Vietnam. Saya yakin seumuran beliau mengalami perang Vietnam, dugaan saya benar adanya. Ibu Thuy mengatakan bahwa saat perang Vietnam masih berumur kurang lebih tujuh tahun.


Ibu Thuy, Saya dan Cucunya

Sebelum bercerita mengenai perang yang dialaminya, beliau memberi pertanyaan sekaligus jawabannya: "Siapa mengagresi ke siapa? Kami datang ke Washington DC atau serdadu Amerika Serikat yang datang ke Hanoi?" Demikan kalimat awal yang sunggguh menajubkan saya sebagai pemuda Indonesia yang ingin tahu tentang perang Vietnam. Dari kalimat di atas ibu Thuy menyimpulkan bahwa Vietnam tidak ada niatan untuk berperang dengan Amerika Serikat, namun sebaliknya Amerika Serikat menyerang Vietnam. Maka dari itu sebagai bangsa berdaulat rakyat Vietnam tidak mau harga diri bangsa di-injak begitu saja oleh Amerika Serikat. Berikut kutipan wawancara singkat Saya dengan ibu Thuy:

Saya: "Saat perang Vietnam, ibu di mana saat itu?"

Ibu Thuy: "Pada masa peperangan Vietnam, kami menyelematkan tanah air melawan imperialis Amerika Serikat. Saya masih, waktu itu saya berumur tujuh tahun. Pada saat itu saya harus lari ke wilayah pegunungan (hutan) di wnilayah Vietnam Utara untuk mencari perlindungan. Saat itu ayah saya pergi ke medan tempur di Vietnam Selatan untuk melawan imperialis Amerika Serikat dan boneka Saigon pada waktu itu. Sementara ibu saya harus bekerja di Ibukota (Hanoi), Ayah saya pergi ke daerah Tenguin di Vietnam Tengah, daerah Tenguin itu medan besar peperangan melawan Amerika Serikat yang berada di wilayah Vietnam Selatan.


Foto Perang Vietnam (Sumber Wikipedia)


Saya: "Saat di pengasingan ibu makan apa di sana?"

Ibu Thuy: "Waktu itu di Vietnam daerah agraria, jadi kami masih bisa menanam padi dan bahan pangan lainnya. Tanaman pangan ini bukan hanya untuk para pengungsi di pegunungan, melainkan juga untuk para tentara Vietnam Utara yang berperang".

Saya: "Saat umur tujuh tahun itu ibu tinggal dengan siapa? Kan sebelumnya sudah dikatakan bahwa ayah berperang sementara ibu bekerja di Ibukota".

Ibu Thuy: "Saya terpisah dengan orang tua dan saya hidup dengan kakek, nenek, dan keponakan saja di daerah pegunungan (pengungsian). Saat itu saat ayah saya datang ke pegunungan (pengungsian) untuk bertemu dengan keluarga harus jalan kaki, tidak bisa naik kereta api, mobil, namun saat itu hanya ada sepeda saja. Susah sekali. Saat ayah saya pergi ke medan tempur di Vietnam Selatan saya berumur dua tahun, dan ayah saya kembali ke kampung halaman selepas 10 tahun untuk reuni keluarga, saat itu saya takut karena dikira tentara asing karena wajahnya sudah berbeda. Dia terlihat wajahnya kurus, kulit hitam dan kekurangan gizi. Saat itu tentara Vietnam Utara menang pada tahun 1975".

Saya: "Umur berapa ibu saat Vietnam Utara menang?"

Ibu Thuy: "Saat menang saya berumur 16 tahun, dan sekarang ayah saya hidup dan berumur 88 tahun dan menjadi veterans tentara perang Vietnam"

Demikian wawancara singkat dengan ibu Thuy  sebagai saksi sejarah perang Vietnam, dengan wawancara singkat ini kita tahu sedikit bagaimana rakyat Vietnam menolak penjajahan dari imperialis Amerika Serikat. Selain ibu Thuy, mbak Melissa juga bercerita ada suatu daerah yang dibuat gua yang luasnya seluas kabupaten. Di dalamnya terdapat rumah sakit dan fasilitas lainnya. Gua tersebut dijadikan sebagai tempat pertahanan rakyat Vietnam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Secangkir Kopi Instan Vietnam: G7 CA PHE THU THIET

Kopi Instan Vietnam G7 3In1  Pulang dari kantor perwakilan VOV di Jakarta saya mendapatkan beberapa oleh-oleh istimewa dari Vietnam, salah satunya kopi instan asal Vietnam. Jenama kopi instan itu adalah G7 CA PHE THU THIET, milik perusahaan besar kopi Vietnam. Perusahaan kopi ini menyediakan berbagai produk kopi instan yang didagangkan ke beberapa negara dunia. G7 CA PHE THU THIET mempunyai beberapa jenis diantaranya: G7 2in1, G7 3in1, Pure Black, Cappuccino, Strong X2, Passiona dan White Coffee. Di Indonesia sendiri kopi Vietnam G7 3in1 masih dijual secara online melalui Shopie.Id, Bukalapak dan yang lainnya. Setiap toko online membandrol harga yang bermacam macam, berkisar dari Rp 70.000 sampai 150.000.  Cara Penyeduhan Cara penyeduhan seperti pada umumnya kopi instan lainnya dengan air panas baik 80°C atau 100°C atau bisa menggunakan air es sebagai hidangan kopi dingin. Siapkan cangkir kopi, sobek bagian atas kemasan, masukkan kopi, tuang air panas atau d

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d