Sebelumnya saya sudah pernah mengulas karya besar dari sastrawan besar India ini, sila dibaca karya Rabindranath Tagore di sini. Lagi-lagi saya terpesona akan karya-karya beliau, walaupun dikatagorikan sastra baheula India saya tetap menikmatinya. Semesta memang membawa ke suatu "lemparan" yang pas sehingga apa yang diniatkan atau di-inginkan maka "lemparan" semesta akan menjawabnya entah pada detik dan tahun berapa, begitu pula pada lokasinya. Kali ini saya menemukan karya beliau pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Ciamis.
Buku ini tergolong buku kecil hanya beberapa halaman saja, biasanya hanya butuh 10-15 menit untuk membacanya. Buku terbitan dari Penerbit Nuansa ini mempunyai berbagai judul dalam seri Kumpulan Cerita Pendek Klasik, termasuk karya dari rabidrat Tagore ini. Saat itu Saya sendiri melihat karya-karya dari Leo Lostoy, William Shakespeare, Honore de Balzac, Jhon Galsworthy, Fyodor Dostoevsky, dan Rudyard Kipling. Kelas saja cerita pendek hanya berisikan 50-70 halaman saja, berbagai penggunaan kata atau kalimat klasik sengaja dihilangkan demi kemudahan dan kemuktahiran bahasa. Saya pikir buku-buku tersebut memang khas dipersembahkan untuk kalangan anak-anak setingkat SD, SMP maupun SMA. Tapi jangan salah walaupun untuk anak-anak sekolah banyak pelajaran berarti dari cerita pendek tersebut.
Pada buku cerita pendek milik Rabindranath Tagore ini berisikan beberapa cerita pendek, pada bagian selanjutnya akan saya tukil cerita pendek tersebut di bawah ini.
Pengarang: Rabindranath Tagore
ISBN: 979-24-5678-3
Penerbit: Nuansa
Jumlah halaman:
Penerjemah: Iwan Kurniawan
Penyunting: Ratna Solihat
Tataletak: Adib Mustain
Tahun terbit: cetakan Ke-dua April 2008
Orang Terbuang
Pada suatu kesempatan dimana sepasang suami istri, dimana istrinya sedang menderita sakit. Dia tak kuasa menahan sakit dengan nuansa villa yang penuh kesepian, badai menerjang hingga membawa seorang anak lelaki berumur 14-15 tahun terdapar di dekat villa yang berhadapan dengan sungai Gangga. Anak lelaki itu diterima dengan ketulusan oleh keluarga pemilik villa, hari menjadi minggu hingga terkumpul menjadi bulan. Sang istri yang kesepian tidak pernah mengeluhkan apa yang anak lelaki itu perbuat, namun sang mertua dan suaminya kalap oleh kelakuannya. Hati anak lelaki itu ternyata jatuh pada buaian kasih seorang ibu yang telah lama hilang dalam hidupnya, namun rasa kasih itu koyak oleh kedatangan keponakan sang pemilik villa hingga perhatiannya terpecah.
Sang anak lelaki itu menyimpan rasa iri dengki dan hatinya terlalu rapuh untuk menahan rasa kasih yang tidak terlalu sampai pada istri pemilik villa. Hingga pada suatu kejadian "pencurian" tempat tinta dia menghilang dari villa dan kampung itu, hilang bersama perasaan yang tak menentu.
Kerangka
Cerita pendek ini mengisahkan seorang pemuda yang bercakap-cakap dengan seorang hantu perempuan. Dia bercerita sebelum kematiannya pada seorang pemuda itu, sang pemuda sangat menikmati cerita dari hantu itu. Pada cerita ini ada hal yang menarik yakni keabadian cinta, di mana seseorang walaupun sudah menjadi hantu perasaan cinta masih selalu ada.
Tetanggaku yang Cantik
Dua orang yang berbeda pendapat soal janda dan kecintaan-nya menulis tentang bait-bait puisi keindahan dari seorang janda. Nabil semula mengatakan tidak suka pada janda dan membiarkan keindahan janda pada hakekatnya. Namun entah apa dirinya mulai tertarik dengan janda. Kehidupan janda dalam masyarakat India tempo lalu adalah suatu hal menyusahkan terlebih urusan cinta. Umumnya para janda hidup dalam golongan kelas dua yang sedikit terikat dan serasa menyedihkan.
Hari Baik
Kanti adalah seorang duda gagah yang masih belum mencari kembali seorang istri. Pada suatu hari Kanti pergi bersama teman-temannya untuk berburu, saat berada di dekat sungai dia melihat sosok perempuan ayu dengan badan seperti gadis, tapi wajahnya seperti anak-anak. Nampaknya Kanti jatuh cinta pada pandangan pertama pada perempuan ayu itu hingga membawanya pada suatu hari baik di pelaminan.
Rabindranath Tagore selalu membawa kisah-kisah cinta yang menarik baik cinta pada kekasih ataupun cinta kemanusiaan. Semua cerita hidup pada dirinya sehingga pembaca terbawa pada zaman dan logika budaya India pada masa itu. Untuk membaca cerpen ini sedikit banyak harus tahu tentang logika budaya India pada zaman itu terlebih lagi soal janda.
Komentar