Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Icip Mie Instan Goreng Gekikara Ramen Rasa Ayam Pedas

Melanjutkan jelajah per-mie-an yang tak pernah lelah untuk dikunyah dan disedot. Suara sedotan mie yang masuk melalui bantuan sumpit sangatlah nikmat. Sruuut...sruttt semakin berbunyi semakin nikmat bumbu yang terserap oleh lidah. Kali ini saya mencoba untuk membeli produk mie instan goreng dari Nissin Foods, produk ini diberi nama Gekikara Ramen Mie Instan Goreng Hot Chicken Rasa Ayam Pedas Porsi Besar. Agak susah untuk mengingat nama yang panjang ini terlebih ada nama Jepang yang tidak terlalu familiar untuk lidah dan ingat orang Indonesia. 

Lagi-lagi kemasan mie instan dengan tema'pedas'selalu mengusung warna merah dan hitam sebagai latar bungkus mie. Bungkus mie Gekikara Ramen ini sangat menggoda perut, gambar tampak sumpit sedang mengambil lajuran mie yang dibubuhi wijen, sayur-sayuran, dan telur. Warna merah yang nampak menandakan kepedasan yang menantang. Tidak ada level-level kepedasan di produk Nissin ini, hanya tertulis porsi besar saja. Dan bisa jadi ada porsi kecilnya juga. Kemasan belakang terdapat informasi komposisi, cara masak dan nilai gizi baik dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk satu kemasan ini nilai gizi dengan energi total 530 kkal, kandungan proteinnya juga tinggi 10 gram. 

Dalam kemasan terdapat dua bumbu dan satu bar mie instan. Bumbu bubuk dan minyak bumbu yang berwarna merah pekat. Jenis mienya seperti kualitas terbaik, glondongan mie cukup besar. Saat dicicip mentah, rasa mie sudah gurih dan sedikit asin. Oh ya untuk harga satu pak mie instan ini 6500 rupiah dengan potongan 1000 rupiah di Alfamart, jadi total harga 5500. Karena mie kualitas nomor pertama harganya berbeda dengan jenis mie yang biasa. Sama seperti mie instan spesial dari Indomie atau produk lainnya yang memberikan harga sekitar 5000 rupiah ke atas. 

Sama seperti mie instan lainnya untuk instruksi cara memasak. Usahakan mie instan terrebus dengan matang dengan waktu masak sekitar 5-7 menit agar mie terasa kenyal dan lembut. Jika selera anda yang agak keras bisa dikurangi waktu masaknya menjadi 3-4 menitan saja. Akan lebih nikmat mie goreng instan ini ditambahkan telur, suwiran daging ayam goreng, kacang polong, sukro, sayur sawi dan bahan tambahan mantap lainnya.

Rasa ayam terasa nyata di lidah, untuk ukuran kepedasan mungkin berada pada level tengah (sedang), bisa saja yang maniak pedas dianggap sebagai level ringan. Saya pribadi cukup membuat lidah terbakar, namun tidak sedahsyat Mie Instan Bon Cabe, Geprek ataupun Jalapeno. Tekstur mie kenyal, gatet, empuk dan sedap sekali saat diseruput dengan sumpit. Karakter pedas pada Gekikara Ramen hanya di lidah saja, sementara mulut (bibir) dan perut tidak ikut terbakar. Lidah agak terasa terbakar, namun cepat hilang. Begitupun pada bibir, rasa pedas cepat menghilang. Karakter pedas ini ramah bagi para penikmat mie instan yang anti atau kurang suka pada kepedasan.

Mie instan ini cocok dimakan di kala hujan dan juga saat galau biar otak terkuras lemas oleh pedasnya mie instan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po...

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cuk...

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe...