Kembali lagi menjaja lidah dengan produk mie instan! Kali ini lidahku punya nyali besar, entah kenapa ada ilham yang membuat dampak kekonyolan pada perut. Duh siap-siap aja diare. Setelah lihat-lihat etalase toko ke Utara ke Selatan, semua sudah terkumpul apa yang mau dibeli. Mulai dari kebutuhan kebersihan diri dan hal lain, termasuk icip-icip produk mie instan.
Dengar-dengar Kobe membuat produk mie instan yang membawa petaka bagi perut yang 'lemah', dan sebaliknya bagi penikmat panasnya jahanam. Mie instan yang diproduksi Kobe dalam produk Kobe Bin Cabe mempunyai beberapa varian raaa dan level kepedasan. Level kepedasan memang daya tarik tersendiri bagi seseorang yang mempunyai cita rasa 'jahanam', dari level inilah seseorang bisa menikmati tingkat demi tingkat kepedasan. Bagiku yang tidak terlalu suka pedas hanya menjadi sebuah tantangan kulinari, seberapa jauh lidah ini bisa menyimpan dan menjangkau kepedasan. Soal kepedasan adalah selera, namun lagi-lagi jika suatu makanan ada rasa yang terlalu dominan maka rasa lainnya akan menjadi samar di lidah. Entah rasa umami dari bawang goreng, daging dll menjadi samar atau bahkan hilang ditelan rasa yang dominan seperti asin, pedas, pahit ataupun manis.
Saya membeli produk mie instan Kobe Bon Cabe Level 15 ini di Alfamart Banjar dekat Swalayan Pajajaran. Harga yang saya bayarkan 4500 rupiah dengan potongan 500 rupiah. Hemat 500 perak!. Bentuknya beda dari yang lain, umumnya kemasan mie instan itu segiempat. Sementara dari Bon Cabe persegi panjang dengan ketebalan yang tipis atau pipih, ini mirip sekali dengan mie gemez. Entah mengapa mie instan dengan tema 'pedas' selalu berbungkus hitam dan merah, mungkin marketing memilih ini berdasarkan saran dari senimannya yang bermain psikologi warna. Warna hitam yang misterius dan menyeramkan, ditambah dengan warna merah yang berarti pedas, panas, dan berani. Begitulah kira-kira titik pandang saya pada kemasan mie instan pedas!
Mie instan yang saya ambil ini jenis mie goreng, tanpa ada embel-embel rasa ayam, babi, sapi, kambing atau kangguru. Jadi polos aja begitu. Hanya yang menjadi andalan pad level pedas, rasa yang disajikan tidak tertulis. Dalam kemasan terdapat satu batang mie instan, minyak bumbu dan satu bubuk cabe.
Cara memasak mie instan ini sama seperti merek mie instan goreng lainnya, mulai dari penyobekan bungkus, ditiriskan dan aduk bumbu. Semua sama!. Setelah mie instan ini dimasak dan siap makan, hmmm rasa yang saya dapatkan lebih baik daripada Geprek Indomie. Level kepedasan susah membedakannya, lidah saya belum paham benar level-level panasnya 'jahanam'. Yang pasti saat makan mie instan ini keringat dan air mata melebihi dari Indomie Geprek dan Spicy Chicken Korean Sedaap. Cuma kalau diperhatikan karakter pedas dari mie instan Bon Cabe lebih cepat hilang, di perut tidak terlalu membakar dan mengoyak. Berbeda dengan Indomie Geprek ataupun Mie Gaga Jalapeno.
Mie ini terasa kurang kenyal, mungkin saja karena saya memasak tidak terlalu lama. Selanjutnya rasa dari bumbu tidak terlalu menyengat dan enak. Mie instan goreng ini cocok dimakan dengan tambahan lauk dan sayur-sayuran. Mentimun, tomat, selada air ataupun sayur jenis sawi cocok untuk menambah kenikmatan. Akhirul kalam saya simpulkan bintang 4 (skala 1-5) untuk mie ini dari segi kepedasan, rasa dan harga.
Komentar