Menjaga Kesehatan Jiwa Saat Pandemi
Artikel ini pernah ditayangkan di acara Jurnal Maria Radio Taiwan Internasional seksi bahasa Indonesia pada tanggal 5&12 Oktober 2020.
Halo kak Maria, apa kabarnya? Semoga selalu sehat ya. Ngomong-ngomong soal kondisi kesehatan, saya percaya banyak orang langsung mengasosiasikan pada kesehatan badan. Ya pada umumnya orang selalu memandang kesehatan dari segi fisik saja, jarang sekali menyinggung pada masalah kesehatan jiwa. Mungkin karena jiwa tidak terlihat mata, maka orang ramai selalu mengasosiasikan kesehatan hanya sebatas pada fisik saja. Atau memang terlalu sensitif jika kita menyinggung masalah kesehatan jiwa, beberapa orang merasa risih saat ditanya soal kesehatan jiwa. Mereka takut disebut gila, depresi atau stress.
Baiklah, daripada ngalor ngidul kebawa angin dan juga teh suguhan kak Maria sudah dingin, saya ringkas saja maksud kedatangan saya di sini. Kita tahu bahwa WHO telah menjadikan penyakit Covid-19 sebagai sebuah pandemi, penyakit yang menyebar lintas negara, regional dan benua. Pengumuman status penyakit ini sudah terlewat sekitar lima atau enam bulan yang lalu, kini dunia kocar-kacir dan apa dampaknya? Berbagai dampak dari pandemi Covid-19 mulai dari kesehatan, pekerjaan, ekonomi, interaksi sosial, teknologi dan yang lainnya. Dari semua dampak yang ditimbulkan bukan melulu yang negatif, ada juga sisi positifnya. Seperti sebuah lambang Ying Yang yang selalu harmonis berpasangan.
Kita akui bahwa dampak positif selalu diporsikan ke yang terkecil, berhubung pandemi ini sebuah penyakit maka yang muncul lebih besar adalah dampak negatifnya. Sifat manusia yang tidak tahan akan kepedihan atau kesengsaraan membuat suasana menjadi tidak karuan. Kebijakan-kebijakan, aturan-aturan dibuat untuk sebuah harmoni dengan tujuan penyebaran penyakit yang terkendali. Beberapa sektor terdampak, ada yang parah sampai ke yang ringan. Kekocarkaciran ini jelas membawa dampak pada kesehatan jiwa manusia itu sendiri, seperti contoh banyak orang yang stress karena di-PHK, jualan tidak banyak pembeli, stress dikurung di rumah atau hal lainnya.
Berkebun Jagung di Huma |
Dari pembukaan di atas, saya mau berbagi tips untuk menjaga kesehatan jiwa agar selalu sehat walaupun dalam keadaan sulit seperti saat pandemi ini. Ada beberapa hal yang harus dipahami secara jiwa ada juga yang harus dilakukan dengan fisik sebagai pengalihan agar jiwa menjadi bebas dan segar. Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan jiwa saat pandemi.
Bersyukur atas kehadirat Tuhan. Dengan bersyukur jiwa kita terbebas dari segala beban yang ada, kita akan merasa kecil dihadapan Tuhan dan akan merasa beruntung jika kita melihat orang lain yang di bawah kita baik dalam kondisi ekonomi, kesehatan ataupun hal lainnya. Saat anda terdampak oleh peraturan saat pandemi hitunglah rahmat dan berkat Tuhan yang ada dan bandingkan dengan kesengsaraan yang pernah dialami, kira-kira banyak yang mana?
Olahraga dan lakukan kegiatan positif, ini adalah aktifitas badaniah (fisik) yang bisa membawa kesehatan jiwa lebih baik dari sebelumnya. Kegiatan fisik ini sebagai bentuk pengalihan dari stress atau masalah yang ada, selain pengalihan fisik juga akan sehat dengan kegiatan tersebut. Kegiatan apa yang bisa dilakukan saat pandemi ini? Banyak sekali, seperti olahraga dalam rumah; yoga; berkebun; membersihkan rumah, membuka koleksi lama dan yang lainnya.
Mempelajari hal baru, saat pandemi segalanya menjadi terbatas maka tantangan akan muncul. Nah tantangan ini harus dibawa menjadi hal menarik dengan tujuan 'mempelajari hal baru' semisal kerja dari rumah, olahraga dalam rumah, dan membuatnya kerajinan. Buatlah kegiatan 'mempelajari hal baru' menjadi hal yang menarik.
Berbagi dengan sesama, pelepasan barang yang dimiliki dengan kebahagiaan orang lain adalah surga bagi jiwa, baik dari pemberi maupun di penerima. Dari hal saling berbagi akan menumbuhkan jiwa yang sehat dan interaksi sosial yang sehat.
Ibadah dan berdoa, adalah makanan jiwa yang selalu ada agar jiwa kita 'dingin' dengan segala kesadaran kita sebagai manusia yang tidak sempurna.
Cukup tidur dan makanan yang sehat, beberapa faktor gangguan kesehatan jiwa berawal dari tidur dan asupan makanan. Orang yang tidak cukup asupan makanan yang sehat akan membawa orang tersebut pada emosi yang tinggi karena asam lambung naik sehingga emosi menjadi naik. Orang kekurangan tidur pun begitu. Jadi aturlah sedemikian rupa agar hak tubuh anda dipenuhi dengan memberikan waktu delapan jam untuk tubuh anda istirahat dan memberikan kewajiban pada perut Anda dengan makanan sehat yang tepat waktu.
Bersenang-senang, salah satu hal yang cepat membuang rasa stress adalah bersenang-senang. Banyak cara untuk bersenang-senang bukan hanya pada sebuah goyangan saat musik menggema. Contoh mudah-mudahan bermain ular tangga, monopoli, bercerita/mendongeng kepada orang terdekat dll.
Berhubung banyak sekali trik-trik dalam memelihara kesehatan jiwa, saya di sini hanya berbagi dalam jumlah yang sedikit saja agar para pendengar lebih fokus ke hal yang penting di atas. Begitu juga agar informasi ini lebih mudah diterima oleh telinga dan otak kita.
Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman hidup dimana saat pandemi saya sendiri dan orang-orang sekitar merasakan dampak yang luar biasa dan mengguncang jiwa mereka. Berbagai contoh kesehatan jiwa yang muncul saat pandemi yang saya temui: angka perceraian dan kekerasan rumah tangga naik, mungkin berhubungan dengan melemahnya daya ekonomi. Angka penderita asam lambung berhubungan dengan kegiatan berpikir yang mendalam sehingga lupa makan dan stress tak terkendali.
Semoga dengan tulisan ini saya sendiri dan para pendengar mendapatkan manfaatnya. Baiklah sekian dari saya, atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan, saya ucapkan terima kasih untuk Jurnal Maria yang selalu membuka pintunya.
Pamarican sore hari, 11 September 2020.
Komentar