Langsung ke konten utama

Corat Coret Di Toilet - Eka Kurniawan

Ilmu Bahagia Ki Ageng Suryamentaram

Berawal dari ngaji filsafat di MJS (Masjid Jendral Sudirman) di bilangan industri pendidikan kota Yogyakarta, saya mengenal sosok Ki Ageng Suryamentaram dari pak Faiz selaku kiyai yang membawakan ngaji filsafat. Dari sekian banyak filsuf yang dibeberkan menjadi hal yang sangat mengagumkan dan kadang pula sangat menghinakan, benar saja kata pak Faiz bahwa mempelajari filsafat itu seperti roller coaster. Pertama mengagumi selanjutnya bisa menghinakan ataupun sebaliknya berawal dari benci kemudian dipelajari lebih lanjut tentang konsep filsafatnya akan menjadi senang bukan kepalang. Begitulah filsafat.

Dari Barat ke Timur, dan di Timur ada banyak sekali filsuf dengan kekhasannya dalam berfilsafat. Timur tidak akan bisa dipisahkan dengan konsep spiritual, alam dan keseimbangan. Bukan hanya filsuf dari Tiongkok, Jepang, India, dan Arab semua bernafaskan spiritual, alam dan keseimbangan. Begitu juga pada filsuf yang berada di Indonesia, termasuk filsuf Jawa Ki Ageng Suryamentaram.

Kekaguman saya pada filsuf Jawa ini bukan karena alasan etnis semata, namun dari pemikiran akan kehidupan, kebahagiaan dan nafsu yang tak kalah hebat dengan filsuf Asia lainnya. Berkat ketertarikan itu dibelilah buku yang berjudul "Ilmu Bahagia Ki Ageng Suryamentaram" karangan Sri Wintala Achmad. Pada bukunya diceritakan awal kehidupan dari Ki Ageng Suryamentaram mulai dari masa kecil di keraton Yogyakarta, remaja dan dewasa hingga masa beliau mempunyai paguyuban spiritual.

Salahs atau ajaran yang disebutkan pada buku ini adalah mulur mungkret. Manusia dilahirkan dengan segenap rasa dan nafsu, mulur mungkret menjadi standar dalam memahami sebuah kehidupan. Sebagai contoh Uyo mempunyai target mempunyai hp Nokia 5.4, dia mengumpulkan sejumlah uang sesuai harga hp tersebut. Pada suatu hari genap sudah uang yang diperoleh dan dibelinya hp tersebut. Suatu hari dia mendapatkan rezeki berupa uang banyak, sehingga dia mempunyai hasrat mulur untuk membeli hp ataupun barang lainnya yang lebih tinggi nilai ekonomisnya. Pada saat itu juga Uyo menginginkan sebuah mobil Innova dengan tipe yang paling atas (bagus), disini disebut mulur kembali, namun ternyata uang yang dipunyai hanya cukup mendapatkan mobil Ayla, nah dengan menurunkan target ke mobil Ayla inilah disebut mungkret.

Ada lagi dauh beliau yang mengajarkan bahwa "rasa". Rasa perasaan manusia itu sebenarnya sama saja, baik yang dirasakan oleh orang kaya, miskin, dewasa, tua, anak dan remaja. Semua rasa perasaan itu sama yakni sedih, bahagia, gembira, murung dan yang lainnya. Ki Suryamentaram juga mengajarkan Cakra manggilingan, suatu pemikiran tentang roda kehidupan, dimana manusia akan bergulir seperti roda, tidak selamanya manusia bahagia selalu.

Beberapa Pupuh ditulis pada buku ini termasuk dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia, namun sayang sekali tidak ada penjabaran tiap bait dadi pupuh. Saya sendiri sangat terhibur dengan buku ini, hanya sayang buku ini tidak banyak menjelaskan lebih tentang ajaran kebahagiaan yang dibawakan oleh Ki Ageng Suryamentaram. Beberapa pengulangan tulisan juga masih ada sehingga membutuhkan saya jadi malas, seakan-akan buku ini dibuat dengan tidak serius. Termasuk pada susunan paragraf dan margin banyak yang tidak rapi.

Walaupun demikian saya merasa berterima kasih kepada penulis karena sudah bisa berbagi di bukunya. Buku ini saya beli di Tokopedia dengan harga Rp 67.500 hanya beda Rp 1.500 saja dengan harga yang tertera di buku. Buku ini masih tergolong mahal karena baru diterbitkan setahun yang lalu, jadi buku ini baru berusia setahun. Berikut data dari buku:

Judul: Ilmu Bahagia Ki Ageng Suryamentaram
Penulis: Sri Wintala Achmad
Penyunting: Adi Putra Pati
Layouts: Kurnia Gusti
Cetakan: Pertama, Januari 2020
Dimensi: 14x20,5 cm, 292 halaman
ISBN: 978-623-7537-17-5
Penerbit: Araska Yogyakarta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama-nama Tai

Sega, beras yang ditanak Apa benar bahasa Jawa itu terlalu 'manut' ke bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris? Tampaknya ada benarnya juga, bahasa Jawa terpengaruh/meminjam banyak kosa kata dari bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Kekurangan kosakata dalam bahasa Jawa memang kebanyakan untuk hal-hal seperti teknologi ataupun hal lainnya. Jangan berkecil hati untuk penutur bahasa Jawa di seluruh dunia! Perlu diingatkan bahasa Jawa mempunyai keunikan tersendiri, misalnya saja untuk belajar bahasa Jawa 'satu paket' atau juga keseluruhan dari bahasa kasar/ngoko, bahasa sedang/madya hingga bahasa halus/kromo, sama saja belajar tiga bahasa!! Bayangkan belajar tiga bahasa, apa gak repot ya?! Itulah keistimewaan bahasa Jawa. Bersyukur! Berbagai keistimewaan bahasa Jawa juga terdapat di istilah-istilah yang sangat detail/spesifik pada suatu beda yang mengalami sebuah perubahan sedikit maupun perubahan besar. Misalnya saja untuk rangkaian nama dari sebuah padi/po

Menegang dan Mengeras Oleh Nyai Gowok

Ah...sialan! Padahal aku sudah kenal buku ini sejak Jakarta Islamic Book Fair tahun 2014 lalu! Menyesal-menyesal gak beli saat itu, kupikir buku itu akan sehambar novel-novel dijual murah. Ternyata aku salah, kenapa mesti sekarang untuk meneggang dan mengeras bersama Nyai Gowok. Dari cover buku saya sedikit kenal dengan buku tersebut, bang terpampang di Gramedia, Gunung Agung, lapak buku di Blok M dan masih banyak tempat lainnya termasuk di Jakarta Islamic Book Fair. Kala itu aku lebih memilih Juragan Teh milik Hella S Hasse dan beberapa buku agama, yah begitulah segala sesuatu memerlukan waktu yang tepat agar maknyus dengan enak. Judul Nyai Gowok dan segala isinya saya peroleh dari podcast favorit (Kepo Buku) dengan pembawa acara Bang Rame, Steven dan Mas Toto. Dari podcast mereka saya menjadi tahu Nyai Gowok dan isi alur cerita yang membuat beberapa organ aktif menjadi keras dan tegang, ah begitulah Nyi Gowok. Jujur saja ini novel kamasutra pertama yang saya baca, sebelumnya tidak pe

Mengenal Tanaman Kangkung Bandung (Kangkung Pagar)

Kangkung Bandung, sudah tahu tanaman ini? Menurut buku  biologi tanaman ini berasal dari Amerika Latin (Colombia, Costa Rica). Ciri tanaaman ini tumbuh tidak terlalu tinggi cuma sekitar satu meter sampai dua meter maksimal tumbuhnya. Kangkung Bandung tidak bisa dimakan layaknya kangkung rabut atau kangkung yang ditanam di atas air. Bentuk daun menyerupai kangkung yang bisa dimasak (bentuk hati) begitu juga dengan bentuk bunganya. Bunganya berbentuk terompet berwarna ungu muda terkadang juga ada yang berwarna putih. Batang Kangkung Bandung cukup kuat sehingga memerlukan tenaga cukup untuk memotongnya (tanpa alat).  Tanaman Kangkung Bandung Sebagai Patok Alami Pematang Sawah Fungsi dan manfaat Kangkung Bandung sendiri belum diketahui banyak, beberapa sumber mengatakan tanaman ini bisa dijadikan obat dan dijadikan kertas. Pada umumnya masyarakat desa menjadikan Kangkung Bandung sebagai tanaman untuk ciri (patok) batas antar pemantang sawah. Daya tumbuh tanaman ini cukup baik d