Sepuluh menit yang lalu, usai sudah ritus tarawih ramadan. Kali ini saya sengaja untuk beribadah di masjid yang berlabel LDII. Masjid yang menurut orang-orang "serem" mesti dipel kalau bukan anggota!.
Banyak sentimen negatif pada organisme LDII bukan saja dari kalangan agama lain ataupun dari agama Islam sendiri. Bisa jadi sentimen negatif lebih parah dari golongan Islam yang lain. Rumor-rumor yang mengerikan nan menyesatkan membuat orang mbligidig untuk sekedar sembahyang lima waktu di masjid berplang LDII.
Saya mempunyai banyak pandangan terhadap Islam dan cabang-cabangnya, tentu saja tidak mau terbawa sentimen negatif nan menyesatkan. Perlu bukti nyata! Kini bukti tersebut saya rasakan dengan bertarawih di Masjid LDII Bojongnangka, Kertahayu, Pamarican, Ciamis.
Awal memasuki kawasan masjid rasanya terintimidasi oleh perasaan sendiri yang sudah terdoktrin oleh isu-isu negatif terhadap LDII. Barang sepuluh menit berlalu tidak ada lagi perasaan yang menekan diri saya, seiring berjalannya ritus ibadah solat isya dan tarawih. Semua terasa biasa dan sama, hanya berbeda sedikit saja. Perbedaan yang ditemui hanya pembacaan bismillah hanya dalam hati, bismillah tidak dibaca (diucapkan) dengan tegas saat memulai bacaan surah. Soal rakaat shalat tarawih sama dengan Muhammadiyah ataupun Persis dengan format 8 rakaat tarawih + 3 rakaat witir.
Jadi, sama! Saat meninggalkan kawasan masjid, saya tidak melihat bekas tempat sembahyang dipel langsung oleh petugas masjid. Dengan pembuktian ini semoga keberagaman ini menjadi warna yang indah dalam beragama dan berkehidupan.
Salam,
Komentar