Dari Tokopedia buku ini dibeli dengan harga 46.000 rupiah pada awal tahun 2021. Ini sangat istimewa karena buku pertama yang saya beli di tahun 2021, mungkinkah ini pertanda saya akan kembali membeli dan mengkoleksi buku tentang sejarah, novel dan hal lainnya tentang zaman Hindia Belanda. Ya semoga saja, tapi ini memang terbukti karena saat menulis artikel ini saya sudah membeli dua buku tentang pergundikan dan nyai saat zaman Hindia Belanda.
Buku ini sengaja dibeli karena mempunyai hubungan dengan buku yang pernah dibeli dan dibaca pada tahun 2014 lalu, yakni Sang Juragan Teh. Buku tersebut ditulis oleh Hella S Hasse yang menceritakan keluarganya yang pernah hidup dan merintis usaha perkebunan di Hindia Belanda. Dari buku Hella S Hasse lah rasa penasaran akan 'kebaikan Belanda' menjelma dengan pencarian sebuah fakta-fakta berupa buku, yang salah satunya buku 'Preanger Planter'. Bagiku buku Preanger Planter merupakan buku sambung yang ditulis oleh orang Indonesia berdasarkan fakta-fakta terkumpul baik dari sastra maupun arsip surat dari Belanda.
Diawali dengan sejarah tanaman teh yang diperkenalkan di Tiongkok ataupun India, selanjut berkisah pada Williem Van Der Hucht yang mencoba memperkenalkan tanaman teh di Hindia Belanda saat itu. Cerita berlanjut pada keluarga The Hunderian yang menguasai perkebunan teh di wilayah Priangan.
Ada sisi lain yang didapat dari buku ini seperti kebiasaan seorang Belanda saat panen teh ataupun kegengsian para juragan dengan juragan yang lainnya. Bukan saja masalah teh, masalah pergundikan juga dibahas di akhir buku ini. Bagi saya buku ini sangat membantu dalam penelusur sejarah tentang teh di Parahyangan.
Judul : Kisah Para Preanger Planter
Penulis : Her Suganda
Ilustrasi sampul: La Pose Tamarind
Perancang Sampul: Wiko Haripahargio
Dimensi : 180 + xii hlm.; 14 cm x 21 cm
ISBN: 978-979-790-826-1
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Cetakan: Pertama, 2014
Komentar