Novel Ayah adalah novel kedua yang saya baca dari karya sastrawan modern Indonesia, Andrea Hirata. Novel ini sangat menghibur sekali, diawali dengan cerita masa kecil Sobari sebagai lakon utama yang membuat ngakak karena kelakuan hal konyol! Mirip dengan Majnun yang gila oleh Laila, namun ini sangat miris karena Laila tidaklah setia pada majnun. Yang ada Laila gila akan kesenangannya sendiri, miris!.
Ceirta masa kecil dari tokoh utama Sobari dan cerita lainnya sangat menggambarkan bagaimana kehidupan di sekolah. Saya sebagai pembaca seakan terbawa pada masa remaja yang penuh gejolak. Otak yang masih terlalu bodoh, sikap kagum pada lawan jenis, kepatuhan dan kenakalan pada guru. Ah baris cerita dari Andrea Hirata melenyapkan pada titik aku kebingungan dalam hidup yakni masa SMA.
Cerita beralih dari masa kecil dan sekolah SMA, kini beranjak ke masa perkawinan yang diidamkan tokoh, Sabari. Pada bagian inilah judul "Ayah" mulai terungkap. Penjabaran dari judul terpapar di bagian ini dengan Isak tangis, pilu, sepi dan segala isi hati dari seorang anak dan ayah. Lena adalah tokoh antagonis yang membuat kesal pembaca, terlebih Lena menjadi tokoh ibu. Yang seharusnya ibu adalah seorang yang penuh kasih, namun ini berbalik dan terasa menjijikan.
Cerita ini memang sangat hidup, banyak hikmah yang ada. Mulai dari persahabatan, keteguhan hati, penyabar dan kebaikan hati. Pada akhir cerita di halaman 380, saya baru sadar bahwa cerita Amiru yang sedari awal dikira rangkaian masa kecil Sobari, ternyata salah. Pada halaman tersebut sosok Amiru adalah anak Sobari yang awalnya diberinama Zorro.
Akhir cerita beberapa kali aku tak bisa bernafas, nyeri yang tertahan di tenggorokan mengisi kepedihan yang berjalan di hikayat Sobari dan Amiru. Aku yang mencintai ayah tenggelam di palung cinta yang terlalu dalam dari paling Mariana. Aku tertakluk pada cerita Andrea Hirata.
Bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan sederhana, tidak ada kata yang susah dicerna baik untuk diri saya, anak SMA ataupun anak SMP masa kini. Saya tidak tahu gaya bercerita dari Andrea Hirata, namun begitu memukai dan membuat selera sastraku naik. Haram untuk membandingkan sastrawan modern Indonesia yang isinya 'aneh' dengan gaya Andrea Hirata, langit dan solokan. Jauh.
Judul: Ayah
Penulis: Andrea Hirata
Penyunting: Imam Risdiyanto
Cetakan: Dua puluh, Desember 2017
Dimensi: xx + 412 halm.; 20,5 cm
ISBN: 978-602-291-102-9
Penerbit: Penerbit Bentang
Terima kasih kepada yang meminjamkan buku, rekan kerja ahli gizi Diani.
Komentar