Mulut dan gigi bagai gerbang awal kehidupan, dimana makanan masuk dan akan memupuk miliyaran titik sel dalam tubuh manusia. Dari fungsinya gerbang makanan tersebut, manusia yakin bahwa gerbang makanan tersebut adalah hal vital kehidupan. Vitalnya gerbang makanan tersebut haruslah dijaga dengan benar agar tidak ada kerusakan yang menyebabkan makanan masuk tidak dengan sempurna atau memiliki kedala.
Berbagai cara telah dilakukan manusia untuk menjaga gerbang makanan tersebut mulai dari menggosokan akar, serat kelapa, menyepah daun sirih hingga pada sebuah pasta gigi. Semua ditemukan dan dijalankan manusia demi gerbang makanan terpelihara dengan baik sehingga makanan yang masuk menjadi nutrisi yang baik bagi tubuh. Satu engsel saja rusak dalam gerbang makanan tersebut akan membawa celaka pada si empunya, terlebih lagi jika kerusakan engsel gerbang berjumlah banyak pastilah akan menyengsarakan.
Berbagai kerusakan engsel pada gerbang makanan seperti nyeri gusi, nyeri akar gigi, gigi bolong, gigi omopong, sariawan dan yang lainnya. Semua akan terasa sengsara, maka dari itu banyak cara manusia dapat untuk memepertahankan gerbang makanan tersebut agar terpelihara baik. Namun beberapa cara baik modern maupun tradisional tidaklah selalu jodoh dari mulut satu dengan mulut lainnya. Contohnya saya, walaupun sudah bergosok gigi baik pagi, siang, sore dan menjelang tidur masih saja dinding mulut, gusi dan wilayah mulut lainnya sering kena koreng mulut alias sariawan.
Tahu kenapa bisa selalu sariawan padahal sudah rajin menggosokan pasta gigi? Ternyata setiap mulut itu mempunyai karakter yang berbeda-beda ada yang sensitive ada yang kebal seperti kulit badak maupun gajah, kuat dari berbagai zat yang terkandung daripada pasta gigi. Mulut saya termasuk pada katagori sensitive jadi tak boleh kena busa-busa yang pedas atau terasa mint yang kuat. Jadi para pembaca sekalian jika anda seperti saya bolehlah berganti pasta gigi ke pasta gigi tanpa kandungan detergent. Seperti pasta gigi enzim.
Komentar